Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Martabat Manusia Puasa dan di Rumah

26 Mei 2020   17:50 Diperbarui: 26 Mei 2020   17:52 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Meningkatkan mutu diri setelah puasa adalah acara "selanjutnya dan berkelanjutan". Ini bukan masalah ritual agama tetapi kesiapan transformasi ego alias perubahan.

Jangan bicara soal kemenangan kalau belum perang. Jangan bicara sukses kalau belum menunjukkan kerja keras berkeringat. Meskipun demikian Presiden Uganda dalam pidatonya mengajak rakyatnya berperang tanpa mengeluh melawan Covid19 dengan semangat menahan diri (berpuasa) dan tinggal dirumah sebelum diam diam musuh merenggut diri mereka sekaligus anak2 isteri mereka. Pidato ini saya terima dari tiga grup WA yang saling berbeda sikonnya, berarti sudah virallah pidato ajakan melawan Covid dengan social distantcing itu.

Saya melihat bahwa Social distancing untuk Covid 19 ini ada kesamaan dampak dan buah dengan Perilaku Puasa. Tentu sangat jauh makna dan nilai dari sisi moral keimanannya. Namun ketika seseorang bisa memotivasi "jaga-jarak" sebagai penyelamatan jiwa dari ancaman bencana dan hilangnya nyawa dirinya dan atau sesama, maka motivasi dan tujuan mulia itu tidak jauh dari upaya memerangi nafsu keinginan sekedar berkumpul-kumpul dengan siapapun itu.

Puasa dan Tinggal dirumah ada kesamaan bahwa keduanya hanya bisa dengan damai dilakukan oleh orang yang ber "Pengharapan" tinggi dan rasa disiplin yang dengan hati senang. Olah puasa dan social distancing perlu disertai semacam kreativitas untuk menemukan cara-cara yang menghindarkan kejemuan. Belajar kapan saja dimana saja untuk menemukan way of life dan way of love adalah langkah langkah yang menggembirakan dan mendatangkan manfaat dan barokah.

Alkisah : Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengakui kebijakan bekerja dari rumah (work from home/WFH) membuat para pekerja seperti bekerja selama 24 jam.Hal tersebut disampaikan olehnya Senin,Senin 25 Mei 2020. Katanya dalam merespons curhatan salah satu pegawai KPP Pratama Sukabumi bernama Annisa di momen silaturahmi Idulfitri Kementerian Keuangan.  Curhat Annisa: WFH di KPP Pratama Sukabumi sudah diterapkan, beberapa pekerjaan yang memang mesti dilakukan di kantor sehingga mengharuskan untuk tetap bolak balik ke kantor. 

Selama pandemi covid-19. Annisa mengatakan perubahan yang sangat signifikan yakni mengenai cara pelayanan yang dilakukan secara online, melalui e-mail atau website Ditjen Pajak, yang terkadang harus terus dipantau selama 24 jam. (MSN)

Mungkinkah di Indonesia belum optimal ditata sistem managerial baru ini sehingga masih dirasa berat. Akan tetapi belajar dari pengalaman tak boleh tidak harus berlanjut

"Kita harus kembali produktif, namun aman dari covid-19, bukan hanya aman untuk kita tidak tertular tetapi memastikan bahwa aman juga untuk orang lain, karena kita yang membawa penyakitnya dari luar," kata Yuri Jubir Covid19 itu dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Senin (25/5/2020).Lebih lanjut, Yuri juga mengatakan: "Kita ingatkan, mari kita ubah paradigma, kita tetap harus mulai produktif. Namun aman dari Covid-19 sesuai ketentuan-ketentuan telah dibuat pemerintah" Masyarakat dan pemerintah harus saling bahu membahu untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.Menurut dia, dibutuhkan kepedulian kolektif, tenggang rasa dan stamina sosial dalam menghadapi Covid-19.(MSN)

Secara keseluruhan (Berskala Besar) saya sungguh merasa Puasa dan Social Distancing akan berlanjut dan berkelanjutan,dengan sedikit banyak perubahan paradigma budaya, meskipun politikus senior Amien Rais tidak merasa nyaman dipakainya sembarangan istilah New Normal. 

Antara lain tidak setuju ketika istilah itu seperti membenarkan pelbagai dampak PSBB yang seakan tanpa norma, seperti kejahatan dan tindak perlawanan pada etika lain. 

Bisa saja membayangkan dengan sistem kerja dirumah akan banyak pekerjaan supervisor dan menager ditiadakan karena pelayanan publik bisa langsung oleh komputer dan di klik oleh direktur lewat laporan digital. UMKM akan semakin bermunculan dan tata ekonomipun berubah..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun