Mohon tunggu...
Asti Sundari
Asti Sundari Mohon Tunggu... Lainnya - Berfikir adalah salah satu cara bersyukur telah diberi akal. Sebab keunggulan manusia dari akalnya.

Nikmatilah proses yang ada, karena setiap proses yang dilalui mengajarkan banyak hal.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bagaimana Pandangan Dunia tentang Perempuan

20 Oktober 2021   21:17 Diperbarui: 20 Oktober 2021   21:36 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perempuan adalah makhluk yang lemah dan pembawa derita, serta penyebab hal-hal negatif. Perempuan adalah makhluk yang paling banyak masuk neraka, perempuan tidak bisa melakukan pekerjaan publik dan perempuan hanya melakukan pekerjaan domestik. Itulah beberapa pandangan yang memarginalkan perempuan, mendiskriminasi tentang perempuan. Padahal dalam Islam perempuan adalah makhluk yang sama dengan laki-laki yaitu manusia dan sebagai Khalifatul fil-ard. 

Pandangan Yahudi dan Kristen terhadap perempuan

Perempuan mempunyai "dosa warisan" kedua ajaran ini memberikan citra negatif begitu seseorang lahir sebagai perempuan, karena jenis kelamin perempuan selalu dihubungkan dengan drama kosmis, yang mana Hawa dianggap terlibat di dalam kasus keluarnya Adam dari surga karena Hawa memberikan Adam buah khuldi yang jelas sudah dilarang untuk dimakan. Sebagai sanksi terhadap kesalahan perempuan itu maka kepadanya dijatuhkan semacam sanksi sebagaimana disebutkan dalam kitab kejadian (3) : 16 "Firmannya kepada perempuan itu: "Susah payahmu waktu mengandung akan kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu, namun engkau akan berahi kepada suamimu dan dia akan berkuasa atasmu."

Beberapa Pandangan Filsuf Terhadap Perempuan

Beberapa Filsuf pun memberikan pandangan yang pesimistis terhadap perempuan bagaimana tidak Imanuel Kant meragukan perempuan sanggup untuk mengerti tentang prinsip. Selain itu Lord Chesterfield mengatkan bahwa wanita hanyalah merupakan anak-anak yang lebih besar. Begitu negatif pandangan pada masa klasik terhdap perempuan. Tidak jauh beda pada masa Yunani perempuan sebagai tahanan rumah yang tidak dapat pergi kemana-mana. Sedangkan pada masa Romawi kekuasaan perempuan sepenuhnya di tangan laki-laki. Di India hidup seorang perempuan di tentukan oleh  laki-laki ketika laki-laki meninggal dunia maka hidup perempuan pun harus di akhiri dengan cara di bakar hidup-hidup. Pada masa Jahiliyah sebelum datangnya islam perempuan di perlakukan seperti suatu barang, bahkan dianggap setengah manusia. Bagaimana tidak pada masa itu perempuan dapat di perjual belikan dan diwariskan, tidak heran bila pada masa Jahiliah tidak ada yang menginginkan anak seorang wanita hingga pada akhirnya di kubur hidup-hidup tanpa belas kasihan. Dari zaman dahulu perempuan sudah dianggap sebelah mata, ia harus berjuang melawan ketidakadilan yang diberikan kepadanya, pemikiran tersebut teruslah berkembang menjadi sebuah culture yang tidak bisa dilanggar. Tidak hanya para kaum adam yang berfikir seolah perempuan makhluk lemah namun, seiring berjalannya waktu perempuan tersebut akhirnya membenarkan hal tersebut. Itulah budaya yang akhirnya mengakar pada setiap jiwa manusia.

Bagaimana Pandangan Islam Terhadap Perempuan ?

Diperbolehkannya didalam islam memiliki lebih dari satu istri tentu membuat beberapa orang berfikir bahwa islam tidaklah pro terhadap perempuan, belum lagi pandangan islam tentang bagaimana pembagian harta waris bagi perempuan, serta bagaimana perempuan tidak diperbolehkan untuk menjadi seorang pemimpin. Hal tersebut terjadi karena konstruk pemikiran manusia yang asalnya memarginalkan perempuan. Perlu pengkajian lebih dalam mengapa islam mempunyai hukum demikian.

"Tidak akan beruntung suatu kaum apabila menyerahkan pucuk pimpinannya kepada perempuan." (H.R Bukhari dari Abi bakrn)

34.  Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh Karena Allah Telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan Karena mereka (laki-laki) Telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh Karena Allah Telah memelihara (mereka). wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.

 Jika dimaknai secara tekstual saja maka hadist dan ayat tersebut sudah membatasi gerak gerik seorang perempuan dan islam seolah memarginalkan perempuan, namun jika dikaji secara dalam maka perempuan masih diperbolehkan untuk tetap mengembangkan diri dengan potensi yang dimiliki dan masuk kedalam dunia public. Terjadinya bias gender yang terdapat dalam hadist dan al-qur'an sebenarnya tidak lepas dari para pandangan umat islam tentang perempuan, dan para tokoh islam yang memandang perempuan sebelah mata. Pandangan miring terkait perempuan terjadi pada semua golongan, ras, agama dan bangsa. Pemikiran itu saat ini haruslah sudah mampu kita lawan, dan mulai membuktikan bahwa perempuan mampu bersaing bersama kaum laki-laki dalam segi potensi. Tidak ada satu agama yang memarginalkan perempuan tapi orang-orang yang didalamnya yang telah berfikir demikian. Beratus-ratus tahun pemikiran perempuan mengakar sehingga perempuan harus terus berjuang mendobrak pemikiran yang mengkerdilkan seorang perempuan. Lalu......

  Apa Sih Itu Gender Itu ?

onsep penting yang perlu dipahami dalam rangka membahas hubungan kaum perempuan dan laki-laki adalah membedakan antara konsep sex (jenis kelamin) dan konsep gender. Pemahaman dan pebedaan antara kedua konsep tersebut sangat diperlukan dalam melakukan analisis untuk memahami persoalan-persoalan ketidakadilan sosial yang menimpa kaum perempuan. Istilah gender digunakan berbeda dengan sex. Gender digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dari segi sosial-budaya. Sementara sex digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dari segi anatomi biologi. Istilah sex lebih banyak berkonsentrasi pada aspek biologi seseorang, meliputi perbedaan komposisi kimia dan hormon dalam tubuh, anatomifisik, reproduksi, dan karakteristik biologis lainnya. Sementara itu, gender lebih banyak berkonsentrasi kepada aspek sosial, budaya, psikologis, dan aspek-aspek non-biologis lainnya. Pemikiran inilah yang membuat posisi perempuan keliru dimata public, penyamaan anatara biologis dan budaya yang membuat perempuan seolah sudah mempunyai tempat khusus yaitu dirumah, dan perempuan diluar itu adalah perempuan pembangkang tidak menurut sesuai jalurnya. Konstruk pemikiran ini yang berkembang dimasyarakat, dengan wajah wajah yang beragam. Pada zaman sekarang nayatanya pandangan perempuan tidaklah berubah, hanya saja dengan warna, wajah yng berbeda. Baik perbudakan perempuan melalui pemberian hak yang tidak sesuai, pembebanan tugas yang berlebihan, pelecehan seksual, dan penjualan perempuan. Secara esensi masih sama hanya berbeda cara dalam pemarginalan perempuan. Ironis, perempuan seolah adalah barang masih saja melekat diera mesin dan pemikiran yang luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun