Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Syukurlah Kawan, dan Terima Kasih...

18 Agustus 2010   23:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:54 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Merenda benang benang kata, buat anda yang sedang ber- kompasiana, refleksi ringan, topic ringan, mungkin menemani menunggu waktu-waktu kedepannya, untuk apa saja pada bulan puasa ini. Eh daripada ditemani iblis penggoda batalkan puasa anda. Saya sajikan bahan bekal bergadang di Gardu Ronda........

Kita sering melihat dan mendengar seorang ibu menyuruh anaknya mengucapkan kata "terima kasih" ketika anak itu diberi atau menerima sesuatu dari orang lain siapapun orang lain itu. Sapaan: "How do you do, boy ?" dijawab dengan : Fine, thank you ! Tegur sapa orang lain itu ditanggapi tidak hanya dengan jawaban yang diminta, tetapi dilanjutkan dengan ucapan terima kasih atas tegur sapanya itu. Jadi berterima kasih tidak hanya untuk memberi tanggapan atas pemberian barang atau jasa yang kita minta. Tetapi tegur sapa yang diberikan tanpa kita minta juga layak diberikan tanggapan terima kasih. Berterima kasih itu dapat dilaksanakan dengan cara yang sangat sederhana. Mau dengan kode, atau tanda-tanda juga bisa. Itu namanya bahasa isyarat. Menunjukkan rasa senang, suka cita ketika diberi, itu bagi pemberi telah dapat punya arti sebagai ucapan terima kasih.

Berterima kasih lahir dari rasa positip, setuju, senang terhadap perlakuan pemberian barang/jasa dari orang lain kepada kita. Rasa yang dari dalam hati itu dinyatakan dengan penyataan "terima kasih". Dua kata terima dan kasih mempunyai makna khas yang menyatakan isi hati positip yang khas tadi. Paket kata-kata "terima-kasih" itu menjadi salah satu bentuk tertentu dari sebuah "komunikasi", yaitu penyampaian pesan tentang isi hati positip itu. Nah karena telah menjadi "paket pesan". maka wadah yang harusnya berisi pesan hati yang positip itu, seringkali kosong tinggal wadah dengan isi palsu. Hal itu diucapkan oleh orang basa-basi, orang munafik atau yang bermaksud jahat. Perasaan negatip pun dapat memunculkan ucapan terima kasih yang palsu itu.

Syukurlah kawan, dan berterima kasih anda Engkong, Kakek, Nenek, Bunda, Bapak, Abang, Eneng, baca postingan sederhana, buat anda yang sedang menahan diri berpuasa. Syukurlah anda berkesempatan menjalankan ibadah anda dengan khusuk dan lapang dada. Dari jauh saya temani. Wassalam

(seri Ramadhan 6)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun