Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kebijaksanaan dan Cinta Kasih Banyak Diomongkan Berat Dilaksanakan

19 Mei 2022   12:13 Diperbarui: 19 Mei 2022   13:35 1321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kata-kata yang banyak diomongkan, tetapi konon susah dilaksanakan. Tetapi dari tanggal 15 Mei yang lalu hingga kini dua tiga kata itu tak lepas dari mata telinga untuk direnungkan.

Kebetulan tg.15 Mei ini, Hari Minggu keV setelah Paskah dengan pesan renung dari Gerejaku pesan Yesus untuk saling mengasihi, sebagai ciri paguyuban pengikutnya. 

Selanjutnya tg 16 Mei, Hari Raya Waisak umat Budha, dengan thema : Kebijaksanaan menuju Kebahagiaan sejati. Dan tidak kalah mengesan bagi saya hari kemarin saudara seiman,  menghadap Tuhan terakhir sebagai pastur, mahasiswa S3 di IAIN Yogyakarta, dikenal oleh teman-teman seangkatan sebagai aspirator Plularisme.

Untuk menghangatkan pemikiran langsung saja saya kutipkan catatan tentang pastur muda Ag.Suryonugroho pr (1974-2022) dari sumber resmi ini :  Tahun 1998, di Taman Makam Pahlawan Kusumanegara Yogyakarta, di siang yang panas, seorang diri Romo Suryo Nugroho bersujud dan berdoa sambil menahan salib di pundak. 

Salib itu telah dipanggulnya dari Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan, menyusuri jalanan Jogja, sebagai aksi protes atas penculikan beberapa aktivis pro demokrasi pada masa itu. Pada balok kayu salib yang ia panggul, tertulis nama-nama para aktivis gerakan yang hilang dan diduga diculik oleh aparat rezim Orde Baru.

Ini adalah tindakan simbolis yang almarhum pilih. Untuk menyampaikan keprihatinan dan keberpihakan terhadap nilai yang pantas dijunjung tinggi:  kebebasan dan kemandirian menyampaikan kritik profetis atas praktik bernegara.

Di Taman Makam Pahlawan yang panas siang itu, seorang diri, Suryo Nugroho dikepung oleh lusinan aparat bersenjata lengkap dengan berbagai kendaraan taktis. Hanya seorang Suryo Nugroho yang berkeliling memanggul salib, harus dihadapi oleh lusinan aparat bersenjata lengkap dengan beragam kendaraan.  (Sumber: sesawi.net)

Dia ini meninggal kemarin di Hari Umat beragama Budha merayakan Hari Waisak. Bagi saya suatu pengalaman yang menjawab harapan Admin Kompasiana: "bagaimana cara menjalani hidup dengan bijaksana supaya kita dapat menuju kebahagiaan sejati? Apakah kita harus mulai menerapkan ajaran Buddha, seperti belajar kesederhanaan, cinta kasih, hingga mulai menyeimbangkan batin?"  (Kompasiana.com) 

Bagi saya Suryonugroho seorang plurarisme pastur, dia juga S2 dari Roma yang belajar untuk S3 Islamologi itu,  mempunyai rekam jejak dari masa 1998 yang tidak sembarangan. Bagi saya Suryonugroho menjawab pertanyaan Admin Kompasiana. Belum lagi kalau saya memakai pemahaman terhadap pesan Minggu tersebut tadi : bacaan dari Injil Yohanes 13 : 31-33a.34-35 "Perintah baru untuk saling mengasihi."

Yesus memandang rencana jahat Yudas untuk menyerahkan-NYA kepada para pemimpin agama Yahudi dan penyaliban yang akan dihadapi-NYA sebagai cara Allah Bapa untuk memuliakan-NYA serta jalan bagi-NYA untuk memuliakan Allah Bapa, ayat 31-32. Yesus sadar bahwa IA akan berpisah dengan para murid-NYA,IA akan pergi kepada Bapa-NYA.maka berpesan "Aku memberikan perintah baru kepadamu yaitu supaya kamu saling mengasihi,sama seperti Aku telah mengasihi kamu, demikian pula kamu harus saling mengasihi," (sebagai tanda khas pengikutNya). (ayat 34-35).

Suryonugroho dengan damai berempati dan solider dengan korban ketidak-adilan. Sebuah cara bijak melaksanakan cinta kasih dalam bentuk mendekati lengkap. Dan rasa senasib itu masih bisa lebih nampak dalam cerita berikut ini :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun