Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Penulis Besar Ditopang Ibunda

28 Agustus 2015   10:59 Diperbarui: 28 Agustus 2015   10:59 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dari salah satu sumber yang saya baca tentang Dia ditutup dengan frase ini : “Rahmat Tuhan yang besar atas dirinya dimuliakannya di dalam berbagai bentuk kidung dan tulisan. Tulisan-tulisannya meliputi 113 buah buku, 218 buah surat dan 500 buah kotbah.” Dan lagi : “Tulisan-tulisannya itu hingga kini dianggap oleh para ahli filsafat dan teologi sebagai sumber penting dari pengetahuan rohani. Semua kebenaran iman Kristiani diuraikan secara tepat dan mendalam sehingga mampu menggerakkan hati orang.”

Dia bernama Agustinus. Sekarang nama itu banyak dipakai orang. Tetapi yang satu ini lahir di Tagaste (sekarang Soukh-Ahras), kota di Afrika Utara, pada tanggal 13 November th.354. Ayah bernama Patrisius, tuan tanah dan wali kota masih penganut kepercayaan Roma Kuno. Tetapi ibunya bernama Monika, seorang Kristen yang taat.

Agustinus sejak kecil memang anak pintar. Maka pada tahun 371 pada usia 17 tahun ia di kirim ke Kartago untuk belajar ilmu retorika. Di Kartago, ia belajar dengan tekun hingga menjadi seorang murid yang terkenal. Namun hidupnya tidak lagi tertib dan jauh dari aturan moral. Pada tahun 383 ia pergi ke Roma lalu ke Milano, kota pemerintahan dan kota kediaman tokoh berpengaruh bernama Ambrosius. Di Milano ia mengajar ilmu retorika. Banyak orang Roma berbondong-bondong datang kepadanya hanya untuk mendengarkan kuliah dan pidatonya.

Telah dikatakan diatas dia bukan sejak awal dikenal sebagai orang baik. Dalam hidupnya ada sahabat karib bernama Alipius. Dia juga menghormati dan selalu ingin belajar dari Abrosius tokoh Milano itu, dan kelak dia ngefans pada tokoh spiritual Mesir bernana Antonius.
Dikisahkan dia pernah menganut aliran Manikeisme, suatu sekte keagamaan dari Persia yang mengajarkan bahwa semua barang material adalah buruk. Sampai pada suatu ketika dia melihat kebodohan Faustus seorang gurunya, maka sejak itu menjadi semakin getol mau belajar, belajar terus.

Pada tahun 387 bersama dengan sahabatnya dia dipermandikan oleh Ambrosius. Sebuah nas Alkitab yang membuat dia tergerak yaitu : “Marilah kita hidup sopan seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam perselisihan dan iri hati. Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.” (Rom 13:13-14).

Pergolakan dan perjuangannya untuk memperoleh kedamaian itu dikisahkan dalam bukunya berjudul “Confessio” (Pengakuan). Dilukiskan olehnya betapa dia merasa sangat terbelenggu oleh kejahatannya dan dosanya serta ajaran sesat Manikeisme. Dia pernah mempunyai anak diluar nikah saat masih muda, namun atas doa dan airmata Ibunya dia menemukan jalan pencerahan dan pertobatan.

Pada tahun 388, ia kembali ke Afrika bersama Sang Bunda. Tetapi memang Tuhan Sang Penata Kehidupan mengatur lain. Monika meninggal setiba di Afrika. Pada awal tahun-tahun di Afrika Agustinus hidup bertapa bersama rekan-rekan. Selanjutnya Agustinus ditabhiskan menjadi imam pada tahun 391, dan bertugas di Hippo sebagai pembantu uskup di kota itu. Sepeninggal uskup itu pada tahun 395, ia dipilih menjadi Uskup Hippo. Tentang dia ini dikisahkan pernah disadarkan oleh anak kecil di pantai yang mau memindahkan “laut” kedalam “lobang” galian pasir yang dibuatnya; ketika Agustinus mentertawakannya, anak itu menjawab: “Lebih gila anda mau memasukkan Misteri Allah kedalam benak anda.” …..

Selama 35 tahun Agustinus menjadi pusat kehidupan keagamaan di Afrika. Sebagai seorang uskup, Agustinus sangat menaruh perhatian besar pada umatnya terutama yang miskin dan melarat. Dialah yang mendirikan asrama dan rumah sakit pertama di Afrika Utara demi kepentingan umatnya. Agustinus meninggal dunia pada tanggal 28 Agustus 430 tatkala bangsa Vandal mengepung Hippo. Jenazah Agustinus berhasil diamankan oleh umatnya dan kini dimakamkan di basilik Santo Petrus, Roma.

Hari ini : Monika (27 Agustus) dan Agustinus (28 Agustus) Bunda dan Putranya diperingati dan dikenang oleh umat Gereja Katolik Roma, Gereja Ortodoks Timur, Gereja Anglikan dan Gereja Lutheran-Sinode Missouri.

Penulis, Penchotbah besar yang didukung oleh Ibunda.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun