Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berburu Cinta

30 November 2020   18:51 Diperbarui: 30 November 2020   18:56 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Semula saya mau membuat "foto diri membaca buku Berburu Cinta". Ah itu seperti mau bersaing dengan Pak Anis Gubernur DKI saja. Pesan Bang Pepih N jangan nyontek gagasan orang lain. 

Maka saya menulis saja seperti dulu pernah saya menulis sanjak Berburu Kemanusiaan (dan itu sanjak pertamaku yang dinilai baik oleh Kompasiana) kini saya membuat judul Berburu Cinta.

Awal Peristiwa sederhana. Diberanda Facebook saya seorang sahabat Gendis Pembayun mengirim suatu pertanyaan dan jawaban tentang Cinta. Pertanyaannya: Apakah dirinya sekarang bisa jatuh cinta? Jawabannya: Falsafat Cinta dari seorang bernama Osho, The Rebellious Spirits: Kesalahanmu adalah bahwa cintamu selalu berobyek. Jadi kau bingung. Padahal kau adalah cinta itu, dst. dst.   

Peristiwa berikutnya Facebook lagi menyodorkan postingan saya, kenangan dari 7 tahun yang lalu (Nop.27.2013) Saat itu saya menjawab pertanyaan teman: Kalau aku kesepian, tanpa cinta tanpa gebetan, apa yang harus kuperbuat? Jawabanku tulisan singkat tentang Cinta dan Doa.

Dua peristiwa itu memotivasi saya untuk memburu mencari artikel di Kompasiana dengan thema Cinta. Saya memang merasa Cinta itu saat ini menjadi topik yang menjemukan tidak menarik penulis. 

Lebih menarik menulis tentang peristiwa politik atau Covid, terlebih tokoh-tokohnya, dinamika kontroversialnya. Beda ketika 7 tahun yang lalu. Penulis muda terlebih di jalur fiksi, puisi, humor.

Dalam dua tiga hari belakangan sebenarnya saya sempat menemukan di Kompasiana tidak sedikit ajaran cinta kasih dikemas dalam artikel aneka khususnya puisi dan cerpen. 

Hanya sempat satu artikel kutemui tentang Cinta di jalur Filsafat. Dan hampir semua artikel yang dinilai inspiratip sebenarnya penuh pesan moral dan menurut saya selalu bersifat sosial. 

Yang saya kenal dalam karya tulisnya Bapak Ibu Tjiptadinata selalu memuat pesan cinta kasih keadilan untuk kehidupan pribadi dan sosial. Dalam hal dugaan kurangnya artikel cinta kasih, saya agaknya keliru. Namun tanpa sengaja berburu, tidak akan saya menyadarinya.

Memang pada tahun-tahun 2012-2013  beberapa sempat saya baca lagi dari arsip tulisan saya sendiri. Juli 23.2012 berjudul Batas Dosa dan Batas Cinta, mengarah pesan Salah Langkah biarpun Niatnya baik. 

Nopember 2012 berjudul Cinta itu Senyum, berpesan untuk bulan Ramadhan. Nopember 2012 juga berjudul Cinta Segi Tiga, dengan pesan saya sebagai saat itu pendamping calon pengantin kristiani: Relasi Suami Isteri dan Tuhan. Dan yang lain lagi berjudul Prosa Opini Cinta, menarasikan pengertian Cinta Illahi, Cinta Insani dan pertumbuhannya.(curiculum vitae Cinta). Terbaru sudah pada Nopember,01,tahun 2018 Gelombang Cinta di Facebook  yang saya sempat catat linknya  (2018.01.11)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun