Mohon tunggu...
Astrid Ayu Sekar
Astrid Ayu Sekar Mohon Tunggu... Lainnya - Astrid Sembiring

Biotech DWCU

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pencemaran Sungai Opak yang Tak Kunjung Usai

8 Juli 2020   14:18 Diperbarui: 8 Juli 2020   18:05 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Air merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting digunakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya pemanfaatan air ini, maka akan memberikan dampak terhadap kualitas suatu perairan. Dampak yang di timbulkan adalah pencemaran air. Pencemaran air ini banyak dijumpai khasusnya, salah satu contohnya saja adalah sungai opak yang berada di daerah Piyungan, Yogyakarta. Sungai ini mengaliri pemukiman warga yang sangat padat. Pencemaran yang terjadi di sungai opak ini diakibatkan karena aliran air yang melintasi perindustrian, sehingga banyak limbah industi yang dibuang langsung begitu saja ke sungai.  

Pencemaran sungai opak terjadi karena adanya sumber pencemaran yang masuk kedalam badan air. Selain itu pencemaran juga terjadi akibat adanya limbah dari industri dan pertanian warga yang di buang begitu saja kesungai tanpa diolah terlebih dahulu. Pada limbah pertanian, biasanya akan dihasilkan dari bahan pupuk yang mengandung zat-zat kimia. Sedangkan sumber pencemaran limbah pabrik berasal dari industri pengolahan kulit. Sumber pencemaran lainnya juga datang dari rembesan tpst piyungan. Hal ini disebabkan karena banyaknya tumpukan sampah sehingga akan menghasilkan limbah lindi. Limbah lindi inilah yang nantinya masuk ke sungai dan mengakibatkan sungai mengandung krom.

Dampak yang terjadi akibat pencemaran adalah masyarakat akan kesulitan dalam mendapatkan air bersih, sumber makanan berkurang, dan munculnya berbagai penyakit. Dengan tercenarnya sungai, maka sumur-sumur warga yang di aliri oleh sungai juga akan tercemar. Sehingga bila dikonsumsi dalam jangka waktu panjang, maka dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Selain manusia, biota didalam air juga terganggu kehidupannya. Selain itu, dengan adanya pencemaran air yang berasal dari limbah domestik dan septic tank apabila masuk kedalam sumur warga, maka kandungan nitrat akan meningkat. Sehingga bila air sumur di konsumsi oleh bayi berusia 4 bulan akan mengakibatkan bayi berubah jadi biru. Hal ini disebabkan karena kandungan nitrit yang banyak dalam tubuh bayi dan akan berikatan dengan hemoglobin sehigga menghambat oksigen untuk masuk dan teraliri dalam tubuh

Dalam melakukan monitoring terhadap pencemaran yang terjadi disungai opak, dilakukan melalui analisis biologi, fisik dan kimia. Dimana masyarakat akan terjun langsung kelapangan untuk mengukur beberapa parameter seperti BOD,COD,pH, Suhu, dan pengambilan sampel organisme di sungai untuk diteliti kandungan krom yang terdapat dalam air yang telah dikonsumsi oleh organisme.  Namun sebenarnya saat ini telah muncul beberapa cara baru dalam monitoring, yaitu dengan bioindikator. Dengan memanfaatkan mikroorganisme untuk pengujian kondisi lingkungan. Karena keberadaanya yang sensitif terhadap perubahan lingkungan. Selain itu, monitoring juga dapar dilakukan secara online, dengan membangun beberapa stasiun di beberaoa daerah dan menyiapkan operator disetiap daerah tersebut.

Untuk mengurangi terjadinya pencemaran sungai, maka upaya yang  dilakukan berupa perbaikan pengolahan limbah yang harus di treatmen terlebih dahulu. Sehingga limbah yang dibuang tidak begitu saja ke sungai, namun diolah terlebih dahulu agar kandungan zat kimianya tidak ada. Lalu dilakukan penanaman beberapa pohon di sekitaran sungai yang bertujuan agar akar pohon dapat menyerap polutan. Dan yang terakhir adalah dilakukannya gotong royong bersama dengan menetapkan jadwalnya secara rutin dan melakukan pengerukan sungai. Sehingga dengan melalukannya secara rutin, maka sungai akan menjadi indah tanpa adanya pencemaran.

Refrensi :

Puspitasari, Dinarsi Eka. 2009. Dampak Pencemaran Air Terhadap Kesehatan Dalam Prespektif Hukum Lingkungan (Studi Kasus Code Di Kelurahan Wirogunan Kecamatan Mergangsan dan Kelurahan Prawirodirjan Kecamatan Gondomanan Yogyakarta). Mimbar Hukum. Vol 21, No.1. Hal 23-24.

Wahyono Heru Dwin 2018. Penerapan Teknologi Online Monitoring Kualitas Air di Indonesia. Posch Teknologi Lingkungan. Jakarta

Yohanes Benny,dkk. 2019. Kajian Kualitas Air Sungai dan Upaya Pengendalian Pencemaran air. Indonesia Journal of Environment Education and Management. Vol 4, No. 2.

Zamroni Yuliadi, Galuh Tresmani, dkk. 2017. Monitoring Kualitas air Sungai Ait Ambat Menggunakan Makroinvertebrata Biotik Indeks. Jurnal Ilmiah Ilmu Biologi. Vol.3, No.3. Hal 105-109.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun