Sebab, banyak warga yang melanggar PSBB karena harus bekerja di luar rumah. Kedua, pemerintah harus menyediakan check point di lapangan jika ingin menerapkan sanksi. Petugas medis juga harus disiagakan untuk memeriksa kondisi warga yang keluar atau masuk ke kawasan tersebut. Ketiga, Pemerintah juga perlu memformulasikan bentuk sanksi yang diberikan. Sebab, PSBB tidak berimplikasi pada sanksi pidana.
Sementara itu diberitakan terkait tentang penularan dan PSBB sendiri dari Kepala Departemen Epidemiologi FKM Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko Wahyono, mengatakan puncak pandemi Corona di DKI, belum terjadi.  Diperkirakan  puncak penularan virus Corona atau COVID-19 bakal terjadi pada akhir Juni atau awal Juli mendatang.Â
Lonjakan penularan masih berpotensi terjadi jika pemerintah menghentikan masa pembatasan sosial berskala besar sebelum wabah mereda.(Selasa, 28 April 2020) https://www.msn.com/id-id/berita/nasional/pakar-epidemiologi-ui-awas-pandemi-corona-gelombang-dua-di-dki/ar-BB13lsPa?ocid=spartandhp
Menghadapi data yang dimedia bebas tersebar tanpa klasifikasi atau systema tertentu tentulah bagi konsumen yang mungkin bertempareman tinggi  bisa membuat tanggapan emosional. Bagaimana bisa tumbuh harapan harapan besar kedepan.
Harapan yang utama bagi semua warga adalah kepastian bertahannya kesehatan terhadap ancaman Covid-19 ini . Yang kedua adalah terbebasnya dari ancaman dampak peristiwa pandemi Covid 19 ini. Harapan adalah reaksi alami manusiawi yang berakal budi. Harapan adalah sikap batin yang membawa kepada perbuatan seseorang. Kearah harapan itulah segala upaya dikerjakan.
Namun tersebarnya informasi yang masing-masing membawa masukan berita fakta dan pesan pelbagai kepertingan. Manusia dikerumuni "kejadian-peristiwa" yang harus disikapi. Menerima seperti haus mengalami, merespon dengan sikap dan perbuatan. Dan disinilah harus dijawab pertanyaan dimuka Siapa kita itu. ?
Kita manusia subyek berakal budi berratio, maka sikappun harus rasional. Menghadapi semua peristiwa ini untuk melihat dari sisi positip dibutuhkan kecerdasan dan kecerdikan. Â Kecerdikan juga sering disebut Kebijakansanaan, kebijakan hidup. Beberapa buah prmenungan bisa di sampaikan untuk sekedar berbagi, sebagai berikut :
A. Melihat Obyek, dari sumber yg benar , resmi, terpercaya; hindari jangan jatuh pada hoack, bujukan dsb yang membawa pesan tidak sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku......
B. Memilih yg hakiki : faktor waktu, keterukuran, konteks  hindari terjebak pada tambahan tambahan yang tidak relevan dengan pokok yang hakiki....
C. Menyikapi yang menjadi kapasitasnya, yg menjadi lingkup hidup kita  Hindari hal-hal yang bukan kapasitas dan bidang yang menjadi urusan orang yang bukan lingkup kita. Karena kita tidak sedang membuat riset dengan methodanya.......
Demikian permenungan saya dalam rangka upaya berfikir positip menggali harapan harapan untuk menunjang harapan kesejahteraan di era pandemi ini.
Teriring ucapan Selamat melaksanakan Ibadat Puasa dan hormat saya. Wassalam
Ganjuran, 28 April 2020. Emmanuel Astokodatu.