Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berbagi "Paskah" dengan Anda

30 Maret 2018   12:11 Diperbarui: 31 Maret 2018   15:00 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Maaf beribu maaf saya bicara santai tanpa beban perbedaan agama mungkin dengan anda. Oleh karenanya saya berterima kasih sekali anda sudi membaca.

Sebab sudah lama saya berusaha belajar untuk berbicara dengan anda pada forum ini. Itulah arti pertama bagi saya istilah Berbagi

Berbagi yang penting dengan makna, arti, konotasi yang ada pada bahasa pergaulan keseharian untuk semuanya entah itu beragama Budha, beragama Kepercayaan Jawa, teman dari Aceh Jawa,Papua, pendek kata semua.

Sebenarnya bila setiap orang pandai mengungkapkan iman kepercayaannya dalam bahasa sehari hari tanpa menyinggung orang lain pasti dia sendiri juga mahir melakukannya iman kepercayaannya itu dengan baik dan bisa diterima dihormati orang lain. Bagi saya bagaimana saya menangkap hikmah atau inner beauty khotbah pastor kami.

Apa yang ingin saya sampaikan adalah nilai, yang terkemas atau yang terumus dalam peristiwa atau dalam ungkapan kata-kata. Kesemuanya adalah yang saya tangkap, saya resapi saya mengerti dengan latar belakang saya apa adanya.

Sekarang saya sampaikan nilai Paskah bagi saya seorang penghayat iman kristiani di lingkungan paroki (wilayah) Ganjuran, Kabupaten Bantul bagian selatan. Bukan daerah perkotaan tetapi desa. Wilayah gerejani dibawah Keuskupan Agung Semarang. Gereja paroki kami tercatat sebagai Paroki yang penuh dengan kebiasaan adat Jawa, sehingga peribadatan gaya inkuturisasi Jawa cukup kuat. 

Sekurangnya sebulan sekali peribadatan meriah diselenggarakan dengan liturgi/tata upacara inkulturisasi Jawa pada setiap hari malam sebelum Jumat Pertama bulan itu.Bulan Februari yang lalu gereja dan kehidupan masyarakat sekelilingnya dilaporkan oleh salah satu statiun TV Jakarta

Thema Paskah : Mencintai dengan perkataan dan Perbuatan. Thema ini menjadi pokok permenungan sudah sejak 50 hari sebelum hari Raya Paskah, atau masa persiapan Paskah itu. Disediakan panduan renungan yang disiapkan oleh Panitia tingkat Keuskupan.untuk menjadi renungan pada setiap kelompok kategirial atau lingkungan paroki.

Pesan Paskah yang saya terima adalah segala buah permenungan saya. Dalam bahasa yang keseharian umum selalu menghiasi status dan tulisan saya di Facebook dan Kompasiana. Seperti " Cinta, Kasih, Pelayanan, Pengabdian, Harapan, Kepercayaan, Permaafan, Derita, Toleransi, Kesederhanaan, Teposliro, Kesabaran, Perbuatan baik yang simpel dalam keluarga, Kerjasama, Ketulusan, Pamrih/Tanpa pamrih, empati/kepedulian, ." Pasti masih ada banyak yang tak bisa saya daftar yang menjadi bahan saya sampaikan di media masa ini.

Ada tiga pokok strategis untuk dipetik  dari Pesan Paskah yang saya renungkan, ialah : Idealisme Pelayanan dan Pengabdian, yaitu:

*Keadilan dan tidak pandang bulu untuk pelayanan (bahasa Injilnya "Samarian")

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun