Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tangis dan Senyum

12 Maret 2016   18:12 Diperbarui: 12 Maret 2016   18:47 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kuperhatikan ibu

Dia tidak menangis, namun juga bukan tersenyum

Aku pulang dan tidak membawa buah tangan setanganpun

Karena “kantong glondangan”

 

Ada sebuah kepuasan

Dan itu tidak terkatakan

Ada sebuah tetesan  hujan disinar mentari

Terjadi dinurani hati itu perempuan

Gejolak sanubari itu menjadi biru

Menjadi satu sendu didada ibu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun