Mohon tunggu...
Astrid Maharani
Astrid Maharani Mohon Tunggu... Dokter - belum bekerja

turu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kunang-Kunang yang Setia

21 November 2022   00:50 Diperbarui: 21 November 2022   00:50 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Terlebih lagi dengan kabar pernikahan ini pasti membuat Luna kecewa berat tetapi Alister pun terpaksa menyetujui pernikahan ini demi menyelamatkan nyawa Luna yang terancam bisa dibunuh kapan saja oleh anak buah Zeline atau bahkan dengan tangan Zeline sendiri. Sedari dulu, jika mendapatkan perintah dari Zeline, tidak ada yang boleh menentang dan memprotes perintah Zeline jika tidak ingin berakhir menjadi mayat. 

Kemudian yang menjadi alasan Zeline terus mengancam akan membunuh Luna karena baginya Luna merupakan rakyat atau bahkan pengembala dari kalangan biasa itu tidak pantas berada di sekitar Alister yang martabatnya lebih tinggi daripada rakyat biasa. Dilanjuti dengan alasan kematian Elena, yaitu didasari oleh kecemburuan karena Elena membuat Ibu Zeline tidak lagi sayang kepada Zeline dan Ibunya lebih memprioritaskan Elena dibandingkan Zeline. 

Pada akhirnya Zeline menugaskan Alister membunuh Elena tanpa alasan yang jelas. Kini setelah mengetahui Elena merupakan adik dari Luna, rasa bersalah Alister semakin meningkat dan sebagai gantinya Alister bertekad untuk menyelamatkan Luna dari obsesi Zeline yang terus mengancam untuk membunuh Luna. Alister tidak masalah jika Luna pada akhirnya membenci dirinya namun itu jauh lebih baik daripada ia harus melihat orang yang dicintainya dibunuh oleh Zeline.

 Acara pernikahan sudah selesai, kini tinggal dilanjuti bulan madu yang dilakukan oleh pasangan yang sudah menikah. Zeline yang sedang berdandan bersiap siap melakukan bulan madu dikejutkan dengan sosok Luna yang melihatnya dengan tatapan dingin sambil memegang pedang. Pedang yang sudah siap menebas Zeline kapan saja. 

Zeline tampak ketakutan dan berusaha menyelamatkan diri. Namun sayang sebelum Zeline sempat kabur, perut Zeline sudah kesakitan seperti ada sesuai yang menancap diperutnya yang tak lain merupakan pedang yang sudah Luna hunuskan ke Zelini. Seketika Zeline terjatuh dengan perut berdarah-darah dan Luna kemudian pergi meninggalkannya dengan arah tujuan berikutnya menuju kamar Alister.

 Alister yang baru selesai mandi dikejutkan dengan sesosok wanita yang duduk manis di kursi menggunakan gaun pengantin dengan wajah tertutup jubah. Ia sempat berpikir bahwa itu merupakan Zeline, namun dugaannya salah sesaat Luna kemudian membuka jubah wajahnya. Rupanya Luna sedang menyamar menjadi Zeline. 

Alister yang tidak terkejut dengan kehadiran Luna berusaha menghentikan Luna yang berkali-kali mencoba menebas Alister menggunakan pedang miliknya. Alister meminta maaf karena tidak mengetahui orang yang sudah ia bunuh merupakan adiknya Luna dan sudah mengecewakan Luna berkali-kali. Mendengar pernyataan Alister membuat Luna semakin murka dengan pernyataan Alister tersebut. 

Hingga pada akhirnya Alister tidak lagi berusaha menghentikan Luna yang sedari tadi berusaha menebas Alister. Luna yang menyadari berhentinya sikap berontak Alister mendadak curiga dengan mengacungkan pedang mengarah ke Alister. Alister hanya tersenyum dan memegang ujung mata pedang sambil ditusukkan kearah perutnya kemudian memeluk Luna. Tangan Luna yang sedari tadi tidak memegang kendali pedangnya seketika kaget dengan tindakan spontan Alister. Alister tampak kesakitan dan mulai memucat karena darah yang terus mengalir dari perutnya. 

Sambil memeluk Luna, Alister mengatakan bahwa tidak masalah jika Luna membenci dirinya, namun ia meminta maaf sedalam-dalamnya karena sudah membunuh Elena dan ia pasti akan selalu menemani Luna kapanpun bahkan setelah ia mati. Sesudah mengatakan salam perpisahan, Alister meninggal. Luna masih tidak bisa mencerna kejadian yang baru saja dialaminya kemudian Luna kabur meninggalkan semuanya termasuk meninggalkan ibukota dan pergi mengembala lagi.

  Beberapa hari setelah kejadian tempo hari, Luna kembali menjadi Luna yang dingin tanpa kenal belas kasihan. Ia semakin kejam membunuh sekelompok penjahat yang menyakiti rakyat sebagai pelampiasan karena telah kehilangan Alister. Namun karena tindakan Luna yang berapi-api, membuat dewa murka dan mengutuk Luna tidak akan bisa mati. Luna baru bisa pergi meninggalkan dunia ketika pohon ajaib yang dititipkan oleh dewa bermekaran dan gugur. 

Serta ia tidak boleh melakukan kekerasan lagi termasuk membunuh dan memukul karena pada akhirnya itu tidak akan menolong siapapun namun menyakiti orang yang ingin ia tolong. Dengan keadaan yang berubah total membuat Luna semakin menderita karena ia tidak bisa menolong siapapun yang sedang dijahati oleh para penjahat. Seperti sedang melihat hukum alam melakukan tugasnya membuatnya frustasi sehingga ia mulai perlahan tidak memedulikan yang sedang terjadi disekitarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun