Mohon tunggu...
Aswin
Aswin Mohon Tunggu... Lainnya - Setiap waktu adalah kata

Berusaha menjadi penulis yang baik

Selanjutnya

Tutup

Politik

KEZHALIMAN DAN KEADILAN DALAM SUATU PENANTIAN

24 Oktober 2021   19:53 Diperbarui: 5 November 2021   10:21 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(foto: winNetnews.com/Ilustrasi)

Memanglah, bahasa atau kata kata bukanlah hanya letupan angin, kosong, dan tanpa makna. Tetapi kata kata atau bahasa adalah memiliki isi dan kekuatan didalamnya. Ia mampu mempengaruhi jiwa (psikologi) manusia : seseorang, sekelompok orang, dan seterusnya. Tidak mengherankan jika pemerintah didunia, tak terkecuali Indonesia, berusaha mengawal dan mewaspadai pergerakan kata kata dan bahasa, dengan kawalan hukum. Di Indonesia sendiri telah lahir undang undang ITE. Atau undang undang tentang perbuatan tidak menyenangkan; Mencemarkan nama baik; dan seterusnya.

Lalu apa kaitannya dengan bahasa menunggu atau menanti dalam kehidupan kita manusia? Apakah perbuatan menunggu atau menanti juga dianggap melanggar hukum, dikarenakan masuk ranah perbuatan tidak menyenangkan? Lalu siapa yang akan kita tuntut? Apakah menunggu itu adalah makhluk bersosok, berupa dan berwujud, seperti halnya kita manusia? Lumayan akan banyak melahirkan statistika pertanyaan dalam kehidupan kita manusia. Dan manusia pun bingung untuk menjawabnya. 

Tetapi berbeda halnya, dengan dunia politik. Dalam politik itu, semua hal yang tak jelas menjadi jelas terungkap. Sementara yang jelas dan terungkap akan menjadi menguap dan lenyap. Malaikat dan iblis pun dapat dihadirkan dalam dunia politik modern yang berkiblat pada liberlisme dan kapitalisme. Sehingga tidak mengherankan jika sempat terucapkan keruang publik " INDONESIA terserah !". Suatu narasi berisikan tentang kebijakan pemerintah berkuasa yang suka sukanya dan semau maunya, tanpa memahami kemauan rakyat mayoritas didalam mengelola kepentingan rakyat dan negara.

MENANTI HARAPAN

Menanti adalah suatu bahasa yang bisa menghadirkan pada kepasrahan pasif. Menantikan sesuatu atau seseorang yang diharapkan. Namun belum tentu ia datang untuk mewujudkan harapannya. Bisa saja yang datang menemuinya, bukanlah seseorang yang diharapakan, tetapi orang lain yang diwakilkan untuk menemui dirinya. Dan ketika mengutus seseorang kepada dirinya, tentu disana telah terjadi ruang percakapan atau transaksi antara seorang yang diwakilkan dengan seseorang yang ditunggunya. Dengan kata lain, telah terjadi proses percakapan atau transaksi sosial sebelum drinya (yang menunggu) dengan utusan (yang bukan diharapkan kedatangannya) bertemu dalam satu waktu. Dan dengan terpaksa dirinya pun menerima utusan itu, dengan sejumlah catatan yang tidak di inginkan secara psikologis.

Sikap menantian itu bisa mengarah kepada kepasrahan dan kepasifan pada diri seseorang, sekelompok orang dan seterusnya. Namun demikian kata penantian itu juga mampu memberikan motivasi dan spirit bagi seseorang. Menanti akan datangnya hari kematian, pertemuan dengan Tuhan, dan seterusnya, mampu membuat seseorang untuk melakukan hal yang lebih positif, sehingga dirinya berupaya untuk berlomba lomba menunaikan kebajikan didalam kehidupannya.

Jadi, kata penantian itu bisa menghasilkan sikap yang berbeda dalam diri seseorang, bisa bermuara pada bentuk aktifitas, dan dalam bentuk pasifitas. Dan yang akan melahirkan dampak buruk bagi dirinya dan juga bagi orang lain itu ialah ketika penantian itu dipersepsikan datangnya Mesiah, Imam Mahdi, Ratu Adil, dan seterusnya. Mereka menanti kehadiran mereka untuk memperbaiki kehidupan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara, yang sudah terlanjur rusak, chaos, dan seterusnya.

Mereka kaum penanti itu, membiarkan kebodohan, kemiskinan dan kezaliman berkelindan meluas dan masif, hingga datangnya sang Mesiah, Ratu Adil, dan seterusnya, memperbaiki. Dan mereka kaum penanti terkesan membiarkan keburukan dan kezhaliman terjadi diwilayah dan negaranya hingga mencapai puncaknya, sehingga sang penyelamat datang untuk memperbaikinya semua.

Ruang ruang penantian itu memiliki kisahnya sendiri. Yakni ada ruang penantian yang dihadirkan oleh seseorang, dan ada ruang yang dihadirkan oleh rezim yang berkuasa. Sama sama ruang penantian. Namun berbeda isi didalamnya. Kedua orang itu, bisa menghadirkan kepada ketidakberdayaan dan kepasrahan disatu sisi, dan mampu menghadirkan ruang kreatif dan aktif pada sisi lainnya. Keduanya tergantung kepada sikap masing-masing ndividu-manusianya. Human behind the system.

Ruang penantian yang dihadirkan oleh rezim kekuasaan adalah suatu hal yang mengerikan dan juga membahayakan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, jika dipimpin oleh rezim berkuasa yang bersikap sewenang-wenang, menindas dan zhalim kepada rakyatnya. Rezim berkuasa akan berlaku korup terhadap negara, baik korup dalam aspek ekonomi, sosial, hukum, dan seterusnya. Mendakwahkan kekuasaannya sebagai suatu hal yang sakral dan rakyat harus tunduk dan patuh pada kebijakan politik dan kekuasaannya, termasuk menzhalimi dan menindas rakyatnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun