Mohon tunggu...
Asty Ulandari
Asty Ulandari Mohon Tunggu... -

a proud daddy's girl

Selanjutnya

Tutup

Politik

Budi Bowoleksono Simpan Rahasia Rezim Penguasa

30 September 2013   15:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:11 1358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Praktik korupsi senanitiasa memanaskan panggung poitik Indonesia. Sejak era Orde Baru hingga rezim kepemimpinan SBY, manuver terencana yang melibatkan uang haram tak pernah bisa tergerus sampai ke akar-akarnya. Ironis adalah kata yang tepat untuk menggambarkan praktik korupsi di tubuh lembaga pemerintahan sekarang ini. Sebagai partai pemenang 2 Pemilu berturut-urut, nama besar Demokrat justru tecoreng ulah kroninnya sendiri. Satu per sartu kader partai berwarna biru ini dicokok Komisi Pemberantasan Korupsi. Sebagian dari mereka cuma bisa pasrah dijadikan tumbal. Namun ada juga yang selamat, dengan dalih mengemban tugas mahapenting di luar negeri.

Seiring dengan penunjukan 22 Duta Besar Indoensia yang baru, Demokrat kembali kecolongan.Salah seorang kader mereka yang terpilih sebagai Dubes untuk Amerika Serikat ternyata punya catatan kelam. Sosok yang dimaksud bernama Budi Bowoleksono. Mantan Sekjen Kementrian Luar negeri itu diduga terlibat korupsi bersama mantan atasannya, Sudjanan Parnohadiningrat. Menurut informasi yang saya terima, kasus ini merugikan negara sebanyak Rp 18 M.

Lalu siapakah sebenarnya Budi Bowoleksono? Selain pernah menjabat Sekjen Kementrian Luar negri, asal-usulnya terbilang misterius. Bahkan sebelum pengumuman 22 nama yang lulus uji kelayakan, nama Budi nyaris tak terdengar. Namun selepas menerima kabar bahwa Budi adalah anggota Demokrat yang tersangkut korupsi, pikiran saya langsung dibanjiri berbagai teori konspirasi.

Mungkinkah Budi menampung informasi rahasia? Ataukah dirinya tak lebih dari sekedar pion yang sewaktu-waktu bisa saja dikorbankan? Jika koruptor kelas kakap macam nazarudin dan Angelina sondakh bisa dibekuk KPK, mengapa Budi langsung direstui komisi 1 DPR untuk berangkat ke Amerika Serikat? Padahal tugas sebagai Duta Besar memerlukan track record nyaris tanpa cela. Pasti ada alasan spesifik yang melosokan Budi dari proper tes. Apalagi pengesahan ini hanya berjarak setahun dari PEMILU dan PILPRES 2014. Dengan reputasi yang sudah tercoreng ke titik nadir, Demokrat pasti ingin menutup semua lubang yang bisa membuat mereka terperosok.. Maka langkah strategis disusun petinggi partai untuk mengamankan “aset” mereka keluar negeri. Selama statusnya masih sebatas saksi, setidaknya masa lalu Budi tak akan dikorek-korek oleh KPK selama mendekam di Amerika Serikat. Jika skenario ini berjalan lancer, keboborokan partai pimpinan SBY terebut masih akan tersimpan rapi.

Teori lainnya adalah mempertahankan eksistensi Barat di tanah air. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Demokrat adalah antek-antek kapitalis yang ditunggangi Amerika Serikat dan kawan-kawan. Jika tak punya sumber”orang dalam”, bagaimana mungkin Amerika dan sekutunya bisa leluasa mengaksploitasi sumber daya alam di negara kita. Namun demikian, kubu Barat juga menyadari kemungkinan perpindahan tongkat kekuasan selepas pesta demokrasi tahun depan. Mereka paham betul Demokrat tak mungkin menang di arena Pemlihan Presiden. Maka sasaran realistiis adalah memenangkan pemilihan wakil rakyat, seraya menjaga kolaborasi dengan tokoh-tokoh berpengaruh diluar negri. Prinsipnya adalah rezim penguasa boleh saja berganti, namun agenda penguasaan sumber daya alam harus tetap berjalan. Secara logika, nasib Indonesia takkan sesial negara-begara di Afrika dan Timur Tengah. Tapi pengurasan kekakyaan alam yang menjadi hak masyarakat pribumi akan terus berlanjut, selama tokoh-tokoh seperti Budi Bowoleksono masih berkeliaran diluar batas yursdiksi hukum Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun