Mohon tunggu...
Aswin
Aswin Mohon Tunggu... Lainnya - Setiap waktu adalah kata

Berusaha menjadi penulis yang baik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ruang Kemerdekaan, Kemerdekaan Oligarki

16 Agustus 2022   16:00 Diperbarui: 16 Agustus 2022   17:03 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lomba catur HUT RI ke 77, RW. 01, Kelurahan Harapan mulia, Kemayoran, Jakarta pusat. Foto: Ali Sahid/Ilustrasi

Ruang adalah suatu realitas yang harus kita lalui dan hadapi didalam kehidupan. Ketika kita gagal membaca ruang, maka kita pun gagal dalam membaca sejarah. Karena kehadiran ruang itu tidaklah berdiri dengan sendirinya, melainkan terkait dengan waktu, sehingga lahirlah peristiwa peristiwa sejarah sosial, politik, ekonomi, hukum dan seterusnya. "Ruang adalah pengalaman luar. 

Sementara waktu adalah pengalaman dalam, " demikian nyanyian Imanuel Kant. Dan untuk dapat memahami ruang, atau memahami teorinya Kant, kita dapat membaca catatan harian dalam buku diary. 

Exampleir : Kita dapat mengetahui diri seseorang, yakni saat dirinya berada disebuah toko buku dan bertemu dengan seorang kawan lama sekolahnya semasa di sekolah dasar, atau bertemu dengan seorang laki laki dan jatuh hati untuk yang pertama kali dalam kehidupannya sebagai seorang wanita.

Tidak ada ruang kosong dan hampa didalam kehidupan semesta, khusunya didalam kehidupan manusia. Termasuk dalam ruang ruang museum yang dibangun dan dirawat oleh negara, pemerintah pusat maupun daerah. Meskipun kita memasuki ruang ruang itu hanya terdapat benda benda, seperti patung patung berupa manusia, kendaraan roda empat dan tiga, mesin ketik, senjata senjata dan seterusnya. 

Ketika memasuki ruang ruang itu, tanpa merasakan sentuhan didalam kesadaran kita, maka (boleh dikatakan) kita telah gagal membaca dan memahami makna ruang didalam kehidupan sejarah bangsa Indonesia. "Manusia tak memiliki kodrat, yang dipunyainya ialah sejarah, " begitu Ortega, memastikan tesisnya. 

MENGGELAPKAN SEJARAH

Tak ada yang lebih gelap selain kematian. Bahkan sangat gelap. Karena kematian tidak lagi mengenal ruang ruang fisik dan waktu pergerakan hidup didalamnya. Sunyi. Bisu. Gelap. Dan kegelapan adalah suatu hal yang tidak dipengenkan oleh  makhluk yang bernama manusia (secara umum). 

Namun berbeda halnya dengan para kaum politisi (mesum) dan oligarki. Mereka adalah makhluk makhluk yang gemar bermain diruang ruang kegelapan. Bahkan jika bisa apa yang sudah terlanjur terang digelapkannya. Karena kegelapan adalah cahaya bagi kehidupan mereka. Jika ruang ruang kegelapan sedikit saja bocor dan tembus oleh cahaya dari luar, maka mereka akan segera (merasa) terusik dan terancam kehidupannya.

Runtuhnya rezim orde baru dan lahirnya orde reformasi diharapkan mampu melahirkan cahaya kebudayaan Indonesia yang sesungguhnya. Namun sebaliknya, cahaya kebudayaan Indonesia yang berwawasan Pancasila dan Undang undang Dasar 1945 itu semakin memudar. 

Bahkan menjadi gelap. Pasca reformasi tata kelola pemerintahan (semakin) tidak jelas terlihat dan gelap. Terungkap secara implisit maupun eksplisit, negara telah dikelola oleh segelintir orang (oligarki). Kehidupan politik, ekonomi, hukum dan keamanan, telah dikelola untuk kepentingan oligarki. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun