Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar Membaca dan Berani Berpendapat

30 Agustus 2019   09:53 Diperbarui: 30 Agustus 2019   10:11 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Memaparkan hal Belajar dengan membaca danberpendapat, dapat dilanjutkan dengan bersikap dan mengambil keputusan terhadapperistiwa maupun permasalahan. 

Bentuknya bisa mulai dari pilih bahan, caribahan pembanding, menangkap maksud, arti dan nilai, merumuskan dengan katasendiri, berpendapat atau pengalaman sendiri. Dan paparan akan dimulai secara nyatadari pengalaman dibawah ini.

Beberapa hari yang laludari hari ini saya menulis ini saya menemukan disebuah toko buku sebuah bukukecil dari seorang L.A.Sardi SJ, berjudul "BERANIAmbil Keputusan". 

Dikaki kulit depan tertulis: "14 Langkah Latihan Rohani..."Pertama saya diingatkan ternyata dalam berrenung soal Keputusan, sudutpandangnya, satu hal penting perlu dibahas adalah Keberanian ambil keputusanitu sendiri. 

Sebelum saya tengok isi buku kecil karya L.A.Sardi SJ itu sayatengok dulu buku yang pernah saya baca BRAVE, (keberanian) karya Margie Warrellyang secara lebih luas bicara menawarkan: 50 Keberanian Sehari-hari untukBerhasil dalam Pekerjaan, Cinta, dan hidup.

Menurut saya, MargieWarrell menunjukkan bahwa Keberanian khususnya dalam hal Ambil Keputusan itubagi yang bersangkutan akan bisa menemukan banyak nilai-nilai kehidupan. 

Maka Brave, keberanian, dalam buku itu dipaparkan secara deduktif, dari visinya yangmerangkum banyak pengalaman hidup penulis untuk berhasil dalam pekerjaan, cintadan hidup. Margie membahas 50 kasus pengalaman keseharian dengan sistematika 5bab yang minimal isinya masing-masing bab sebagai berikut :

1.     Berani Hidup dengan Bertujuan,berpendirian, percaya intuisinya, selalu sesuai dengan rencana (bukan aturan),berani berubah, dan tentukan pilihan.

2.     Berani berbicara demi kebenaran danberani untuk bertanya, meminta, mendengarkan kritik, meminta maaf bila keliru,berani pula minta pertangjawaban dari orang lain

3.     Bekerja dengan Semangat/ hasrat. Beraniambil keputusan dalam ketidak pastian.dan/atau melihat resiko.

4.     Berani menghadapi tantangan, tangguhmengatasi hambatan, mengusahakan yang lebih baik.

5.     Berani bertindak, dan setiap langkahadalah pilihan dan keputusan dari pertimbangan-2. Kejar impian, menularkangagasan baik. Globally thinking, locally act.

Dalam paparan Margiememang tidak semua bagian eksplisit bicara teknis tentang pengambilankeputusan, karena juga harus bicara bahwa keberanian bertindak adalah padadasarnya selalu merupakan pilihan dimana harus ada pengambilan keputusan.

Cukup berbeda dari gayatulis L.A.Sardi SJ yang didepan tertulis subjudulnya "14 Langkah LatihanRohani" , tetapi habis membaca buku itu saya jujur harus berfikir mencarimenghitung kembali 14 butir itu dimana.(?)

Sebagaimana disebutdalam Sepatah Kata Penerbit, GP.Sindhunata SJ menulis bahwa buku ini "adalahsebuah tawaran yang mengajak kita untuk tidak takut membuat keputusan". 

Sebabsaat ini dari hiruk pikuknya dunia, cepatnya dinamika kehidupan dari peristiwake peristiwa, banyak orang tertantang bersikap tetapi tidak berani atau tidaktahu harus membuat keputusan.

Dikatakan buku inimudah dibaca ...dst., akan tetapi 14 Langkah itu nyata konkrit terkemas dalamkehidupan seorang Innigo de Loyola dari Perancis. 

Sebagai seorang pembaca bukuitu dan pernah mengalami ikut Latihan Rohani seturut arahan gaya Yesuit sayasampaikan pokok-pokok 14 langkah itu terlepas dari biografi Innigo atausekarang terkenal dengan nama Ignasius Loyola, sebagai berikut:

1.     Temukan dan sadari satu Kepahitan,keprihatinan, kejatuhan, kekalahan, kelemahan diri.

2.     Temukan dari bacaan dan masukan danlanjutkan Self-Talk untuk kebangkitan, dan bertobat pada Tuhan. Dan temukantokoh teladan.

3.     Lakukan langkah terkecil, buat kebiasaanberpikir dan berdoa.

4.     Lepaskan semua rangkaian hidup yangtidak prinsip, tetapi semacam simbol2 masa hidup yg mau ditinggalkan.

5.     Temukan status sebagai pendosa yangharus bertobat.

6.     Coba hayati peran doa, hati, dan akalbudi. Dapatkan pertanggungan jawab dengan iman kepercayaanmu hingga didapatkanCipta Rasa Karsa dan Karya nyata..

7.     Tingkatkan kesadaran yang cerah itudalam kagiatan yang mungkin belum hebat.

8.     Serius pertanyakan apa profesi, kerja,rasa keterpanggilan kedepan.

9.     Evaluasi relasi dan lingkungan hidup

10. Belajar dan berdoa dalam keseharian, 

11. Melihat Peran Tuhan dalam hidup kitayang akan datang

12. Tekad membangun kerjasama dengan oranglain

13. Sempurnakan hubungan kerjasama

14. Melihat kehadiran dan peran Tuhan  dalam segala sesuatu.   

Sepaham saya buku kecilkarya LA Sardi SJ adalah biografi Ignasius Loyola yang tersaji dengan  sangat baik dan dapat di teladani untuk dapatmencapai kehidupan sempurna dikaruniai keberhasilan dan menikmati kedekatandengan Tuhan. 

Tetapi sebagai latihan rohani 14 langkah itu bisa disederhanakanmenjadi 5 atau bahkan 3 langkah ini : 1.a. Menemukan titik keprihatinan ataukelemahan bahkan dosa. b. Niat Pertobatan, 2.a.Temukan masukan dari bacaankajian dan renungan , b. dalam doa untuk peroleh pencerahan. 3. Membangunrencana dan niat baru untuk masa depan. Sementara apa yang disebut sub no. 14adalah Harapan dan karunia dari Tuhan yang Maha Baik kepada umatNya.

Kita berbicara dalamkonteks kehidupan. Perlu Analisaunsur2 untuk Pahami seluruh kehidupan ini dalam mengurai permasalahan yang ada.Semua yang viral ada kontroversi, tentu ada bias keputusan, penundaankepastian, baik karena dampak keputusan pribadi maupun adaya keputusan yangbelum jelas tegas, apapun rangkaian sebabnya.

Keputusanadalah suatu titik dalam proses kehidupan. Titik yang diharapkan memberi Kepastian untuk kehidupan seterusnya.Keputusan yang tidak memberi kepastian atau keputusan yang tidak mantab, itusebut saja keputusan yang ambigu atau mendua atau ragu-ragu mungkin karenamemakai pertimbangan yang bias dan tidak jelas kebenarannya. 

Keputusan sebagaipenentu awal  yang berkelanjutan merupakanharus dapat dipertanggung jawabkan karena berdampak panjang waktu dan mungkinluas cakupannya. 

Oleh karenanya pertimbangan yang dipakai dan mempengaruhikeputusan akan sangat berragam. Dan itu yang membuat keputusan kadang sulitdiambil, karena harus menerima, memuat, mengakomodasikan tawaran-tawaranberragam itu.Tetapi keputusan harus diambil demi kepastian saat itu dankedepannya. 

Keputusan diambil oleh pribadi/orang yang berhakmengambil keputusan yaitu subyek yang melakukan kehidupan itu. Ada kehidupanpribadi orang per orang. 

Ada kehidupan orang dalam kebersamaan, yang sempitlingkungannya dan atau dalam lingkungan yang lebih luas, dari pergaulankeluarga, social kerja, komunitas, organisasi hingga Negara atau antar Negara.

Hakpengambil keputusan itu dalam lingkup pribadi terjadi bilakita berrefleksi atau Self-Talk. Disana pun sudah bisa terjadi beberapa sudutpandang. 

Sudut pandang bukan sekedar dalam artian pandangan penglihatan, tetapijuga kepentingan-kepentingan nyata yang pribadi tetapi bisa saja mempunyaibeda-beda  tuntutan atas dasar seleraatau urgensi waktu ataupun tata nilai yang dipakai. 

Akan tetapi di forumkenegaraan atau komunitas sangat bisa masalah penambilan keputusan di ragukan.Seperti ada orang menjadikan masalah siapa berhak mengambil keputusanpemindahan ibukota suatu Negara, siapa mengambil keputusan pembelian inventarisperkumpulan yang sudah dianggarkan, antara ketua atau bagian pembelanjaan.

Dalam forum Negara dan komunitas yang besar permasalahan yang diakibatkanperbedaan bisa menjadi sengketa hukum dan ada hakimnya tersendiri untukpenyelesaiannya.  

Melalui pelatihan rohani berpuluh ulang kali sepertiditawarkan oleh LA.Sardi SJ tersebut diatas, saya boleh berbagi bahwa saya mendapatkan  sebuah pandangan hidup yang kurang lebihmantab. 

Pernah kutinjau proses kehidupanku dari usia 12 tahun saya telusurimelalui titik pengambilan keputusan penting pada usia 12 th. Memilih sekolah,23th, memilih profesi, 27 th, memilih isteri,  43th.memantapkan visi.  

Filosofi kehidupanku yang selalu saya pegangsedapat mungkin adalah begini.: Indikator keberhasilan hidupku ada di dua hal :Cinta dan Berbagi nilai. 

Modal dasarku adalah Niat. Payung perjalanan hidupkuRasa Keterpanggilan,  Kendaraanku sepedaonthelnya "Mau Belajar." Dengan itu aku masih dianugerahi Teman, Kawan, Rekankerja, Mitra dan Sahabat. Beberapa kali saya berbagi hal ini antara lain disini .

Apabilakehidupan itu adalah proses dari titik-titik pengambilan keputusan, makasiapapun yang berani mematok satu kepercayaannya atau filosofi hidupnya, pastimelalui demikian banyaknya keputusan yang telah diambil dan akan terus diambil.Keberanian mengambil keputusan dan keputusannya ternyata tidak begitu sederhanasaja. 

Dan mengakomodasi kepentingan dan sudut pandang selamanya suatu keharusanyang rumit untuk sebuah perdamaian dihati dan dimana saja.

Danyang jangan dilupakan: Lalui proses belajar, dengan membaca dan berani berpendapat.Dan demikian paparan saya Belajar selama hidup, terus memantabkan kehidupan itusendiri.

Tolong terima salam hormatku, maafkan bila ada salah silih suluh dari saya.

Ganjuran, 28 Agustus2019.  Emmanuel Astokodatu.


Bacaan  :

1.      L.A.SardiSJ. Berani Ambil Keputusan. Diterbitkan Seknas KD Yogyakarta. 2018.

2.      MargieWarrel. BRAVE. Penerbit PT.Elex Media Komputindo, Jakarta,2015

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun