Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Nilai-nilai yang Sedang Saya Gumuli (Pelajari)

12 November 2012   17:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:32 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengaruh kompasiana dalam aku menyusun nilai menjadikan saya sendiri terkejut.Lihat saja ini : Dihari Pahlawan kemarin saya menulis…..

“Sikap tanggap ing sasmito adalah suatu sikap peka terhadap situasi, dinyatakan maupun tidak, tetapi situasi itu dapat ditangkap sebagai tanda. Tanda signalemen atau gelagat diterima dan memberi pesan untuk disikapi secara tepat waktu dan tepat sasaran. Maka orang seperti ini akan berpotensi untuk selalu actual, bermanfaat dan baru kemudian menjadi menarik dan inspiratif.” …

(http://sosbud.kompasiana.com/2012/11/10/tanggap-ing-sasmito-para-pahlawan-507899.html)

Seperti halnya para pahlawan menarik perhatian memberi aspirasi Negara dan dinyatakan berjasa (=bermanfaat). Padahal jasa yang diberikan itu terjadi pada zamannya dan saat itu memang tepat waktu (=actual)

Perlu bagi saya ada refleksi lagi.

A. Latar belakang :

a.Pengaruh utama yang saya terima adalah dari arahan Gereja: “Umat diajak beriman secara relevan dan signifikan.”

b.Admin Kompasiana memberi “kolom” nilai artikel: Aktual, Inspiratif, Bermanfaat, Menarik.

B. Penelusuran :

a. Nilai-nilai yang direnungkan disini (A.a.) adalah “mutu keimanan”. Keimanan yang dewasa bukan lagi iman yang “dihafal” dari masa kecil tetapi keimanan orang dewasa. Beriman disadari, dihayati, dikehendaki, dilaksanakan dengan pertanggungan jawab. Itulah beriman mantab. Dalam pelaksanaan sejalan dengan posisi dan profesi setiap orang iman itu harus relevan dan signifikan. Relevan dikandung maksud bahwa mutu iman itu sungguh terkait dengan situasi dan kondisi kekinian orang bersangkutan. Dengan demikian iman efektip bagi “kerja” dan “perilaku”. Perilaku dan kerja orang yang beriman itu nampak bermanfaat sebagai buah iman. Dengan demikian lagi iman itu signifikan, dan berakibat dalam perilaku juga signifikan, atau bisa diuji. Ada bedanya perilaku dan kerja itu antara orang yang beriman dan tidak beriman. Penampakan itu menggejala synkron antara mutu iman dan perilaku dan kerja dengan keimanannya.

b. Sebagai Kompasianer layak bila saya memikirkan nilai yang ingin saya peroleh dalam menulis itu sebagaimana ketentuan-ketentuan Kompasiana yang tertuang pada tata nilai. Tetapi tatanilai sebagaimana dikolomkan pada : Aktual (1), Inspiratif(2), Bermanfaat(3), Menarik(4) rasa rasa belum dirumuskan secara eksplisit dan “definitive”. Sepertinya setiap Kompasianer memakai pedoman atau criteria masing-masing dikala mereka menilai tulisan teman. Saya sendiri seperti berkali kali menggunakannya bisa jadi hanya merupakan perkiraan saja. Aktualitas(1) dituntut oleh jiwa jurnalisme yang mau menyajikan berita peristiwa terbaru. Sementara nilai (2),(3),(4) adalah tuntutan jiwa sosialitas yang relevan dan signifikan.(pinjam istilah kolom alinea diatas)

Nilai-nilai yang saya gumuli saat-saat ini, siapa tahu anda bisa dan berkenan mengambil manfaat. Mengkritisi bahkan mencemoohpun boleh untuk pembelajaran bagi saya.

Terima kasih. Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun