Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Kakek 3: Kluyuran dan Blusukan

29 Januari 2016   05:57 Diperbarui: 29 Januari 2016   07:51 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Mengalirnya angin sepoi sungguh menjalarkan sesirat kesejukan disiang yang gerah. Dibelakang gardu ronda dusun Kaliasat Desa Rangkat tumbuh rindang pohon durian yang megah besar, disampingnya kiri kanan pohon kelengkeng yang bermahkota rendah, menambah sejuknya udara dibawah naungannya.” Disudut itulah ”gubuk mimpi” Kakek Rangkat terletak, ramai dikunjungi tamu atau anak cucu sendiri… Mengingatkan CK 2 ybl.

Sore ini tampak telah datang di gubuk Kakek, ada Bang Halim, Mas Budi, Mas Yayok bahkan Jingga dan Asih. Mas Yayok tampaknya menggebu ingin segera mendengar cerita Kakek, maka katanya :

“Sekarang Kakek pasti mau ceritera pula, bukan?. Cerita fakta itu mudah, semudah intip obyek atur focus dan jarak, klik, jadilah. Tetapi cerita tentang peristiwa masa silam, Bisa dipilih beberapa focus, bisa diatur jarak pandang, sedikit susah menentukan waktu timer sesuai dengan situasi actual. Dan itu tidak semua bisa……. Ayo Kek silahkan”

Tetapi Mas Budi lebih dahulu menyahut karena Kakek memang masih ogah ogah saja: “Ngupadi sedulur” (mencari saudara) cerita kakek sebelum ini mestinya berlanjut dengan issue tentang “ngumpulake balung pisah”, misalanya. Itu artinya : =mengumpulkan tulang (hubungan persaudaraan) yang telah cerai berai =”

Kakek pun langsung menyambut katanya: “ Yaaa, itu terjadi ketika perkawinan antara lelaki perempuan yang sebenarnya masih kerabat (jauh). Tetapi lebih dari itu Kakek mau ceritera lebih nekat, yaitu tentang “mengumpulkan pelbagai pemeluk agama” untuk bermain barengan, makan bareng, berdoa bareng-bareng dalam pertemanan Kakek dari tahun 1974 sampai 1987.”
Setelah ambil nafas dalam, Kakek melanjutkan berkisah :

“Awalnya kesibukan Kakek adalah jelajah desa menghitung pintu mencari saudara menjalin silahturahmi menjual hati terbuka, membeli tegur sapa terima senyum dan canda. Selain hobby dan gerak jiwa, blusukan itu dipacu oleh motivasi politis Kakek juga sebagai aktivis partai. Gaya belajar hidup Kakek sewaktu muda dan petualangan ini sekarang diberi trademark dan brand Jokowi sebagai gaya kepemimpinan…. Bukan main.! Itu juga gaya hidup kakek yang suka “kluyuran” ketika masih muda.”

“Keluarga Adiwardoyo , Suryanto dan Sunaryo dalam cerita sebelum ini mempertemukan Kakek dengan Pak Parjo seorang pengangguran banyak acara. Pak Parjo punya mobil Fiat butut. Mobil yang selalu dibawah asuhan Pak Temu pemilik bengkel mobil yang handal. Dengan ini kakek sering terlibat pada komunitas makelar tanah dan rumah yang dari hari ke hari dipenuhi kegiatan pertemuan dan perjumpaan kelayan dan informan bisnis. Dan untuk itu pula budaya “kluyuran” terdukung.”

“Suatu siang Kakek diajak bertemu seorang mantan TNI. Cerita punya cerita teman baruku ini yang bernama Soni Santosa, dipensiun dini, karena dikategorikan eks PKI golongan C, karena saat terjadi peristiwa G30S itu dia tidak ada dikesatuannya selama 3 hari. Padahal ada surat tugas dia dikirim berlatih menembak dalam rangka lomba di perayaan HUT ABRI tg 5 Oktober “

“Pak Soni ini mempunyai koleksi keris, tombak, dan pelbagai jenis senjata tajam kuno yang katanya bertuah dan ada menyimpan aneka energy masing-masing berbeda beda. Maka benda benda itu diberi nama, atau katanya mengaku sendiri namanya.”
Teman kita dari Sulawesi yang belajar di UGM Yogyakarta, Bang Halim menanyakan dengan kritisnya sebagai mahasiswa S2, katanya :

“Menurut Kakek sendiri tentang keris dsb itu bagaimana ceritanya Kek, apa percayanya Kakek terhadap barang yang dikatakan bertuah dan dikeramatkan itu ?”

Kakek menjawab, katanya : “Saya tidak selalu menerima itu sebagai suatu kebenaran yang mutlak sehingga pantas dipercayai. Tetapi memang banyak pengalaman menyaksikan pelbagai peristiwa tak masuk akal. Namun saya punya pemahaman yang saya sebut “teori”, yaitu teori phisik, teori doa, dan teori rumah. Secara phisik logam kuno itu memang logam dan bahan pilihan. Secara historis memang barang2 itu dibuat oleh Empu, ahli dan pelaku spiritual, maka yang elok itu bukan bendanya itu tetapi doa pembuatnya. Disamping itu benda itu bisa kemudian sebagai symbol, atau peninggalan dan media tanda kepada siapa penerima berkat doa dari si Empu itu. Teori ketiga pemahaman saya bahwa Sang Empu itu mampu juga mengisi atau mengundang roh untuk menjiwai buah karyanya. Boleh percaya boleh tidak itu hanya “teori” yang pembuktiannya sungguh sangat lemah saja.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun