Mohon tunggu...
Asyifa Salsabila
Asyifa Salsabila Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Asyifa Salsabila

Asyifa Salsabila Mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia Pendidikan Seni Musik 2018

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengembangkan Karakter Siswa Melalui Literasi dan Adaptasi Kebiasaan Baru

25 September 2021   13:50 Diperbarui: 25 September 2021   13:55 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KKN Tematik Literasi UPI 

COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). COVID-19 dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, mulai dari gejala yang ringan seperti flu, hingga infeksi paru-paru, seperti pneumonia.  

Kasus pertama penyakit ini terjadi di kota Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019. Setelah itu, COVID-19 menular antarmanusia dengan sangat cepat dan menyebar ke puluhan negara, termasuk Indonesia, hanya dalam beberapa bulan.

Pandemi covid 19 merubah tatanan kehidupan diberbagai sector baik secara global maupun regional. Secara komunal maupun personal setiap orang dipaksa ataupun terpaksa harus memasuki perubahan dan sekaligus memahami dampak dan implikasi yang ditimbulkan pandemic covid 19. Salah satu dampak yang paling berpengaruh adalah pembatasan dalam beraktifitas dan berkumpul yang melibatkan banyak orang. Pendidikan adalah salah satu sector yang harus beradaptasi terhadap perubahan  tersebut. Sekolah yang selama ini adalah tempat kumpul dan berinteraksi para siswa, tempat menuangkan segala kreatifitas mereka mendadak menjadi tempat yang harus dihindari sementara. Tidak ada lagi kegiatan pembelajaran di sekolah. Semuanya dialihkan ke rumah dan format pembelajaran pun ikut berubah menjadi pembelajaran daring (online) /dalam jaringan yang dulunya tanpa jaringan (luar jaringan = Luring). 

Setiap perubahan menuntut adaptasi dari pelaku perubahan. Adaptasi adalah respon alami yang dirasakan setiap orang.   Namun respon  yang dihadirkan berbeda-beda tergantung kemampuan beradaptasi dari perubahan tersebut. Kemampuan ini tergantung dari aspek mental (kestabilan emosi), kecakapan, dan respon tanggap.

kebijakan untuk memberlakukan lockdown untuk mencegah penyebaran virus Corona. Di Indonesia, pemerintah menerapkan kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk menekan penyebaran virus ini.Wabah Covid-19 yang hingga kini masih merebak di Indonesia bukan hanya melumpuhkan sektor kesehatan dan ekonomi, tetapi juga sektor pendidikan. Saat ini, pendidikan di Indonesia sedang berjuang untuk terus bertahan di tengah pandemi. Larangan pemerintah untuk berpergian dan melakukan Physical Distancing mengharuskan sebagian besar kegiatan untuk dilakukan secara daring. Tidak terkecuali kegiatan belajar-mengajar.

Proses belajar-mengajar secara daring ini membuat tingkat pengkontrolan guru terhadap siswa sedikitnya menjadi berkurang. Hal ini juga berdampak pada tingkat literasi siswa di Indonesia yang terus menurun.

Perubahan ini tidak mudah dijalani baik guru, siswa maupun orang tua sendiri.  Sebelum pandemic Covid 19, Guru di sekolah yang biasanya mengajar  berinteraksi dan tatap muka dengan siswa kini harus  mengajar dari rumah (Teaching from home). Salah satu konsekuensi yang muncul guru diperhadapkan dengan penggunaan teknologi pembelajan jarak jauh (daring). 

Perubahan ini menjadikan guru dituntut lebih adaptif. Adaptif dengan kebiasaan baru. Dengan membangun persepsi bahwa momentum Pandemi mengajarkan banyak hal , yaitu pengalaman baru, keterampilan baru , dimana belajar dan mengajar dari rumah memberi akses lebih global. Menjaga semangat dan terus belajar autodidak dari berbagai referensi dan aplikasi pembelajaran, serta   terus membangun komunikasi antar sesame guru melalui MGMP Daring, untuk saling berbagi,  adalah bagian langkah taktis yang dilakukan oleh guru selama masa pandemic covid-19 . Teaching from home tetap dapat menyuguhkan pembelajaran yang menyenangkan jika setiap kendala dimaknai sebagai tantangan.

Literasi sangatlah penting untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Apalagi dalam dunia pendidikan yang memberikan dampak terbesar untuk kemajuan bangsa. Dengan kemajuan teknologi saat ini memungkinkan seseorang mendapatkan informasi ataupun ilmu pengetahuan dengan sangat mudah dari berbagai media. Hal tersebut akan memunculkan tantangan-tantangan yang tidak dapat dihindari bagi setiap negara. 

Salah satunya Indonesia yang memiliki tingkat literasi yang rendah. Kebanyakan orang Indonesia sendiri lebih suka menatap layar gadget berjam-jam dengan segala aktivitas di dunia maya dibandingkan membaca buku. Bahkan mungkin orang Indonesia hanya membaca 1 atau 2 buku dalam setahun.

Rendahnya minat baca siswa masih menjadi persoalan dalam dunia pendidikan yang harus segera diselesaikan. Pemerintah membuat kebijakan melalui program Gerakan Literasi Sekolah yang mewajibkan siswa membaca buku selama 15 menit sebelum jam pelajaran dimulai yang dimaksudkan untuk meningkatkan minat baca siswa. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kemampuan dan minat baca siswa melalui pelaksanaan program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang telah diterapkan di sekolah, peran warga sekolah terhadap program ini sangat dibutuhkan untuk tercapainya tujuan awal terlaksananya program Gerakan Literasi Sekolah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa minat dan keterampilan siswa dalam membaca masih sangat kurang. Maka dari itu melalui program Gerakan Literasi Sekolah diharapkan siswa dapat menanamkan kebiasaan membaca dalam dirinya. Siswa memerlukan arahan dan bimbingan dari guru agar dapat memahami tentang pentingnya membaca. Program Gerakan Literasi Sekolah yang telah diterapkan oleh pemerintah diharapkan siswa dapat lebih memiliki kesenangan dalam membaca.

Dalam Program KKN Tematik Upi 2018 dengan program webinar ini,kami mengundang Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia yaitu Prof.Dr. Drs.Aceng Ruhendi Saifullah, M.Hum dan Dokter Umum RSIA Mitr Plumbon Majalengka yaitu dr. Rifqi Aziz fauzan. Webinar tersebut berisikan pemaparan oleh Prof. Dr. Drs. Aceng Ruhendi Saifullah, M.Hum yang berjudul "Agenda Literasi Holistik Di Era Pandemi" dan Pemaparan oleh dr. Rifqi Aziz fauzan yang berjudul "Implementasi Pencegahan Penularan COVID-19".

Siswa SMPN 12 BANDUNG ini sudah terbiasa dengan kegiatan belajar daring.Dalam pertemuan program webinar ini juga memperlihatkan bagaimana antusiasnya untuk tetap belajar di tengah pandemi yang masih merebak. Siswa-siswa ini juga masih terus berharap untuk dapat kembali bertemu di ruang kelas dan belajar bersama secara luring. Kami berharap program webinar yang kami lakukan dapat meningkatkan minat literasi dari siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun