Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jadilah Dirimu Sendiri!

20 September 2020   07:15 Diperbarui: 20 September 2020   07:21 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Itu sebabnya kemarin dekat-dekat ini kutulis di Facebook : "Jadilah Dirimu sendiri...... aku mencintaimu".  Pastur bilang Cintailah Sesamamu seperti kau mencintai dirimu sendiri. Saya percaya semua teman di Facebook pun sasama saya. Ketika mereka menjadi diri mereka masing-masing, saya percaya juga tidak ada yang pura-pura menjadi orang lain. Mereka pantas menerima respon positip sesuai dengan jati diri mereka masing-masing. Itulah ideku dasar hakiki dari cinta kasih sesama sebenarnya.

Menjadi dirimu sendiri yang sejati dapat menjadi motivasi hidup damai berdampingan kendati kita berbeda suku, ras maupun agama. Seorang Muslim dengan Islam yang rahmatan lil alamin, Seorang kristani, nasrani, yang penuh cinta kasih, juga disebut-sebut dalam Al Quran (Qs 2.62; Qs 5.82; Qs 10.94;Qs 57.27), seorang Hindu, seorang Budhis, yang cinta damai dan keheningan, ketika mereka tidak sedang berpura-pura atau bermain peran yang lain pasti akan bersama membangun kedamaian semesta.

Tetapi siapa dirimu sendiri itu ? Benarkah itu menjadi pertanyaan pembaca?  Diriku sendiri ialah aku yang bukan orang lain. Aku - ku yang tidak nyaman bila disebut namaku dengan pelecehan. Aku yang dulu diberi nama oleh Ayah Bunda.

Namun memang manusia berkembang dan mengalami perubahan. Oleh karenanya sangat baik apabila orang setiap kali membuat permenungan, bersapa dengan diri sendiri. Dengan begitu orang bisa setiap kali menemukan diri sendiri, yang "hidup berproses".

Dalam proses kehidupan itu orang akan melihat prestasi dan capaian yang diperoleh. Entah itu berupa gelar kesarjanaan, entah itu jenjang jabatan, entah itu investari kehartaan atau kepribadian. Tetapi ketika orang semakin jauh melihat keseluruhan hidup orang boleh bertanya yang mana mana semua itu bisa saya lepas ? Orang mungkin masih mau bertahan mempertahankan yang mendukung panggilan hidupnya. Akan tetapi bila sudah menyadari panggilan hidupnya, orang akan menyadari dan terus renungkan siapa yang memanggilnya.

Dan selanjutnya kembali pertanyaannya Siapa dirimu Sendiri itu ?  Diriku sendiri adalah aku yang berani berkata :  Ya Tuhan ampunilah dosaku !

Atau ketika orang sudah berkeluarga katakan pada isteri dan anak-anak: Inilah aku suamimu , inilah aku bapakmu yang mencintaimu. Ini aku sendiri, bukan orang lain.

Demikian sedikit permenungan untuk berbagi dari pengalaman dan bacaanku. Menjadi Diri Sendiri seperti ketika orang berdoa dan mencinta.!  Tolong terima permintaan maaf bila pembaca kurang berkenan. Dan tolong terima salam hormatku.

Ganjuran, September 20 2020. Emmanuel Astokodatu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun