Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rahasia tentang Kesederhanaan

8 November 2018   08:50 Diperbarui: 8 November 2018   09:03 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Suatu ketika saya dibuat tergerak oleh ungkapan Adi Prastyo, seorang Motivator yang mengaku belajar dari ibunya : "Kesederhanaan, mengalah, berfikir jernih dalam kondisi apapun." demikian diungkapkan di Facebook yang kubaca tg 7/10/2018. Ini sungguh figur Ibu yg ideal menurut saya, sambil saya melihat ibu saya sendiri, isteri dan beberapa ibu yang saya kenal.. Dan ini membuat saya melanjutkan permenungan saya tentang Kesederhanaan itu. 

Kesederhanaan sering di lawankan dengan Kemewahan, misalnya supaya siswa tidak menunjukkan kemewahan mereka harus sederhana dengan seragam sekolah. Kesederhanaan dimata orang perkotaan dan mereka yang disebut selebritis sering kali diidentikkan dengan kemiskinan, ketidak mampuan secara finansial. 

Sederhana juga disamakan dengan tidak adanya kemeriahan, tidak ada sukacita, tidak ada hura-hura, dengan begitu sederhana itu menjemukan membosankan. Dengan demikian kesederhanaan juga membuat kurang nyaman, sementara setiap orang membutuhkan kenyamanan, kemudahan, kesukaan, kelengkapan hidup.

Kita juga bisa melihat ada sejenis orang yang memilih hidup dalam kesederhanaan menolak kemewahan, keramaian, dan hiruk pikuknya kehidupan yang menyenangkan ini. Kita bisa mengamati para biarawan biarawati didalam hidup sehari hari. Kita bisa menyoal pandangan para pelaku pemeluk keagamaan aliran kebatinan.

Kita bahkan bisa menyoal disalah satu ayat Al Kitab tertulis pernyataan- pernyataan  ini : Berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah,......  Berbahagialah kamu yang sekarang menderita lapar,....., menangis,...dst.(Lk.6,20/Mat.5,1)

Ayat Alkitab itu seperti menunjukkan betapa kemewahan, kekayaan, kesenangan itu bukan sesuatu, melainkan hal yang harus ditinggalkan, diabaikan dalam kehidupan ini.

Beberapa buku menunjukkan pandangan yang juga sederhana. Pandangan ini tidak menolak realita kebutuhan manusia akan kemudahan, fasilitas, kehartaan, kebutuhan akan sarana prasarana yang nyata bermanfaat untuk kemanusiaan. 

Tetapi kata pandangan ini adalah bahwa yang lebih harus dipahami itu adalah relasi, hubungan, sikap manusianya terhadap kekayaan/harta, fasilitas, kemudahan, kenikmatan. Mereka mengajarkan secara positip memilih sikap lepas dan bebas dari kemelekatan, dan ketergantungan pada kemewahan dan kelimpahan harta benda.

Memang dari kata sederhana tentang kata Sederhana kita dapatkan beberapa kata ini: Sederhana tidak berbelit, tidak macam-macam, satu lapis tidak berlapis lapis; tidak dengan yang rumit-rumit. Maka kesederhanaan itu sifat sederhana, hal sederhana. Menyederhanakan, membuat sederhana, mengurangi yang tambahan-tambahan, mengurangi yang berupa tambahan, lapisan atau hiasan. 

Pidato Presiden Jokowi.pd sidang pembukaan konerensi IMF & Bank Dunia di Bail.Dikatakan oleh seorang Sony H. Waluyo sesuatu yang inspiratif dan keren. Bagamana itu seperti dikatakan di Facebook tentang pidato itu : "Penggambaran situasi global yang komprehensif dengan cara yang mudah dicerna dan menggunakan bahasa seni/budaya, tanda kehalusan pribadinya, memahami masalah dengan hati dan memiliki solusinya untuk dikerjakan bersama".  

Tetapi ada sementara pemikir yang berpendapat bahwa: Penyederhanaan atau upaya membuat sederhana itu pekerjaan yang sering justru membuat tidak sederhana atau sering digunakan sarana2 yang tidak sederhana. Jadi kadang kali Penyederhanaan melalui kerja yang rumit, tidak sederhana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun