Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Membaca dan Memahami Berita

13 Juni 2020   15:50 Diperbarui: 13 Juni 2020   15:52 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Membaca Berita itu adalah salah satu pilihan dalam Membaca. Orang boleh membaca buku, majalah, atau bahan bacaan lain. Sakarang kita mengenal senilai buku tetapi tidak tercetak, melainkan tertulis digital. Penjual koran dan majalah kehilangan obyek dagangan oleh adanya media sosial dengan teknologi baru ini.

Berita sendiri sebagai sasaran baca berarti mulai diambil alih oleh peran VCD Yutube, dkk. Banyak kejadian atau peristiwa tersiar luas bukan karena orang membaca berita. Lewat alat baru ini orang boleh lebih cepat menyerap peristiwa dalam benaknya. Sebab dari tayangan yang ditangkap oleh mata dan telinga, orang bisa merasa seperti mengalami dan ikut menjadi pemeran dan saksi mata. Dengan pengalaman orang bisa menemukan data dan sasaran dengan perspektif yang berganda serta lebih luas.

Maka sebenarnya dengan "membaca berita langsung" kita masih bisa bebas membuat Pemaknaan sendiri. Dari situ kita bisa Memetik pelajaran dan pembelajaran sesuai dengan kapasitas kita. Selanjutnya kita bisa Mengembangkan dalam tulisan atau berbagi dengan cara lainnya. Pasti akan lain kalau kita membaca artikel dan atau ulasan berita. Bandingkan ketika kita mengikuti acara Talkshow di TV dengan presenter yang superaktif kadang kita menjadi konyol.

Demikianlah presenter dan penulis pengulas berita dapat sesuka hati merangkai berita untuk menyampaikan opini yang diambil langsung dari beberapa kejadian atau pelaku peristiwa. Saya sendiri membuat beberapa tulisan di Kompasiana sebelum ini buah pembelajaran dari membaca berita.

Maka langkah pertama dalam membaca berita adalah kita perlu memilih berita. Itu berarti memilih bidang untuk diamati lebih jauh dan dicari berita yang terkait dari beberapa sumber berita. Suatu aplikasi dalam perangkat internetan ada yang setiap pagi menyediakan berita baru. Berita utama, berita nasional, berita entertinmen, berita internasional, berita Covid 19 dsb.Dan biasanya berita yang tersedia itu diambil dari beberapa sumber.  Sementara itu kita Kompasianer sangat bisa memilih artikel mengikuti arahan dan panduan dari Admin begitu kita memasukinya.

Berikutnya Langkah kedua adalah memahami satu dua berita yang menjadi pilihan. Ketika orang memilih berita politik, hukum, dan atau bidang-bidang pemerintahan itu pilihan yang terpuji. Sebab bagi Warga Negara kepahaman terhadap setiap berita tentang apa yang terjadi dalam Negara ini menunjukkan kesadaran bernegara..  Apa lagi menyangkut kepentingan umum sangat menentukan perilaku warga itu sendiri. "Memahami berita" adalah keharusan sebagai bagian dari tindakan komunikasi politik bangsa. Ketika kita memilih berita sosial budaya, entertinment, olahraga,seni dsb, "Memahami berita" tentu untuk lebih menikmat manfaat, kepuasan dst  

Berusaha memahami berita antara lain kita melihat unsur-unsur berita.Asyik ketika bisa kita menemukan keunikan berita tersaji. Juga bila kita bisa menandai sumber berita mana dengan kecenderungan khusus. Rasa puas menemukan siapa suka beberkan kejadian atau peristiwa, siapa yang berlangganan memberi sajian perbandingan pendapat, opini, ungkapan kritik. Berita peristiwa ditandai tempat kejadian, waktu, orangnya, seperti berita bencana alam, kecelakaan, kronologi suatu kejadian, proses pengadilan, upacara, kasus keluarga.

Tetapi saat ini masuk ke jalur berita jaringan yang mudah diakses adalah  Materi berita berfokus pada :  pembicaraan, komentar, ungkapan, pendapat, opini, tanggapan atas , saran dan mungkin konspirasi dan hoack  Pelakunya/Subyek nya : Jubir, presenter, pihak yang merasa berseberangan antara pakar satu dan pakar yang lain, pejabat yang satu dibanding pejabat yang lain.

Sebagai contoh beberapa waktu yang lalu dari suatu sumber disajikan  Diberitakan SARAN pendapat kepada Pemerintah. Pendapat dari seorang Pengamat Politik, disanding dengan pendapat seorang Pakar Hukum, diikutkan saran pendapat seorang Prof Pakar penyakit dan Kesehatan. Berita yang tidak salah, kumpulan saran positif, tentang meteri yang aktual. Dari berita itu sebenarnya berdiri : Seorang Penulis, Kantor berita, Pemerintah, pakar politik, pakar hukum, pakar kesehatan, dan kita pembaca. Berita itu juga memberi isian buat kita : issue aktual, managemen komunikasi Pemerintah, warga masyarakat luas, Covid-19 / PSBB, dan motivasi dari penulis.

Sejauh ini sebenarnya semua kita-kita sama sama tahu, namun dengan tulisan ini juga terwujut sumbangan saksi kebenaran peristiwa yang kita alami bersama.  Dan yang paling menggembirakan bagi saya Pemerintah Pusat dan untuk daerahnya Pemerintah Daerah juga sama sama tahu bahwa masih terjadi Kegagalan Komunikasi, yang berakibat gagal-informasi. Disinilah urgensinya Mamahami Berita dengan baik. Kritis, cerdas, dan hati-hati..

Menjadi mantab ketika saya baca kabar terakhir Jubir Istana, Fadjroel mengatakan bahwa Gagal Komunikasi itu terpantau Istana. Buahnya Gagal-informasi terkait Covid19, yang tampak signifikan pada ketidak pahaman sebagian warga ,dan masih dipengaruhi pembelahan politik bekas masa pilpres, yang terbantu oleh Hoaks."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun