Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pesan Malam Jumat

16 Januari 2015   17:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:01 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau mau tenar dan aktual tulis analisis dan ramal peristiwa politik. Dinamikanya sedang meningkat. Eksekutip kerja, kerja, kerja. Legislatip pun move on. Yudikatip tambah aksi. Mengingat modal tidak ada, maka inipun cuma mencatat yang keseharian saja.

Di synetron siaran RCTI yang konon terancam dicabut izin tayang, aku belajar dari sosok muslimah yang sholeha cara hidup yang menurut tuntunan agamanya. Katanya : Jangan minta maaf kepada saya, saya sudah memaafkan anda, mintalah ampun kepada Tuhan. Tadinya saya berfikir mungkinkah teman kita harus menunggu saat lebaran........tetapi itu mungkin hanya menunjukkan kebodohan saya saja.

Tadi malam saya mengikuti renungan malem Jumat bulan ini. Pembawa materi ternyata dengan kocaknya memberi pesan yang menyentuh hati saya. Katanya memberi ampun itu adalah “pekerjaan Allah”. Mengampuni itu perkara besar. Manusia layaknya memberi materi, dana harta, atau pikiran, itupun kalau ada. Semua sesuai kemampuan. Jadi gampang saja, kalau tak punya yaah jangan berberat pikiran. Bukankah kita hanya bisa memberikan apa yang kita punyai.

Menyadari menurut tuntunan agama apa saja : pengampunan itu hanya datang dari Allah, maka pertobatan itu jalan kita.

Dengan dan dalam jiwa taubat ditemukan segala pemikiran yang cerah dan positip.

Mengikuti perintah Allah yang Maha Rahim Maha Pemurah, hati kita menjadi terbuka. Khususnya kepadaNya. Sehingga kita bisa berdoa : Ampuni dosa kami seperti kamipun siap mengampuni orang yang bersalah kepada kami. Kita cerah berfikir positip.

Ampunilah orang-orang dalam keluarga. Upayakan itu terutama dan terlebih dahulu. Sebab begitu susahnya kita mengampuni orang yang kesalahannya nampak setiap hari. Semakin akrab semakin tampak borok orang tercium bau busuknya. Dan hanya pengampunan manusiawi yang didasarkan pada pengampunan illahi, dunia akan menjadi cerah pula. Jangan menunggu akhir bulan puasa. (dari hari ini,Mc.2.8dst)

Salam damai, salamku, hormatku Em.Astokodatu.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun