Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menelusuri Visi dan Pengaruhnya dalam Kehidupan

21 Juni 2022   16:55 Diperbarui: 21 Juni 2022   17:04 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Belajar dari pakar ilmuwan memulai tulisannya dengan pelbagai definisi, dan ini dari saya hanya membuka Google dan mendapatkan : "Visi merupakan suatu rangkaian kata yang di dalamnya terdapat impian, cita-cita atau nilai inti dari suatu lembaga atau organisasi. Bisa dikatakan visi menjadi tujuan masa depan suatu organisasi atau lembaga. Ia berisi pikiran-pikiran yang terdapat di dalam benak para pendiri."

Hal itu mengingatkan saya gambaran sekitar tahun 1990 ikut menyelenggarakan sebuah seminar pada Hari Pangan Sedunia bersama "petani" dan "mahasiswa". Mereka bahagia dapat merumuskan Visi dan Misi.  Dan memang pada zaman itu saya terkesan dilembaga formal, sekolah dan pelbagai kantor, terpasang didinding atau apa saja yang tampak tulisan Visi dan Misi dari lembaga yang bersangkutan.

Belum lama ini seorang teman lansia, yang masih cukup aktif bermasyarakat baik dibidang sosial maupun ekonomi, datang kepada saya menawarkan suatu bisnis online, dengan maksud membantu kehidupan saya. Penuh rasa terimakasih saya katakan kurang minat berbisnis. Teman akrab ini sudah sering sekali bersilaturahmi kerumah saya untuk obrolan yang akhirnya curhat tentang kesulitan hidupnya, yang sangat sering disengsarakan dijahati orang. Tetapi kemarin ini dia curhat tentang pencerahan yang didapat dari seorang Ustadz yang terkenal. Dia memperoleh kelegaan dan pembenaran bahwa Allah yang akan menghukum mereka yang jahat kepadanya. Dan dia merasa memang beberapa "musuhnya" meninggal dunia. Komentar saya : "Yaah demikian hidup, seperti yang kau alami. Dan sekarang kau mempunyai Visi baru."

Pengalaman teman ini itulah adalah sebuah gambaran visi kehidupannya.  Kehidupan adalah kejadian, peristiwa, pengalaman dan penghayatan kita. Disana ada dinamika yang bersemangat, cepat, intens dan serius, ada pula yang lamban, senang, damai, santai. Bagi teman ini dengan katanya menemukan kelegaan, karena dicerahkan. Dia seperti Melihat, lalu berpendapat, dia memperoleh buah Pikiran mendalam, pandangan yang mengesan.  Itu bagi saya suatu Visi. Visi pribadi yang ditemukan dari pengalaman keseharian.

Teman ini belum bercurhat tentang Misinya. Terus apa kelanjutannya.  Karena dia memang teman akrab maka dengan berani saya memberikan komen dan saran misi kedepannya ini.: "Baguslah, Bersyukurlah, Tingkatkan imanmu kepada Allah. Tetapi yang terpenting juga agar anda tidak selalu merasa didolimi dijahati meskipun kau sudah berbuat baik, tidak ada kurangnya. Ada satu kekuranganmu yaitu getol berhitung kebaikanmu: Lupakan setiap kau berbuat baik pada orang lain, iklaskan masa lalu sebaik manapun, pikirkan kedepan dengan hati bersyukur".

Dalam pemikiran saya ketika itu bahwa setiap orang, setiap manusia itu ditakdirkan untuk menghadirkan kebaikan. Sebaiknya dia mempunyai dengan sadar visi dan misi kehidupan pribadinya.. Mengapa demikian? .....

Yaaa, mari sekali lagi kita melihat secara utuh diri kita. Kemanusiaan kita, kita hayati dan sadari berakal budi, berkehendak bebas, berkecenderungan sosial, tetapi maunya bebas merdeka dan dengan demikian merasa bisa berkembang, berbuat leluasa untuk hidup seterusnya. Itulah hidup yang memiliki pandangan pribadi sendiri, berencana untuk dirinya sendiri dalam keterbatasannya sendiri. Demikian kita manusia hidup bervisi, berkehendak atas dasar Pilihannya, dan berbuat sesuatu untuk hasrat kemajuam dan perkembangannya. Dalam filosofi Jawa dikatakan : Karep-> Niat -> Laku/Tumindak.  Mungkin diterjemahkan : Angan-angan, Niat, Perbuatan.

Dalam cakrawala lebih luas kita perlu dan bisa memilih perspektif dalam Kehidupan yang aneka warna ini. Sekali lagi teringat suasana masyarakat di kurang lebih tahun 1990, ketika sedang marak diselenggarakan "Penataran P4". Untuk pertama kali saya dikenalkan dengan istilah SARA. Saat itu Kewaspadaan dan Kepedulian SARA untuk malawan gerpol PKI yang memperkeruh negeri ini dengan pelbagai perpecahan dan melawan Pancasila.

Beberapa hari yang lalu, Merdeka.com  masih mencatat tentang isu tersebut sebagai peristiwa yang masih aktual. Dikatakan "Isu SARA adalah salah satu isu yang sedang berkembang dengan pesat di Indonesia belakangan ini. ... Salah satu alasannya adalah karena multikulturalisme yang terdapat dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Keberagaman suku, ras, dan agama menjadi isu sensitif semenjak praktik 'politik identitas' mulai digunakan oleh para elit politik dalam kampanye-kampanyenya." 

Apapun tujuan politiknya tetapi Sara adalah berbagai pandangan dan tindakan yang didasarkan pada sentimen identitas yang menyangkut keturunan, agama, kebangsaan atau kesukuan dan golongan. Setiap tindakan yang melibatkan kekerasan, diskriminasi dan pelecehan yang didasarkan pada identitas diri dan golongan dapat dikatakan sebagai tindakan SARA. Lalu ada istilah: 'Sara',yang diidentikkan dengan Visi dan Misi yang berlawanan dengan falsafah Pancasila.

Belajar dari catatan peristiwa terpapar diatas ada beberapa hal saja, yang dapat saya sarikan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun