Mohon tunggu...
Aswin
Aswin Mohon Tunggu... Lainnya - Setiap waktu adalah kata

Berusaha menjadi penulis yang baik

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Kekuasaan Subyektif dalam Secangkir Kopi

21 September 2022   06:01 Diperbarui: 21 September 2022   06:22 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Pexels.com/Ilustrasi

Namun relaitas menunjukkan, bahwa kehidupan politik-kekuasaan telah membawa konsekwensi yang relatif sangat signifikan dalam kehidupan mereka (warga masyarakat), sebut saja persoalan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). "Kebijakan konyol dengan menaikan harga bahan bakar minyak, " demikian ungkap salah seorang diwarung kopi, dengan emosinya. 

Memanglah, konyol. Betapa tidak. Warga masyarakat diberikan BLT sosial hanya berlaku sementara (3-4 bulan). Sementara itu, kenaikan harga BBM berlaku permanen. Dan relatif sangat konyol lagi ketika harga kenaikan harga BBM itu pun diikuti dengan kenaikan harga barang barang yang dikonsumsi warga masyarakat. 

Sebagai contoh : Ketika saya memesan ojek online dengan tujuan ke Cikini, yang biasanya membayar lima belas ribu rupiah, berubah menjadi seharga dua puluh satu ribu rupiah. Dan hal itu, baru diketahui ongkos angkut orang.

Belum lagi jika kita menghitung untuk ongkos angkut barang-sembako dari satu daerah kedaerah lainnya. Atau dari ruang produksi ke ruang distribusi, hingga ke agen agen, pasar pasar dan warung warung modern dan tradisional, pastinya harganya akan berubah-naik. 

Sementara gaji pegawai-buruh atau pekerja lepas tidak mengalami kenaikan gaji yang relatif cukup signifikan. Ngeri!  Kemiskinan akan bertambah jumlahnya. Dan kemungkinan besar juga, kelaparan pun akan menyseuaikan mengikutinya. Bertambah jumlahnya secara signifikan 

Kekonyolan pun bertambah, ketika orang orang di Gedung Kura Kura Senayan (DPR RI), membuat suatu rencana untuk menghapus subsidi listrik 450 watt, dan menggantinya menjadi 900 watt, lantaran PLN memgalami surplus energi listrik. Dan untuk mensiasati hal tersebut, maka pilihan solusi altrrnatifnya ialah dengan menghapus subsidi listrik 450 watt, menjadi 900 watt, dengan membuat alasan bahwa subsidi 450 watt itu diduga tidak tepat sasaran. 

"Kalau menjadi pemimpin hanya bisa menaikan harga, orang rendahan dan tak memiliki pendidikan pun bisa, " demikian tukas salah seorang lainnya di warung kopi. 

Ngeri. Ngeri sekali jika kita membaca struktur kepemimpinan yang digagas oleh seorang Plato. Filosof Yunani itu memberikan struktur ideal kepemimpinan suatu negara : Pertama ialah Filusuf, Kedua ialah Tentara, dan Ketiga ialah Pedagang. Dan pemimpin negara kita, Indonesia konon adalah seorang pedagang. 

Dan pedagang umumnya lebih cenderung mencari keuntungan, bukan mencari kerugian. Dan konon katanya, roda pemerintahan ini telah dikelola oleh para pedagang (oligarki). Negara telah dijadikan oleh alat kepentingan oligarki untuk memperluas wilayah kekuasaan dan menambang kekayaannya. Rakyat dijadikan mesin penghasil uang (jackpot) untuk mengisi kantong kantong kosong didalamnya. 

Rakyat dibiarkan sekarat kehidupannya. Berani bersuara dan berontak, maka senapan aparat siap merapat dan menembus kehidupan rakyat. Wafat. Pernah dengar tentang revolusi industri pertama di inggris. Inggris pun telah terbelah menjadi dua bangsa, bangsa miskin dan bangsa kaya dalam satu negara. 

Demarkasi itu telah dibuat atau dipaksakan oleh kaum pedagang, oligarki. Dalam sebuah cerpen Saor Siagian, dengan lugas diceritakan kehidupan rakyat Inggris, terutama rakyat miskin. Kehidupan rakyat miskin yang disishkan kepinggir pinggir kehidupan sosial ekonomi pemerintahan yang cenderung oligarkis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun