Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pusing Amat, Sila Utamaku, Cinta

29 Juni 2020   19:01 Diperbarui: 29 Juni 2020   19:01 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sila adalah kesimpulan dari kelakuan yang dialami oleh suatu pribadi orang perorang, kelompok lembaga atau bangsa. Sila seperti dipercayai dapat menjadi pedoman perilaku orang secara pribadi atau kelompok atau bangsa

Alkisah dalam Al-Qur'an, Al Kitab dan Tanakh seorang Musa tokoh terhormat di agama-agama Abrahamik, lahir di Gosen, meninggal sekitar th 1273 sebelum Masehi di Yordania.(Wikipedia) Dia "menerima Sila Sepuluh Perintah Allah, Yahwe, Prinsip Utama, Sumber Kehidupan, Tuhan."

Isi kesepuluh Perintah itu adalah garis hukum sikap manusia yang benar. Nomor satu hingga tiga manusia menghadap Sumber Kehidupan, Ke 4 manusia kepada Ortu yang memberi keberadaan, Ke 5 manusia kepada kehidupan manusia,Ke 6 manusia seksual, Ke.7,8,9,10.manusia terhadap hak dan kewajiban,serta hubungan sosialnya

Supaya saya tidak salah langkah terhadap tiga kitab suci tersebut diatas, memilih istilah "tersendiri" atas kejadian "lahirnya Sila Sepuluh Butir dari Musa" itu. Kiranya tidak terlalu jauh dari keimanan dari agama-agama Abrahamik, bila saya katakan Lahirnya  Sila Sepuluh Butir itu oleh kerja Musa menggali nilai dari Kodrat Kemanusiaannya. 

Ada tiga arah relasi dan komunikasi yang harus dibangun pada kemanusiaan kita yaitu arah vertikal, horisontal, dan kedalam diri sendiri. Dari pengalaman bangsanya Moses mengalami bangsa lain Mesir kuno dengan dewa-dewanya, adat istiadatnya, hubungan dan perilaku mereka menjadikan Moses kembali ke Sumber Hudupnya Yahwe dan kemanusiaannya. Dan lahirlah Sepuluh Perintah itu untuk pedoman perilaku bangsanya..

Hampir 13 abad setelahnya,(sebelum ada Islam), datanglah Isa Almasih, yang tidak dihargai oleh para pemuka bangsanya. Ada penilaian kemanusiaan , yang sekian abad dituntun oleh Sepuluh Perintah Yahwe itu, sudah menjadi sangat menurun kadar manusiawinya. Manusia dibuat robot ritual dan orang kecil tidak mendapat hak-hak kemanusiaannya.

Maka Isa Almasih mengatakan bahwa tidak ada sebuah titik Hukum Taurat dibatalkan, tetapi ingat Hukum Pertama yaitu Cintailah Yahwe dengan segenap jiwa dan hatimu, dan Cintailah sesamamu seperti dirimu sendiri. 

Dengan segenap jiwa ragamu itu berarti ditekankan tiga protokol Cinta :(1),pahami siapa yang kau cintai, (2). cintamu tanpa syarat,(3).tuntaskan cinta kasihmu. Sebuah koreksi terhadap penyimpangan budaya dari Sila dan Susila kemanusiaan yang serius. Ajaran ini disampaikan hanya dalam tiga tahun program edukasinya yang verbal dan nonverbal, atau keteladanannya.

Pernah kutulis tentang Cinta dengan judul Cinta Stadium 4, di sini, pada tg 31 Agustus 2012.(lifestyle). Pernah kukupas pada tanggal 5 Mei 2012 Perselingkuhan Anomala dalam Konsepsi Cinta.(lifestyle) Tetapi pernah kulamunkan disini pada tanggal 17 September 2012 Indahnya Cinta Segi Tiga.(edukasi)  Pernah kubahas disini Cinta dengan judul : "Batas Cinta-Batas Dosa" pada tanggal 11 Oktober 2012 (sosbud)  Atas tulisan itu lanjut kubahas tentang Membangun Kembali Cinta, Ketika Cinta Undur Diri dan Memudar.(19 Desember 2012)  Pernah kusampaikan di Kompasiana ini, Cinta Dinamika Suami Isteri. Ada lagi "Cinta itu senyum". Dan beberapa puisi di kategori Fiksi.

Dalam catatan saya tentang komentar para pembaca, tidak ada satupun pembaca tulisan tulisan saya itu yang berkeberatan serta mengatakan merubah konsepsi Cinta sebagai Sila berkeluarga. 

Akan tetapi memang banyak orang yang membenci ketika Isa Almasih melontarkan konsepsi baru dalam pelaksanaan 10 Perintah Yahwe. Disederhanakan dalam dua Perintah Cinta Kasih dengan tiga protokolnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun