Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Vitalitas dan Harapan

15 Februari 2018   05:40 Diperbarui: 15 Februari 2018   13:21 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (pixabay.com)

* Orang lain sebagai warga masyarakat, atau warga kelompok tertentu yang manapun, harus mewujutkan perdamaian, persaudaraan.Dan dimana dia terlibat dalam kelompok diharapkan menjadi kelompok yang inklusif, terbuka untuk membangun kerjasama demi kesejahteraan bersama, dan semakin cerdas mengatasi persoalan tanpa kekerasan

* Nilai nilai universal,yang selalu saya sepaham dengannya dan mau kemukakan. Sebenarnya adalah nilai2 dalam butir2 Pancasila : Cinta kasih, persaudaraan, perdamaian, keadilan, kebebasan yang bertanggung jawab, kemanusiaan, gotong royong dan kesejahteraan umum, pelestarian lingkungan hidup.

Dari tulisan Bp.Supriadi yang 14 butir dan terrangkum dalam tiga gugus kalimat tersebut diatas, saya percaya bahwa dia pasti memberi kebebasan dan pembinaan tiga orang anaknya secara disiplin konsisten dan berhasil terlatih untuk bertanggung jawab. Kemampuannya untuk keberhasilannya mendewasakan anak juga bagi saya meyakinkan karena jenjang pendidikan serta kemampuan berkomunikasi sebagai pengajar dosen dibidang ilmu sosial kemasyarakatan. 

Saya membandingkan dengan jenjang pendidikan SMP, dan sebagai petani dari pembantu RT saya. Pembantu RT saya suami isteri menanam bibit dan peluang kecemburuan dalam kemanjaan antar dua anak mereka, seperti suami memanjakan putri pertama dan isteri putri kedua. Dan sekarang mereka menunai hasil apa yang ditanamnya.

Langkah kedua dari buah dialog saya tersebut dimuka, adalah mencermati dialog imaginer. Saya katakan sebagai dialog imaginer karena  tulisan itu berjudul :  "Mohon dishare ke para orang tua". Tertulis di sebuah WA kelompok tg 7 Feb 2018.  "Ada 14 permintaan anak yang mungkin tidak pernah mereka ucapkan". Berangkat dari tulisan itu saya mencoba membuat  sendiri imaginasi pernyataan yang singkat merangkum dan dibumbui fiksi-fiksi synetron, cerpen dan topik topik yang sangat masuk akal bila itu diambil dari peristiwa nyata.

Setiap anak dalam keluarga sebenarnya mempunyai harapan-harapan bagi dirinya untuk :

1. Dicintai sepenuh hati dan disayangi oleh ayah bunda, sebagai anaknya selamanya, serta didoakan bukan di "kutuk" saat ayah bunda marah..

2. Tidak mau dimarahi didepan umum, dibanding bandingkan, dan selalu dianggap sebagai anak kecil.

3. Diberi pendidikan, diberi kesempatan mencoba, dan diarahkan bila keliru demi masa depan.

4. Jangan hanya dilarang tetapi tunjukkan alternatipnya, janganrusak mentalku dengan bentakan2, jangan diungkit-ungkit kesalahan masa lalu.

5. "Aku itu sadar masih banyak kekurangan dan kelemahan perilakuku, tetapi aku ini sedang mencari jatidiriku dan hargadirikujangan terus direndahkan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun