Mohon tunggu...
atanera de gonsi
atanera de gonsi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Menafsir Arti Kehilangan dalam Lagu Memiliki Kehilangan dari Letto

11 Maret 2023   11:41 Diperbarui: 11 Maret 2023   11:48 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Letto (Noe) menulis lagu memiliki kehilangan berangkat dari sebuah pengalaman akan kehadiran sesuatu atau "yang lain" dalam hidupnya. "Yang lain"  itu pernah hadir bersama dirinya. Yang lain itu pernah hidup dan ada bersamanya. "Yang lain"  yang pernah ada dan hadir bersama kini telah tiada. "yang lain" yang pernah hadir dalam hidup bersama kini telah pergi dan hanya meninggalkan ingatan atau kenangan. "Yang lain" yang pernah hadir bersama itu tinggal kenangan, dan kenangannya masih melekat di hati, dan sulit untuk dilupakan. Pengalaman akan kehadiran dan pernah ada bersama ini dibahasakan oleh Letto (Noe) dalam syair "tak mampu melepasnya, walau sudah tak ada, hatimu tetap merasa masih memilikinya".

Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan kehadiran orang lain. Karena itu manusia terus berupaya menemukan diri dalam kehadiran dengan sesama. Gabriel Marcel seorang filsuf asal Perancis mengatakan bahwa kehadiran merupakan kodrat manusia sebagai pribadi yang berelasi secara utuh dalam persekutuan dengan sesama. Marcel mengakui bahwa eksistensi manusia adalah ada bersama dengan yang lain (to exist is to co-exist).

Manusia merupakan makhluk yang sedang bersiarah menuju kebersamaan. Dalam mewujudkan kebersamaan itu mesti adanya saling keterbukaan.  Keterbukaan berarti orang menempatkan diri sebagai pribadi yang mau mengenal dan membiarkan diri dikenal orang lain.  Dalam ada bersama tersebut manusia membina hubungan yang memungkinkan lahirnya kenangan dan pengalaman bersama.

Menurut Gabriel Marsel cinta merupakan kesempurnaan dari misteri kehadiran. Cinta mengajak engkau hadir untuk membangun hidup bersama aku. Dalam cinta, aku menerima engkau sebagai pribadi yang selalu hadir dan tak pernah mati. Cinta tetap bersinar di Kedalaman hati. Engkau yang sudah mati tetap hadir sebagai cahaya yang menyinari hatiku. Dalam cinta relasi itu selalu berlanjut. Kematian dianggap sebagai luka dari kebersamaan kita yang telah lama ditata dalam cinta. Lagu "memiliki kehilangan"  merupakan gambaran dari pengalaman cinta yang malahirkan kenangan bersama, dan kebersamaan itu telah tiada oleh kepergian yang lain dari hidup bersama. Walaupun yang lain itu telah pergi, namun kenangannya masih tersimpan dalam ingatan.  Hal ini secara kasat mata ditemukan dalam syair "tak mampu melepasnya, walau sudah tak ada, hatimu tetap merasa masih memilikinya".

Kedua, Kehilangan mengandaikan pernah memiliki

"Rasa kehilangan hanya akan ada/ Jika kau pernah merasa memilikinya"

Selain sebagai makhluk sosial manusia juga merupakan makhluk yang membutuhkan sesuatu. Rasa membutuhkan ini pada akhirnya bermuara pada memiliki. Memiliki berasal dari kata milik. Memiliki berarti mempunyai. Memiliki juga merupakan sebuah pengalaman pernah ada bersama. Memiliki selalu pada adanya sesuatu yang hadir dalam diri. Memiliki selalu dalam pengalaman bersama dengan yang lain, dan sesuatu itu sudah melekat menjadi hak milik.

Rasa memiliki mengandaikan adanya pengakuan dari yang lain. Pengakuan akan persetujuan tentang hak memiliki. Pengakuan juga  berangkat dari ada bersama, dan saling membutuhkan. Dalam ada bersama terjalin rasa saling membutuhkan, dan saling memiliki. Dalam aktualisasi cinta misalnya, rasa memiliki ini merupakan sesuatu yang harus dalam menjalin relasi cinta. Itulah alasannya dalam relasi cinta orang sering mengatakan engkau milikku yang paling berharga. Contoh lain saat jatuh cinta seperti inginnya dunia ini milik berdua.

Rasa memiliki akan kehadiran yang lain adalah pengalaman konkrit yang dialami Letto (Noe). kehadiran yang lain dalam kebersamaan memungkinkan keterbukaan dalam relasi yang saling membutuhkan. Ada rasa memiliki dalam membangun relasi bersama yang lain.  Ada rasa memiliki terhadap kehadiran yang lain, yang dalam bahasa ilmu sosiologi yaitu makhluk sosial. Makhluk sosial adalah makhluk yang saling membutuhkan. Ada perasaan untuk saling memiliki dan mempunyai dalam eksistensi manusia.

Pengalaman akan pentingnya kehadiran yang lain membuat manusia untuk saling berbagi dalam hidup bersama. Letto merasakan hidup bersama melalui kehadiran yang lain. Yang lain, dan telah ada bersama pernah dimilikinya, dan kini yang lain itu telah pergi dan menghilang. Rasa kehilangan bertitik tolak pada fakta pengalaman, bahwa yang sudah dimiliki itu sudah pergi. Inilah alasannya, sehingga kehilangan mengandaikan pernah memiliki, sebagaimana yang diungkapkan Letto (Noe) dalam syair rasa kehilangan hanya ada, jika kau pernah memiliki.

Ketiga, Kehilangan adalah fakta yang tak terbantahkan dalam kematian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun