Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Orientasi Semesta: Arah dan Tujuan

10 November 2021   18:44 Diperbarui: 10 November 2021   18:56 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kata-kata bijak Marcus cukup banyak dan banyak di  "kutip" oleh seorang pemimpin spiritual India bernama singkatnya "Osho",(1931-1990)

"Filosofi Semesta" yang saya maksudkan pendirian atau pandangan Semesta ini, saya kira jawaban pertanyaan yang saya buat sendiri dalam merenungi Egoisme dan Altruisme yang juga muncul dalam merenungi kepahlawanan dan sikap keberanian pahlawan ini. Selain itu pandangan Semesta ini seakan serumah atau serumpun dengan egois dan altruis hanya beda kamar atau beda bahasa dan kebiasaan.

Filosofi semesta mungkin juga disamakan dengan pandangan ekologis. Seorang tokoh yang sering disebut adalah Fransiskus dari Asisi, yang bermadah kepada alam dengan menjebut : saudara matahari, saudari rembulan, saudara langit. 

Tetapi kita kecewa bahwa banyak orang dan atau kelompok yang hidupnya dekat alam, petani, sudah tidak berpandangan ekologis lagi bahkan merusak alam tanah pertaniannya dengan racun pupuk non organik, demi kepentingan keuntungan ekonomisnya..

Filosofi Semesta dalam liku2 kehidupan nyata sudah selayaknya menjadi pandangan yang harus tampak pada kesadaran tentang Tujuan Hidup.

 Orientasi dari, didalam, dan bersama proses alami yang "natural" harus menjadi "kepentingan" dalam mengarahkan hidup kita. Bandingkan ketika kita bertemu dengan seorang egois, anda bilang apa?  Dan anda memuji kepahlawanan orang yang melupakan kepentingan dirinya untuk orang lain, anda seperti itu selayaknya melihat manusia yang menjiwai kepentingan semesta.

Filosof Semesta selayaknya berani berbeda seperti Marcus Aurelius yang seorang kaisar berkuasa berani mengajarkan pandangan hidup semesta seperti dipaparkan dimuka. Kepentingan kekuasaannya tidak takut dirugikan. Naseharnya juga natural alami tidak mengada-ada , jelas, sederhana nyata : "Konsentrasilah pada apa yang kau lakukan. Perbaiki matamu, ingatlah dirimu bahwa tugasmu menjadi manusia baik."  

Ingat tuntutan alam kepada manusia, lalu lakukan tanpa ragu, ucapkan inilah kebenaran seperti yang kelihatan. Katakan itu dengan kebaikan dan kerendahan hati. Tanpa kemunafikan." (Marcus Aurelius) Demikianlah kita dalam komunikasi dan pergaulan.

Orang yang berpandangan Semesta  akan bekerja selalu dengan semangat segar dan efektif.  Karena berprinsip, nalar dan hati, komprehensip, "Globally thinking, technically and locally act.

Seperti Alam berproses dan mencari harmony, keseimbangan alami, manusia yang berpadangan alami naturally akan terbuka pada setiap proses perubahan. Manusia yang demikian akan mau Belajar-terus, dan terbuka pada kritik.

Pada tahapan selanjutnya manusia berpandangan semesta sebenarnya menarik manusia egois dan menjadikan satu dengan yang altruis dengan tindakan dan praksis bukan hanya kata-kata dan debat tanpa henti, tetapi dengan kerendahan hati menindak lanjuti apa yang dipelajari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun