Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hari Kemerdekaan & Generasi Muda

13 Agustus 2012   02:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:52 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Para mantan Pembina (1970-1990) bicara lagi Menyoal Citra Generasi Muda Sekarang.
Berbicara soal Citra bukan sama dengan menampilkan atau melukiskan Jati Diri. Citra itu kesan orang lain terhadap tampilan diri. Apabila generasi muda tidak setuju dan mau bicara tentang jati dirinya sendiri bisa saja dan berguna untuk bahan banding.

Memperoleh gambaran Citra kelompok dapat memberi bahan untuk membangun harapan kedepannya. Seperti saat-saat ini menyongsong Hari Kemerdekaan kita tanggal 17 Agustus, layak kita bertanya-tanya akan bagaimana kedepannya NKRI kita?. Dan Generasi Muda dalam sejarah selalu menjadi pelopor perubahan dan perbaikan istilah menterengnya : ada “Kebangkitan”, ada “Kemerdekaan”, “Pembaruan” “Reformasi” dan nanti ada apa lagi. Nah masih adakah potensi kepeloporan Genereasi Muda kini untuk mereaksi kemapanan dan kemadegan sekarang ini / yang akan datang ?. Sementara bukan mandeg dalam kesejahteraan tetapi terhenti dalam posisi kemelaratan lahir batin untuk orang kecil dinegeri subur makmur ini..?

Kalau tahun 2011 penulis menayangkan postingan tentang pendapat tiga orang “bekas pejuang” kemerdekaan, pejuang mempertahankan kemerdekaan, pejuang pengisi kemerdekaan dari bapak-bapak mantan anggota ABRI, kali ini penulis mengajukan pertanyaan kepada lima orang mantan aktivis Pembina generasi muda tahun 1970 – 1990. Mereka itu 3 orang dahulu pengurus KNPI dan AMPI, dua orang Pembina Generasi Muda PDI, dan seorang eks pengurus nasional Pemuda Katholik. Hampir semuanya juga mantan anggota legislatip tingkat kabupaten, daerah, dan seorang mantan anggota DPR/MPRRI dari DIY.
Akan tetapi belajar dari rekan kita @La Rossa, di Kompasiana mengapa saya tidak mohon saja pendapat dari pembaca dan komentator kita sendiri (di Kompasiana) ?

Nah pertanyaanya adalah masih adakah potensi kedepan ini kepeloporan Genereasi Muda kini untuk mereaksi kemapanan dan kemadegan sekarang ini?. Sementara bukan mandeg dalam kesejahteraan tetapi terhenti dalam posisi kemelaratan lahir batin orang kecil dinegeri subur makmur ini..?

Jawaban pertanyaan itu pasti akan mempertimbangkan factor-faktor ini :
• Kondisi Generasi Muda dewasa ini dan proses pengaruh kedepannya.
• Kondisi Kepemimpinan Negara dan pemuka masyarakat khususnya masyarakat politik. (sebagai sasaran tembak dalam pertanyaan yang dikemukakan)

Kondisi Generasi Muda dewasa ini menurut lima nara sumber penulis, lima mantan Pembina GM dari masa Orba, tersebut diatas :
• Dua orang menyebut : Cenderung bisa dikatakan egosentris
• Seorang mengatakan : Mengarah ke komunalistik, yaitu mereka yang telah berkelompok cenderung fanatic terhadap kelompoknya, dan menghalalkan kekerasan.
• Dua orang mengatakan : Lebih sukar diatur, dan kurang menghargai seniornya, kurang peduli/cuek terhadap sekitarnya.

Pengaruh atau factor apa yang menyebabkan demikian menurut nara sumber diatas :
• perkembangan tehnologi : HP, computer, Internet, games. Sangat mengurangi rasa social G.M. dan penghargaan akan “teman” dan komunikasi langsung.
• Budaya instant, hedonisme,
Ortu merasa cukup apabila kebutuhan dasar anak telah tercukupi
• Kasih sayang Ortu tidak terpenuhi.

Kondisi Kepemimpinan Negara dan pemuka masyarakat kita dewasa ini setelah reformasi sangat dinamis (labil?). Pertentangan politis sangat dimungkinkan. Tetapi munculnya hegemoni politik seperti era orba semoga tidak terjadi. Dan apabila kesejahteraan rakyat semakin kebawah dan kesejahteraan pemimpin semakin jauh terbang tinggi, bisa saja tokoh yang cerdas akan dapat menggerakkan kekuatan GM yang belum cukup diarahkan untuk kepentingan tertentu.

Maka penulis bertanya : akankah G.M. tetap dibiarkan dinina bobukkan demi tidak adanya gejolak tetapi kepemimpinan masyarakat dan Negara tidak pernah mau mensejahterakan rakyat tetapi membangun terus tak henti memperkaya diri sendiri saja…?
Peranan Ortu sangat besar pengaruhnya melalui anak masa kini untuk Negara masa depan…. Dan apa peran kita Penulis masa kini ini ?

Selamat merayakan Hari Kemerdekaan kita ! ! !
M E R D E K A ! ! !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun