Mohon tunggu...
Athala Parlambang
Athala Parlambang Mohon Tunggu... Masinis - Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Trisakti

Suka Journalisme Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Bola

Olahraga dan Politik, Dua Variabel yang Tidak Dapat Terpisahkan

30 November 2022   12:54 Diperbarui: 1 Desember 2022   19:51 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada pertandingan-pertandingan Pertama di Piala Dunia, kami mendengarkan banyak sekali kisruh, mulai dari Timnas Inggris, Jerman, Prancis, dan Denmark yang keberatan atas keputusan negara Penyelenggara untuk melarang pemakaian bando Kapten berwarna Pelangi, dan protes terhadap larangan bir. Namun Protes yang paling elegan, dan paling memicut perhatian adalah Protes Iran. Pemain Iran berkeputusan untuk tidak menyanyikan lagu Kebangsaan mereka untuk mengenang jasa Masa Amini, seorang wanita yang meninggal ditangan Polisi Agama. Kisruh-kisruh mengenai LGBT, dan Protes Pemain Iran membuat kami menyadari satu hal, yakni,  dunia Olahraga bukanlah Politik, namun selalu terdapat pengaruh Politik dan campur tangan Penguasa.

Hal ini sebenarnya tidak begitu buruk apabila dipandang dari prestasi, namun tetap dapat dipandang buruk apabila dipandang daripada sisi kepentingan Pribadi para penguasa. Olahraga dan Politik selalu berkaitan satu sama lain, seolah-olah mereka merupakan dua variabel yang tidak bisa dipisahkan. Prestasi Olahraga suatu kota atau negara sering melahirkan permusuhan antarnegara ataupun antarkota. Untuk melihat bukti bahwa Olahraga dan Politik merupakan dua Variabel yang tidak bisa dipisahkan, kami harus kembali ke zaman Yunani Kuno.

Pada masa Yunani Kuno, perhelatan Isthmian  sudah dipenuhi dengan Propaganda. Perhelatan Isthmian Games merupakan Pesta Perhelatan Olahraga yang diadakan satu tahun sebelum dan setelah Olympiad diadakan, dan dapat disaksikan oleh Masyarakat umum. Salah satu bukti daripada Politisnya Isthmian Games adalah "Kutukan Moline". Pada Perhelatan Isthmia tersebut, terjadi perang antara Herakles dengan Augeas, Putra Aktor. Beliau dibunuh oleh Herakles. Saudara Perempuan dari Augeas, Moline , memohonkan keadilan dari Argives, namun beliau gagal mendapatkannya. Para Corinthians juga menolak untuk membantu, oleh sebab itu mereka dilarang untuk berkompetisi didalam ajang tersebut. Ajang Ishtmia Games juga sering diadakan akibat daripada Tensi yang ada diantara Para Corinthians dengan para Argives. Seringkali pula, sebuah kota menolak untuk bergabung karena betapa Politisnya Isthmian Games ini. 

Selanjutnya adalah Gladiator yang sangat kental dengan Romawi  Kuno. Pada umunya para Gladiator merupakan tahanan Perang, namun, Gladiator juga digunakan sebagai arena pembuktian bagi para Penguasa. Gladiator juga merupakan senjata Pengalihan  para Penguasa untuk mengalihkan rakyat daripada isu-isu sensitif. Para anggota dewan juga memiliki pengaruh yang sangat besar didalam dunia Gladiator ini, karena mereka dapat mengendalikan para Gladiator, dan mengontrol Gladiator. 

Selanjutnya adalah Olahraga di Amerika Serikat . Menurut sebuah Penelitian yang dilakukan oleh  Adam Solate, Olahraga di Amerika Serikat, terutama Olahraga Baseball selalu  bersifat Politis. Pada tahun 1865 an, Amerika Serikat sudah memasuki era "Reformasi". Presiden Abraham Lincoln sedang berusaha sekuat tenaga untuk merubah sistem di bagian Selatan Amerika Serikat, dan para pebisnis sudah mulai mengayomi dan mengamini ide-ide kapitalisme. Kesejahteraan rakyat Amerika Serikat semakin meningkat. Pada masa ini juga para buruh sudah meilhat keuntungan dan mulai berani berserikat untuk memprotes "Majikan" atau lebih sering dikenal dengan istilah "bos" yang kejam. Pada masa tersebut, National League, yang kemudian menjadi salah satu  pelopornya terlahirnya Major League Baseball. William Hulbert, pemimpin pertama daripada National League yang terkenal sebagai cerdas dan kuat, mencoba untuk mempelajari kelemahan daripada National Association of Professional Baseball Players, disingkat NAPBP yang tidak lain adalah masalah keuangan, dan kurangnya persatuan. Dalam hal ini Hulbert dianggap sangat sukses, namun beliau juga merupakan seseorang yang sangat membenci  perserikatan buruh.  Hal ini merupakan batu pertama daripada isu-isu yang dimiliki MLB dengan Asosiasi Pemain, dan pada faktanya, MLB baru mendirikan Asosiasi Pemain pada tahun 1966, sesuatu yang dipelopori oleh NBA yang mendirikan Asosiasi Pemain pada tahun 1954, yang kemudian diikuti oleh NFL pada tahun 1956,MLB Pada tahun 1966, NHL pada tahun 1967,  dan terakhir adalah MLS pada tahun 2003. Peran dan Fungsi sebuah Asosiasi Pemain adalah untuk menegosiasikan  hak dan gaji para pemain. Sebuah Asosiasi Pemain pada umunya diisi oleh pengacara, agen, dan diketuai oleh Para Pemain.  Hal ini sangat efektif, dan menjadikan Olahraga Amerika Serikat sangat demokratis, karena apabila Protes para pemain tidak didengarkan oleh Pihak Liga, besar kemungkinan musim akan ditunda, atau bahkan ditiadakan. Ini sempat terjadi di NFL pada musim 1982 dan 1987, di NHL pada musim 2004-2005 dimana Musim ditiadakan karena NHL tidak kunjung menemui kesepakatan dengan Asosiasi Pemain NHL, dan terakhir adalah MLB pada tahun 2021-2022 dimana Musim terpaksa ditunda. 

Namun dari semua Olahraga, yang Paling Politis adalah Olahraga Sepakbola. Bagaimana tidak? Sepakbola merupakan Olahraga paling populer. 

Contoh pertama daripada ini adalah keajaiban Natal. Pada masa Perang Dunia pertama, terkenal sebuah kisah dimana Prajurit Jerman bertanding Sepakbola dan membagikan bir dan makan bersama dengan Prajurit Inggris. Sesuai dengan para saksi mata, yang memulai aksi perdamaian ini adalahpara tentara Jerman yang dengan beraninya menyanyikan lagu malam Kudus dalam Bahasa Jerman, yang kemudian diiringi oleh para prajurit Inggris yang menyanyikan lagu yang sama dalam Bahasa Inggris. Diketahui bahwa Para Prajurit Jerman memiliki keahlian Bahasa Inggris yang cukup baik, beberapa dari mereka bahkan sempat bekerja di London. Seseorang daripada  Tentara Jerman memberanikan diri untuk keluar daripada barikadenya ,dan bersalaman dengan Para Prajurit Inggris, yang kemudian menjadi sebuah aksi solidaritas antara Prajurit Jerman dengan Prajurit Inggris. Para tentara Jerman membagikan bir, dan mabuk bersama prajurit Inggris. Namun seketika seseorang diantara mereka menemukan bola sepak, dan mulailah mereka bermain Sepakbola sampai dengan bom pertama dibunyikan, yang berarti bahwa pertempuran dimulai kembali. Pertandingan tersebut dimenangkan oleh Inggris. 

Selanjutnya  Jerman pada masa Nazi, dan Jerman Timur pada masa Perang Dingin. Pada masa Perang Dunia kedua, terkenal yang namanya Pertandingan Kematian. Pertandingan Kematian , merupakan pertandingan antara tawanan Perang Kiev dengan Para Petinggi NAZI. 4 Pemain Dinamo Kyiv tergabung didalam tim tersebut. Reportase mengenai pertandingan yang dimenangi oleh para pemain Tawanan Perang tersebut masih tidak jelas. Para petinggi Soviet dan Rusia disebut melebih-lebihkan fakta oleh para saksi mata di Kyiv, menyebutkan bahwa para pemain yang ditahan dan dibunuh oleh para NAZI bukan dibunuh karena alasan balas dendam. Hal ini membutikan kembali bahwa Olahraga kemungkinan digunakan sebagai alat Propaganda, namun ada beberapa kalangan yang menyebut bahwa asumsi Rusia atau yang pada era Perang Dingin dan Perang Dunia kedua resmi dikenal sebagai Uni Soviet, merupakan sebuah fakta yang benar. 

Namun terlepas dari salah atau benarnya fakta tersebut, NAZI pada faktanya memang gemar menggunakan Olahraga sebagai alat Politik, atau setidaknya Politik NAZI mempengaruhi Olahraga tertutama Sepakbola. Pada masa tersebut, klub dengan pemain-pemain atau Petinggi Yahudi gemar sekali memecat para Petinggi mereka yang berdarah Yahudi, dan pemain mereka yang berdarah Yahudi. Kasus paling terkenal adalah Kurt Landauer, petinggi Bayern München yang memiliki darah Yahudi. Beliau tidak dipecat, namun mengundurkan diri dari jabatannya. Meskipun begitu, setelah beberapa bulan, beliau berkeputusan untuk kembali bekerja bagi Bayern München, dengan segala keberaniannya. Kenekatan ini ia lakukan berkat cintanya terhadap Bayern München. Pada masa tersebut, tim-tim besar Jerman sepeti Bayern München dan Eintracht Frankfurt rugi karena terpaksa memecat yang berdarah Yahudi.

Setelah Perang Dunia kedua, terjadilah Perang Dingin. Terpisahlah Jerman menjadi Timur dan Barat. Petinggi Komunis Jerman Timur kerap kali menggunakan Olahraga sebagai alat Politik, seperti negara-negara blok timur pada umumnya. Salah satu kasus adalah Heidi Kruger. Heidi Kruger merupakan seorang transgender yang merubah kelaminnya dari Wanita menjadi Pria, karena Intelijen Jerman Timur memberikan pil kepadanya yang lambat laun menumbuhakn Hormon lelaki didalam tubuhnya. Beliau memang sukses didalam bidangnya, namun dikarenakan pil tersebut, beliau terpaksa menggantikan kelaminnya pada tahun 1990an setelah Jerman bersatu. Pengaruh Politik Jerman Timur didalam Olahraga tentu dapat dirasakan dibidang Sepakbola dimana Intelijen Jerman Timur mensponsori BFC Dynamo Berlin, Dynamo Dresden (dua klub yang menemukan talenta seperti Matthias Sammer, dan Falko Goetz), dan akte "leder" yang dalam bahasa Indonesia berarti bulu. Pada awal 1970an, Sepakbola Jerman Timur merasakan kejayaannya, timnas mereka merebut medali emas di ajang Olimpiade 1972 yang diadakan di Kanada, FC Magdeburg menjuarai Cup Winners Cup 1974, dan timnas Jerman Timur masuk Piala Dunia untuk pertama kalinya, yang dihelai dinegara tetangga mereka, yang sekaligus merupakan musuh bebuyutan Mereka, Jerman Barat. Pada Piala Dunia 1974, intel Jerman Timur mengeleluarkan akta bulu dan menyuruh timnas Jerman timur untuk menang lawan musuh bebuyutan mereka. Intelijen Jerman timur membantu dengan menyeleksi pemain-pemain yang dapat berpergian ke Jerman Barat, dan bahkan para pendukung negeri Komunis tersebut pun mereka lakukan seleksi untuk memastikan  bahwa mereka akan sukses di Jerman Barat, dan untuk memastikan bahwa tidak ada yang kabur menuju barat. Alhasil mereka sukses di ajang Piala Dunia 1974, meski tidak sesukses sang tuan rumah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun