Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sikap Bijak Hadapi Situasi Kritis

29 Juli 2022   17:09 Diperbarui: 29 Juli 2022   17:19 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Batasan kata dan Pola Pikir.

Sikap bijak adalah dasar berpijak menghadapi kehidupan, sejak bertemu peristiwa mengambil keputusan, bertindak hingga mengambil hikmah. Sikap bijak belum menunjuk suatu tindakan final yang menjawab peristiwa itu. Masih harus ada "tindak lanjut" penyelesaian.

Sikon adalah peristiwa termasuk situasi dan kondisi subyek yang harus disikapi dalam kehidupan. Sementara kritis dimaksudkan adalah situasi dan kondisi yang tidak/belum pasti, tetapi sudah harus dihadapi dengan segala kemungkinan yang sedang berjalan.

Untuk sikap bijak menghadapi peristiwa seperti itu kita sudah harus mempunyai pola pikir dari kehidupan sebelumnya mempertanyakan : Apakah semua ini sebenarnya? Mungapa peristiwa seperti ini bisa terjadi? Tindakan apa yang dituntut? Sejauh mana kesiapan saya saat ini untuk bertindak ? Kalau belum siap berarti belum pernah mengantisipasi pengalaman ini, jadi lalu bagaimana bermain waktu menanti bisa ada peluang tindakan yang tepat?

Maka selanjutnya secara keseluruhan terhadap Sikon kritis itu kita harus siap menjawab: Apa Masalahnya, Ambil Keputusan, Melihat Potensi hambatan, Melihat Potensi peluang dan Bagaimana sikap awal sikap bijak itu ?

Belajar Dari Kehidupan.

Illustrasi dalam realita sehari hari.oleh dan dalam masyarakat boleh disampaikan ini:

(satu) Jokowi. Dalam menghadapi kritik yang mau menjatuhkan ataupun sekurangnya mendapat penilaian negatip tertuju pada dirinya, saya selalu terkesan sebagai sikap bijak, tenang (Menep/Jawa), bersumbu panjang menanti proses kematangan dan cairnya sikon yang kritis. Selain menanti sikon kritis dalam waktu menjadi matang dan mencair, juga kematangan kepribadian dalam menahan diri pun menjadi sikap yang tidak semua pemimpin memahaminya. Ada sesuatu yang debatable, bisa menjadi sorotan.

(dua) Kepolisian. Dalam kasus Tembak menembak/pembunuhan terhadap Brigadir J. diberitakan terakhir bagi saya di TRIBUNSUMSEL.COM- Autopsi ulang terhadap jenazah Brigadir J akan menemui titik terang, apakah Brigadir J benar adu tembak atau mati karena dibunuh. Hingga saat ini proses autopsi ulang masih dilakukan dokter forensik di Jambi, Rabu (27/7/2022). Jadi sorotan.Kasus Brigadir J masih terus diselidiki oleh tim khusus polri. Bharada E kini tengah menjalani pemeriksaan di Komnas HAM. Asumsi liar pun muncul mengenai kinerja polisi mengenai pemeriksaan Brigadir J. Ada yang percaya dan tidak percaya kepada kinerja polisi. Mantan Kabareskrim Komjen Pol Susno Duadji menyebut kalau polisi bisa salah, dilansir Youtube Polisi Oh Polisi, Selasa (26/7/2022).

(tiga) Pergaulan keseharian dalam situasi sesaat pada masa lampau seperti karena persaingan remaja, suasana khusus lainnya, bisa jadi pemecahan masalah itu terjadi lama sesudahnya. Karena masalahnya tidak penting dan peristiwa nyata itu bisa dibiarkan tidak pernah terungkap saat itu..Ada pengalaman pada waktu pertemuan reuni teman-teman SMP/SMA berasrama kami selain melepas rindu juga bernostalgia berbagi rasa ketika mereka hidup bersama. Setelah selama 30 tahun 1956-1994 banyak hal menjadi terbuka transparan rasa apa yang dulu menjadi saling pertanyaan tidak terjawab.... persaingan remaja, kemarahan tertahan, maksud baik yang disalah terima, dsb.

(empat) Orang bertanya-tanya, perihal Pilpres 24, sebab berita dan pembahasan sudah ramai. Namun memang situasi yang ini sepertinya tidak cukup kuat disebut kritis dan tetap saja harus disabarkan karena memang "Jokowi effect belum ada pengaruh terhadap salah satu kandidat". Bisa kita ikuti berita ini :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun