Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Gaya Hidup Komprehensif dan Multivisi

22 Oktober 2021   13:10 Diperbarui: 22 Oktober 2021   13:13 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Gaya Hidup adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah bergantung zaman atau keinginan seseorang untuk mengubah gaya hidupnya. Istilah gaya hidup pada awalnya dibuat oleh psikolog Austria, Alfred Adler dan Ferdinand the Bull, pada tahun 1929. Kata Wikipedia. Sebelum ini sudah saya tulis hal gaya hidup kaitannya dengan tidur siang. Sekarang ini pikiran tergoda menulis lagi hal gaya hidup.

Berawal dari diajak diskusi dengan anak saya tentang kaya miskin dalam berpesiar. Pada suatu hari Sabtu kami suami isteri diajak cari angin ke pantai. Saya terkagum bahwa sepanjang pantai kawasan pantai Yogya selatan itu tumbuh tertib tempat rekreasi atau pesiar. Toko warung hingga rumah makan yg rapi, hotel dan losmen disertai tempat parkir yang sangat memadai. 

Tepian laut agak kedalam tertanam terpelihara pohon pandan dan cemara untuk perindang. Perbedaan kesan dan pendapat diantara yang tua dan muda adalah apa yang ada di tempat parkir umum. Disana lebih banyak mobil daripada sepeda motor. Dan masih sama banyak sepeda onthel yang mahal. 

Pertanyaan saya kapankah orang miskin sempat rekreasi makan angin rilek ke tampat hiburan ini. Saya menjawab sendiri: 'nanti nunggu lebaran dan new normal dari pandemi".

Anak saya menentang pendapat kesan saya, katanya : Bapak jangan mengambil indikator mobil dan sepeda motor untuk yang kaya dan yang miskin. Jawabku: Saya tidak menentang perdapatmu. Tetapi saya saat ini hanya merasa ada perbedaan kaya dan miskin dalam menata "kebutuhan" sehingga hari dan urgensi setiap yang harus dibeayai pasti dipikir "dua kali".

Disini bertambah bahan pemikiran dan permenungan saya karena baru saja saya menerima buku kecil dari seorang teman berjudul:  "Sembuh Tanpa Obat dengan Latihan Olah Diri Sendiri". Buku karya Aloysius Budyapranata Pr ini diterbitkan oleh Yayasan Pustaka Nusatama Yogyakarta 2009. Buku ini menantang saya yang sedang melihat betapa kebutuhan hidup untuk pengobatan sungguh sangat mahal.

Dari pengalaman dan masukan dialog terpapar diatas, dibenak saya mencoba menarik mengambil abstraksi tiga buah-pikir ini

Perspektif dan pengembangan proses berfikir,berdasarkan dialog bapak dan anak.

Rekreasi, sebagai kebutuhan hidup yang semakin dibutuhkan,

Kebutuhan hidup dan fasilitas/peluang , yang merupakan kenyataan hidup yang pasti selalu terrasa dan minta jawaban, a.l. kesehatan.  

Dan  selanjutnya nanti mencoba mengambil pebelajaran untuk suatu gaya hidup dan kebiasaan yang menjadi judul perbincangan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun