Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kesadaran akan Relasi dan Nilai

16 Februari 2021   07:42 Diperbarui: 16 Februari 2021   07:50 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kesadaran adalah awal mula dari pengetahuan. Kesadaran itu peran otak yang tahu. Ketika itu dibareng atau diikuti peran hati yang mau maka lengkaplah warna tindakan manusia yang dilakukan dengan tahu dan mau itu sebagai perbuatan penuh kesadaran.

Relasi adalah hubungan. Kalau relasi itu dilakukan oleh manusia ada banyak orang tahu ada relasi kekeluargaan, hubungan darah, relasi perdagangan, hubungan penjual dan penjual, penjual dan pembeli, pembeli dengan pembeli. Relasi antar pemegang peran demikian banyak jenis, warna dan bobotnya. Bisa ada relasi dan bisa hampir tidak ada, dekat atau jauh, tetap atau sementara.. Semua itu selain banyak hal yang menentukan, tetapi yang sangat menentukan adalah manusia itu sendiri.

Tujuan semua perbuatan manusia adalah memperoleh nilai-nilai seoptimal mungkin. Tentu ada hambatan dan perlu ada upaya. Kesadaran akan relasi dan kesadaran akan nilai saling berpengaruh. Maka dari pelbagai hambatan ada upaya mengatasi hambatan dan upaya menghadirkan nilai. Dan dalam itu juga bisa menemukan nilai nilai baru.   

Mari kita lihat dari pengalaman empiric yang nyata. Apa yang ternyata perlu kita sadari agar nilai bisa dihadirkan dan dinikmati se baik-baiknya..

Kantor berita "jpnn.com,JAKARTA"- beberapa waktu yang lalu memberitakan bahwa Din Syamsuddin dilaporkan selaku Dosen UIN Syarif Hidayatullah, terkait dugaan tentang pelanggaran kode etik aparatur sipil negara (ASN). dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sudarnoto Abdul Hakim bereaksi keras atas pelaporan itu serta menyesalkan tindakan kelompok mana pun yang telah mendiskreditkan dan menyudutkan Prof Din Syamsudin sebagai bagian dari kelompok radikal. 

Sudarnoto menilai bahwa pelaporan itu juga adalah tindakan sebagai bagian dari upaya memecah belah antar elemen bangsa.  Selanjutnya Sudarnoto menyebut tentang Spirit Islamofobia telah berkembang antara lain di Indonesia, dengan dalih radikalisme. Dan tuduhan kepada Din Syamsudin berpotensi kuat menumbuhkan spirit Islamofobia. Maka diperlukan sikap adil dari Pemerintah. .(antara/jpnn)

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas berbicara berkaitan dengan kasus pelaporan terhadap Din Syamsuddin. oleh Gerakan Anti Radikalisme Alumni ITB (GAR ITB) kepada Komisi Aparat Sipil Negara (KASN) dengan tuduhan radikal, anti-Pancasila dan anti-NKRI. Menag Yaqut meminta semua pihak untuk tidak mudah memberikan label radikal kepada seseorang atau kelompok. "Persoalan disiplin, kode etik dan kode perilaku ASN sudah ada ranahnya. Namun, jangan sampai kita secara mudah melabeli Pak Din radikal dan sebagainya. Kita harus seobjektif mungkin dalam melihat persoalan, jangan sampai gegabah menilai seseorang radikal,"dikatakan lewat keterangan tertulis, Sabtu, 13 Februari 2021.

Menteri agama juga melanjutkan dengan memberi petunjuk tentang suatu Nilai negatip terhadap praktek pemberian label/Cap/ Stigma kepada orang lain yaitu kurangnya informasi karena  terjadi sumbatan komunikasi pada suatu relasi seperti yang sedang kita tinjau. Nilai positip yang sebagai alternatif dan solusi maksud dari Bp. Menteri Agama "Gus Yaqut" itu adalah  klarifikasi atau tabayun. (Soal Pelaporan Din Syamsuddin, Menag Gus Yaqut: Kritis Beda dengan Radikal (msn.com)

Berita terakhir :  Menpan RB Tjahyokumolo, menyatakan bahwa Pemerintah melalui Menko Polkam telah menanggapi atas tuduhan itu."Sudah ada pernyataan Menko Polhukam. Maaf, saya tidak perlu berkomentar lagi. Karena pernyataan pemerintah satu (lewat Menko Mahfud)," ujarnya, Minggu (14/2).

Sebelumnya, Menko Polhukam Mahfud MD memberikan pernyataan terkait tuduhan radikal yang dialamatkan kepada Din Syamsuddin, menegaskan sikap pemerintah tidak pernah menganggap Din Syamsuddin radikal atau penganut radikalisme. "Pak Din itu pengusung moderasi beragama (Wasathiyyah Islam) yang juga diusung pemerintah. Dia juga penguat sikap Muhammadiyah bahwa Indonesia adalah Darul Ahdi Wassyahadah. Beliau kritis, bukan radikalis," kata Mahfud dalam akun pribadinya di Twitter, Sabtu (13/2)

Jadi pada peristiwa yang diberitakan oleh beberapa Kantor Berita tersebyt diatas ada relasi terjadi. Sebut saja : Juruberita, GAR ITB, Din Syamsudin, KASN, Sudarnoto/MUI, Pemerintah, Menteri Agama, MenpanRB , Menko Polkam..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun