Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Natal 2021 yang Cerah Mencerahkan

29 Desember 2021   11:42 Diperbarui: 29 Desember 2021   12:20 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Natal 2021 yang cerah mencerahkan hati setiap insan yang berkenan membuka hati sederhananya tanpa diwarnai oleh prasangka apapun di Tanah Air tercinta ini. Betapa tidak. Berita dan media sosial, semua bercerita tentang Natal di gereja-gereja, ibukota, daerah2, kunjungan perhatian pimpinan Negara, situasi  jalan raya, pelabuhan udara, pelabuhan kapallaut dan tempat rekreasi dilaporkan sungguh cerah, aman dan kondusif termasuk untuk protocol kesehatannya.

Taman Margasatwa Ragunan Dipadati Pengunjung saat Libur Natal 2021. Pengunjung melihat gajah di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta, Minggu (26/12/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]. Bapak Menko Mahfud di Surabaya didampingi pejabat tinggi setempat ketika mengadakan kunjungan 'nataru' menyampaikan mantapnya keamanan dan situasi positip berdasarkan laporan terbaru (25/12/2021 Mlm) 

Dan bisa dibaca ini :  Natal, Bukan Hari Raya Keagamaan Semata... (msn.com) yang menegaskan situasi global sebenarnya tentang Natal : "Ya, hari raya yang disucikan untuk memeringati kelahiran Yesus ini selalu diperingati setiap tanggal 25 Desember. Di banyak negara, perayaan Natal bukan hanya hari raya keagamaan, melainkan juga dijadikan sebagai hari libur nasional sekaligus libur panjang menjelang pergantian tahun baru.Tidak hanya itu, seiring perkembangan zaman, ternyata Natal juga diadopsi jadi tradisi keluarga dan budaya."

Pandangan atau wawasan yang berangkat dari suatu keimanan, bernuansa sukacita, terbuka, diperistiwakan, apapun motivasinya itu menjadi peristiwa masyarakat, tersiar terpantau pejabat negara dan dijamin kebebasan ibadat dan kaitannya, serta keamanannya. Bahkan juga dalam bersilaturahmi, berlibur, rekreasi dan perjalanannya. Situasi seperti itu saya tandai dengan kata cerah dan mencerahkan.

Cerah dan pencerahan yang pertama, diperoleh oleh setiap warga Tanah Air ini adalah semacam keterbukaan hati katakan: toleransi, dan kedamaian dalam kebersamaan, lepas dari rasa waswas kekuatiran seperti yang sudah pernah sering terjadi.  Suasana itu sebenarnya lahir dari watak asli bangsa yang bebas dari pelbagai pengaruh negatip.  Bahwa situasi global tahun ini juga menunjukkan sifat keterbukaan seperti tersirat dalam berita terkutip diatas dari MSN.Com. Itu bukan hal yang baru menurut hemat saya. Tetapi seperti sudah tertulis diberitakan memang saat ini tepat berita itu dikemukakan, bahwa Natal bukan hari raya semata keagamaan. Natal dari awal adalah momentum waktu , waktu yang ditengarai oleh kelahiran. Natal dalam sejarah dunia terkait dengan Tahun Baru Masehi. Dan hal seperti itu buat kita Bangsa Indonesia yang berPancasila itu menjadi sesuatu yang wajar, tidak perlu dikupas dipermasalahkan..

Pencerahan yang kedua adalah buah dari ibadah dan atau bagian dari ibadah itu. Bagi yang melaksanakan ibadah Natal, yang pada umumnya dipersiapkan sekitar sebulan sebelumnya dengan perbagai cara lahir batin ibadah Natal tahun ini benar memberi buah sukacita dan pencerahan. Yaitu:  Ada rasa syukur bahwa ibadah itu sendiri terlaksana. Dan disadari membawa rasa bahagia karena pokok pokok iman yang mendasari suka cita itu. Maka pencerahan yang terjadi adalah pemahaman dan penghayatan keimanan itu sendiri yang bisa bebas terlaksana dialami tahun ini kendati didampingi segala ketentuan protokol kesehatan dan tatalaksananya, bahkan jadwal dan ada gilirannya.

Percerahan yang ketiga adalah apa yang nampak sebagai atau dari Niat yang terlahir sesudah ibadah itu. Pandangan buah penghayatan atau kesimpulan dan harapan yang tercetus itu makna yang lebih dalam. Tetapi kedalaman setiap orang itu berbeda, namun kita bisa bicara tentang...... spiritualitas/semangat yang universal.

Padangan yang tercerahkan juga bisa diperoleh dari thema perayaan, atau pesan, pidato sambutan pemimpin. Seperti pesan Presiden Jokowi tersiar di medsos/youtub yang mengatakan : "Natal adalah momentum untuk saling mengasihi..."  Dikatakan banyak hal tentang momentum itu sebagai puncak  pencerahan dari Terang.....dst. (Tiktok). Apabila cukup keberanian seharusnya saya katakan Presiden sendiri pun pasti berbicara dengan "pencerahan dalam sanubarinya".

Sangat wajar saya mengutip pesan Pemimpin keagamaan ini. Paus Fransiskus meminta umat beriman untuk menghargai "hal-hal kecil dalam hidup" dan menunjukkan solidaritas kepada sesama, khususnya kepada orang miskin. Hal ini ia sampaikan dalam misa Malam Natal di Basilika Santo Petrus, Jumat (24/12) waktu setempat.

(....Sekitar 2.000 orang dan 200 tokoh agama hadir dalam Misa Natal ini, mengenakan masker wajah dan menerapkan jaga jarak, sebagai bagian dari langkah-langkah melawan virus corona. Pada perayaan tahun lalu, Missa Natal yang dipimpin Paus Fransiskus hanya dihadiri sekitar 200 orang yang sebagian besar merupakan pegawai Vatikan.....)

Lebih jauh saya pun merenungkan tulisan seorang pastur Agust.Kraeng Ritan CP "Menapaki Jejak Allah disekitar Natal."  mendapat kesan mendalam Keagungan Allah yang dahsyat. Dalam jangka ribuan abad sejak zaman kekekalan ada rencana Allah tentang NatalNya Yesus di hari Natal yang pertama. Dan itu sudah 20 abad yang lalu. Bicara tentang Hari Raya Natal Pastur itu mengajak saat ini menapaki Karya dan "kehadiran" Allah dalam peristiwa NatalNya Isa Almasih........

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun