Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bagaimana Mengajak Orang Lebih Terbuka?

4 Oktober 2020   10:47 Diperbarui: 4 Oktober 2020   10:56 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Terbuka tidak tertutup dimaksudkan dalam berpendapat berdialog bukan yang lain-lain. Apabila mau bicara tegas janganlah jadi orang keras kepala. Ada sedikit banyak pengalaman bagi orang setua saya. 

Apalagi sekarang ini bersyukur ada teman-teman di dunia medsos. Bila mau sedikit cerdas bisa kita merasa 'siapa' sedang dalam suasana batin 'bagaimana' teman penulis/pembicara kita.

Termasuk dalam menulis ini saya akan berada dalam batas-batas tertentu saja. Sebab saya juga t i d a k beranggapan bahwa Para Pembaca artikel ini  seakan kurang terbuka. 

Jadi tulisan ini sekedar berbagi siapa tahu pembaca juga mengalami pergaulan dimana kita dipertemukan dengan teman yang tertutup , sombong dan keras kepala... Sebab sesungguhnya disemua lini kehidupan secara terselubung ada pertentangan sengit (dengan banyak trik) antara kesombongan dan kerendahan hati.

Maka "Bagaimana mengajak orang lebih terbuka", akan kita bahas dalam tiga pokok ini :

1.  Cara pendekatan yang berkemanusiaan dan efektip

2.  Langkah kegiatan menuju sikap terbuka

3.  Target utama : Pola pikir bertumbuh

Ad. 1 Cara pendekatan

Berbicara tentang cara pendekatan kita tidak sedang berfikir untuk menggurui orang. Itu urusan ilmu pendidikan, namun kita boleh mengambil sikap guru atau sekolah dalam menciptakan suasana yang membuat orang seperti yang kita kehendaki. 

Atau kita bisa pinjam istilah Ilmu Ekonomi Keuangan dan Pasar kita boleh berfikir tentang  'Pola Koreksi Sederhana' dalam Analisa Teknis, untuk memperoleh 'sekuritas kebijakan' yang cepat harus diambil. Sebab kita hanya membatasi dalam pergaulan sehari hari yang sederhana, tetapi dihadapkan pada masalah yang kompleks juga.. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun