Mohon tunggu...
Astrid Ayu Septaviani
Astrid Ayu Septaviani Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang Muslim, Seorang Perempuan, Seorang Anak, Seorang Adik, Seorang Karyawan, Seorang Mahasiswa, Seorang Teman, dan Seorang Tante dari 3 pengacau kecil. Seorang Pengagum Maria Eva Duarte ( Evita Peron ) semenjak SMP. Evita buat saya simbol kekuatan.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Garwo "Sigarane Nyowo"

11 September 2011   14:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:03 4160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagian orang Jawa menyebut pasangan hidupnya dengan "Garwo" diambil dari "sigarane nyowo" atau biasa disebut separuh nyawa. Saya agak bingung dengan istilah ini. Separuh nyawa, berarti kalau kita kehilangan separuh nyawa kita maka bisa dibilang hidup kita gak seimbang. Tapi bila melihat ke Pengadilan Agama. Mereka yang bercerai tak kehilangan keseimbangan hidup, masih bisa bertahan. Jadi??

Sekitar satu tahun yang lalu, Dimas pernah memberikan definisinya tentang "Garwo" pada saya. Kami mendiskusikannya sepanjang jalan mengantar saya pulang ke rumah, selepas Dimas menemani saya menikmati pertunjukan ludruk di Gedung Cak Durasim Surabaya.

Menurutnya, Garwo adalah saling  memahami. Orang yang kedatangannya menjadi obat bagi setiap lukanya, luka dihati, luka pikiran, luka jiwa, hingga luka raga. Garwo adalah orang yang tidak akan pernah berubah menjadi apa yang dia tidak suka. Orang yang akan membuatnya rela melakukan apapun asal ia bisa memberikan seiris senyum pada orang yang disayang. Garwo adalah orang yang bila ia jauh darinya, maka ia dadanya akan terasa sakit, sesak menahan rasa rindu.

Awal tahun lalu, saya memiliki pengalaman dengan istilah Garwo. Pulang dari rumah Bude di Malang, saya memilih menggunakan bis umum. Tempat favorite saya, bangku tengah paling kiri disamping jendela. Belum 5 menit duduk, bangku sebelah terisi oleh seorang pria. Cincin putih tak bermotif seperti cincin pernikahan melingkar di jari manis kirinya. Ia sangat suka bicara. Sepanjang jalan dari Terminal Arjosari hingga Terminal Bungurasih, ia tak pernah berhenti bicara. Saya menyebut hari itu "Hari siaran radio 24 jam". Roni, 28 tahun asal Kudus, bekerja di sebuah BUMN di Surabaya. Dia bercerita hobi travelling nya, pekerjaannya hingga calon istrinya.

"saya yakin tunangan saya garwo yang baik buat saya" itu yang dia ucapkan ketika menunjukkan foto tunangannya dari ponselnya. Ia juga memamerkan beberapa tempat eksotik yang keren - keren dari ponselnya.

"pengorbanan terbesar saya buat dia "rokok". Dulu, saya bisa ngabisin 2 pack rokok mba 1 hari, tapi setelah 1 tahun jalan bareng dia, sekarang maksimal 4 batang rokok aja hahahaha...."

"disuruh tunangan berhenti ngerokok ya mas?"

"hmmm, gak juga sih. Cuma dia pasti menghindar kalo saya ngerokok. Nah pas itu, saya ngerasa kasihan kalo dia jadi perokok pasif. Dan lagi saya seperti ngerasa ada tembok yang tiba-tiba muncul kalo saya ngerokok".

Mas Roni tak mempermasalahkan tunangannya yang tak bisa masak. Ia sendiri suka bereksperimen dengan masakan. Ia yakin, tunangannya pasti bisa masak enak suatu hari nanti.

"dulu Ibu juga gak bisa masak pas nikah sama Bapak, tapi sekarang Ibu malah punya depot di Kudus, laris pula".

Mungkin benar kata Dimas, Garwo adalah obat. Lihat saja bagaimana tunangan Mas Roni yang mengobati kecanduan Mas Roni terhadap rokok. Mungkin benar juga kata Dimas, Garwo adalah saling memahami. Dan Garwo adalah orang yang bisa membuat dia rela melakukan apapun yang diminta. Seperti Mas Roni yang mengurangi rokoknya, walau tunangannya tak pernah meminta.

Hari ini, saya kembali menemukan istilah "Garwo" di mesin pencari, padahal bukan istilah itu yang saya cari melainkan sebuah tempat di Semarang lah yang sebenarnya sedang  saya cari. Garwo, langsung mengingatkan saya pada Dimas dan Mas Roni. Kini, saya penasaran, siapa pencetus istilah "garwo" pertama kali? benarkah ia menganggap pasangan hidupnya sebagai "separuh nyawa". Wowwwwww, saya gak yakin....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun