Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

B a h a g i a

12 September 2020   12:26 Diperbarui: 12 September 2020   12:24 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pernah kubaca seorang bijak menulis,

Jangan beranggapan hidup ini bertujuan untuk kebahagiaan, sebab bahagia itupun hanya suatu jalan.

Tidak ambil pusing akan itu beberapa hari yang lalu saya menulis di Facebook,

Banyak nesehat bijak untuk lansia, tapi yang penting mengalami, menghayati dan mempelajari lagi-lagi sembari mengamalkannya.

Tetapi menulis disini tanpa menghayati peristiwa duka wafatnya Bp. Yacob Oetama, serasa kurang pas juga. Pada tahun 1953 saya memasuki sebuah lembaga pendidikan berasrama Seminari Menengah Mertoyudan Magelang. Gedung baru dipugar sebab di jaman perang kemerdekaan gedung itu digunakan oleh lembaga pendidikan kepolisian.

Saya masuk mendengar cerita siswa2 senior membicarakan siswa siswa pendahulunya. Mas Yacob saat saya masuk dia tamat. Dan th 1960 ,saat saya mau mengakhiri tujuh tahun habis jenjang pendidikan disitu.

Saya mendapat saran dari pembina untuk berkonsultasi kepada seorang alumni pendahulu saya yang dinilai sejalan dengan pilihan lanjutan pendidikan saya. Dan senior itu Mas Yacob Oetama, yang pada saat itu sudah di Jakarta.-Menjawab pertanyaan dan permintaan saran untuk saya, ditulisnya tiga hal yang saya selalu ingat:

(1) Yakinlah pada pembinaan Sekolah kita, dan

(2) Jadilah dirimu sendiri saat mengambil keputusan mengenai panggilan..Dan pada tahun 1980 (kira2)  Bp.Yacob Oetama datang lagi memberi ceramah didepan para aktivis sosial kemasyarakatan,kebetulan di gedung Almamater itu.Beliau memberi kesaksian tentang mantabnya pendidikan di almamater ini yang menyiapkan watak manusiawi para siswanya. Dan itulah pilihan Bp Yacob Oetama untuk wartawan2nya yang berjiwa humanistik

(3) Berkemanusiaan tinggi.

Sangat menarik dari sumber yang bisa dipercaya ternyata ketika (1960) saya minta nasehatnya beliau sendiri masih dalam "peralihan" dari bercita dulunya mau jadi pastor, lalu mau jadi guru dan akhirnya terpanggil dalam dunia jurnalsis. Namun 'jati diri' itu masih pada trend yang saya bisa merasakannya, seperti pesannya pada saya, "Jadilah dirimu sendiri".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun