Mohon tunggu...
Asti Sundari
Asti Sundari Mohon Tunggu... Lainnya - Berfikir adalah salah satu cara bersyukur telah diberi akal. Sebab keunggulan manusia dari akalnya.

Nikmatilah proses yang ada, karena setiap proses yang dilalui mengajarkan banyak hal.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pesta Rakyat atau Pesta Pejabat?

12 Agustus 2022   11:35 Diperbarui: 12 Agustus 2022   11:37 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemilu selalu identik dengan ungkapan pesta rakyat yang di selenggarakan setiap lima tahun sekali. Namun apakah benar ungkapan tersebut? Bukankah yang berpesta pora adalah pejabat?.

2024 sudah di tetapkan menjadi tahun pemilu untuk pemilihan presiden selanjutnya sekaligus tahun pemilihan berbagai wakil rakyat (katanya).

Pemilu 2024 akan dilakukan satu tahun lagi kurang lebih, maka saat-saat kampanye sudah dimulai pada tahun ini. Mulai marak spanduk-spanduk para calon anggota pejabat untuk mengenalkan dirinya.

Namun apakah benar pemilu adalah pesta rakyat? Pesta demokrasi? Bukan pesta pejabat yang bagi-bagi kursi? Pesta para pemangku kepentingan yang berfoya-foya membagi-bagikan uang. Saya masih ragu bahwa pemilu adalah pesta bagi rakyat.

Pada kenyataannya, yang terjadi hanya sebatas prosesi seremonial untuk menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara demokratis selebihnya tidak begitu mempunyai dampak bagi masyarakat selain transaksi suara.

Kaum millenial selanjutnya semoga lebih kritis terkait isu sosial, politik, dan lingkungan yang ada di Indonesia agar selanjutnya ketika pemilihan berlangsung lebih melihat tujuan yang akan di capai, bukan seberapa kuat elektabilitasnya di masyarakat.

Karena kaum millenial adalah orang yang sudah disuguhi informasi yang beragam, mendapatkan kemudahan dalam mengemukakan pendapat. Maka seharusnya kaum millenial lebih kritis di bandingkan kaum sebelumnya yang memiliki akses terbatas dalam mendapatkan informasi.

Tidak ada pemimpin yang sempurna, tapi memilih pemimpin yang mendekati sempurna kenapa tidak? Pemimpin yang tahu bahwa kebijakannya akan berpengaruh pada masyarakat bawah. Tidak hanya sebatas menambah relasi jejaring dan kekuasaan keluarga.

Sebagai seseorang yang tidak memiliki privillage, melihat keadaan masyarakat lebih dekat membuat saya sadar bahwa banyak masyarakat yang tidak peduli dengan siapa pemimpinnya toh kehidupannya akan tetap berjalan, sekeras apapun kehidupan mereka tetap akan berusaha. 

Memotong generasi-generasi nepotisme, memotong generasi-generasi yang tidak bertanggung jawab, adalah upaya kita menyelematkan negara dari kepentingan segelintir orang. Membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun