Mohon tunggu...
atanera de gonsi
atanera de gonsi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

"Hiang" Filsafat Menghargai Hidup Orang Manggarai

19 November 2022   09:48 Diperbarui: 19 November 2022   09:53 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Oleh Sirilus Gonsi

Apa itu filsafat? Ada bervariasi jawaban untuk pertanyaan ini. Filsafat bisa dimengerti sebagai sebuah ilmu yang melatih untuk berpikir kritis. Ilmu filsafat juga mengajarkan tentang kebenaran. Melalui ilmu filsafat manusia bisa memikirkan secara rasional tentang realitas hidup, berbicara tentang dirinya sendiri, tentang lingkungannya juga berbicara tentang Tuhan.

Menurut asal katanya filsafat berasal dari kata bahasa Yunani yaitu Philia yang berarti cinta, dan sophia yang berarti kebijaksanaan, kebenaran atau pengetahuan. Filsafat berarti cinta akan kebijaksanaan. Dr. Kondrad Kebung dalam bukunya filsafat itu indah mengatakan bahwa kebijaksanaan yang selalu melekat pada filsafat haruslah dilihat secara universal sebagai suatu kesatuan dan pemahaman yang menyeluruh. Plato, filsuf asal Yunani menjelaskan bahwa kebijaksanaan itu selalu dipengaruhi oleh karya akal yakni kapasitas intelektual untuk melihat kebenaran. Kebijaksanaan yang berisikan intelek dan kebenaran menolong manusia untuk membina hidup yang baik. Ini berarti melalui kebijaksanaan manusia berpartisipasi dalam kebaikan sebagai forma tertinggi.

Setiap orang memiliki filsafat berpikir atau pandangan hidupnya tersendiri sesuai dengan latar belakang hidup, sejarah, pendidikan dan kebudayaannya. Demikian juga dengan orang manggarai yang terletak di Flores Barat. Sebagai sebuah suku yang menghidupkan kebudayaannya ata manggarai (sebutan untuk orang manggarai) memiliki pandangan hidup atau filsafat berpikirnya sendiri. Salah satu yang akan dijelaskan di sini adalah filsafat tentang bagaimana menghargai hidup untuk menunjang kebersamaan dalam eksistensi manusia. Sikap hiang (menghargai, menghormati) merupakan sebuah kebijaksanaan tentang betapa pentingnya menghargai dan menghormati orang lain dalam kehidupan bersama atau co-existensi.

Hiang merupakan suatu kebijaksanaan hidup yang paling tinggi bagi ata manggarai. Hiang  adalah sebuah proses partisipasi orang manggarai dalam proses kehidupan untuk mencapai dan membina hidup yang baik. Hiang merupakan kebijaksanaan hidup untuk mengharhai kehidupan manusia itu sendiri, membina hidup yang baik untuk kebaikan bersama. Hiang adalah kebijaksanaan untuk melestarikan kehidupan itu sendiri.

Secara sosioantropologi, sebutan orang Manggarai adalah sebutan untuk orang-orang yang mendiami wilayah manggarai bagian Flores Barat. Orang Manggarai adalah suku bangsa yang tinggal di Manggarai dengan bahasa aslinya adalah bahasa manggarai. Orang manggarai adalah salah satu suku bangsa yang menghargai hidup itu sendiri. Penghargaan untuk kehidupan itu sendiri melalui kepercayaannya pada Tuhan (imbi Mori). Selain itu mereka juga memiliki berbagai kearifan lokal dan kebijaksanaan hidup untuk menunjang keberlangsungan hidup sukunya.

Secara sosiologis, orang manggarai memiliki kebijaksanaan hidup untuk ada bersama dengan yang lain. Hiang adalah kebijaksanaan hidup untuk kehidupan bersama yang harmonis dan menghindari konflik. Hiang adalah filsafat hidup damai. Jadi Hiang adalah cara pandang tentang hidup, supaya hidup teratur, harmonis, damai, demokratis, dan menghindari konflik dalam keluarga, konflik dengan orang yang meninggal, dan konflik dengan sesama manusia.

Hiang adalah suatu proses kebijaksanaan dan keterlibatan dalam hidup. Hiang, adalah cara hidup dalam konteks ada bersama dengan yang lain juga dengan eksistensi diri sendiri dan keterjalinan hidup dengan Tuhan. Bagi orang Manggarai Hiang adalah filsafat untuk menghargai kehidupan bersama.

Hiang sebagai filsafat hidup tentunya diimplementasikan dalam berbagai jalinan hubungan hidup manusia untuk menjamin eksistensi dirinya dan juga eksistensi hidup orang lain serta keterjalinan hidupnya dengan Tuhan. Sikap Hiang ini dipraktikkan dalam berbagai jenis relasi manusia itu sendiri. Sikap hiang dipraktikkan dalam keterjalinan hidupnya dengan Tuhan, keterjalinan hidupnya dengan orang yang sudah meninggal, keterjalinan hidup dalam keluarga, masyarakat dan juga dengan tamu.

Hiang mori kraeng (Menghargai dan menghormati Tuhan)

Orang manggarai percaya bahwa kehidupan itu berasal dari Tuhan. Manusia, alam beserta isinya diciptakan oleh Tuhan. Mereka percaya juga bahwa hidup dan mati ditentukan oleh Tuhan. Karena itu orang manggarai mesti menghargai, menghormati bahkan menyembah Tuhan. Orang manggarai percaya akan eksistensi Tuhan. Tuhan itu disebut dengan Mori Kraeng (Tuan di atas tuan). Untuk eksistensi Tuhan ini diyakini dengan sebutan Mori ata ngaran, ata jari agu ata dedek (Tuhan itu pemilik, penyelenggara dan pencipta kehidupan). Selain itu Tuhan dilihat sebagai perwujudan persatuan alam semesta dengan sebutan par awo kolep hale, tana wa awang eta. Tuhan sebagai penyelenggara kehidup mesti dihormati dan dihargai supaya kehidupan di bumi ini terus berlanjut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun