Mohon tunggu...
Asti Sundari
Asti Sundari Mohon Tunggu... Lainnya - Berfikir adalah salah satu cara bersyukur telah diberi akal. Sebab keunggulan manusia dari akalnya.

Nikmatilah proses yang ada, karena setiap proses yang dilalui mengajarkan banyak hal.

Selanjutnya

Tutup

Love

Apa Salahnya Memilih Childfree?

4 September 2021   12:50 Diperbarui: 4 September 2021   17:32 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
shutterstock.com Design by Canva

Mempunyai anak atau tidak itu hak setiap orang, karena itu persoalan tubuh mereka. Belakangan ini persoalan childfree sedang ramai di bahas di jagat sosial media. Ada yang pro ada yang kontra, hal itu tentu saja sudah biasa karena kita tahu, tidak semua orang akan menyukai keputusan kita.

Soal childfree ada beragam macam alasan mengapa beberapa orang memilih untuk tidak memiliki anak, dari mulai isu lingkungan, kesehatan mental, hingga finansial. Apapun alasannya tentu saja tidak semua orang akan sepakat dengan hal itu. Mari kita coba bahas satu persatu.

Soal isu lingkungan

Menarik sekali, alasan tidak ingin memiliki anak karena isu lingkungan dan alam. Yaps semakin banyak manusia maka semakin banyak pula kebutuhan yang harus dipenuhi, maka semakin banyak pula alam yang akan dirusak. Laju pertumbuhan penduduk setiap tahun meningkat berkali-kali lipat, sebab setiap pasangan rata-rata memiliki anak minimal dua bahkan ada yang 7 sampai 10 lebih. Otomatis jika dihitung dengan kalkulasi angka, jelas laju pertumbuhan penduduk akan meningkat berkali-kali lipat. Sedangkan tanah, alam tidak dapat bertambah, baik air tanah dll. Sehingga membuat alam semakin rusak, satu orang manusia bisa menghasilkan sampah dalam satu bulan berkilo-kilo sampah di kali berapa jumlah penduduk dunia. Maka jadilah lautan sampah. Mereka tidak ingin anak-anaknya nanti hidup di alam yang rusak, dan menjadi bagian dari yang merusak alam.

Tapi sebagian orang menolak alasan ini, karena seolah menyudutkan mereka yang memilih untuk mempunyai anak. Mereka berpendapat bahwa alam kita masih kuat memenuhi kebutuhan hidup manusia, tapi karena keserakahan sekelompok orang membuat alam ini rusak. Maka yang seharusnya dijawab adalah bagaimana cara manusia tidak merusak alam. Tentu saja butuh waktu panjang untuk menyadarkan manusia yang sudah di nina bobokan dengan kemudahan. Apalagi yang ia lawan raksasa besar yang tidak nampak, yang memproduksi sampah banyak sekali.

Kesehatan mental

Di era digital saat ini, manusia mulai semakin sadar akan kesehatan mental, ia tidak memaksakan dirinya untuk menjadi kuat. Menyadari bahwa manusia memang diciptakan dengan perasaan dan kadang bisa merasa lelah. Semakin banyaknya orang yang sadar akan hal ini, semakin mereka menyadari dampak jika dirinya mempunyai anak, sedangkan kesehatan mentalnya tidak baik-baik saja. Sedangkan mengurus anak perlu kesabaran dan ketekunan dalam menghadapimya. Untuk menghindari merusak mental generasi penerusnya beberapa orang memilih untuk tidak memiliki anak. Mereka tahu, Bahwa ketika mental belum siap maka yang terjadi dalam mengasuh anak adalah terjadinya kekerasan baik verbal maupun non verbal, menghancurkan masa depan anaknya dan karakter itu akan turun temurun ke generasi penerusnya nanti. Jadi, memang dalam pernikahan diperlukan kesiapan mental, karena yang dibangun bukan lagi satu tubuh tapi dua tubuh dengan keluarga yang berbeda. Mengurus diri sendiri saja kadang kita mengeluh apalagi ini harus mengurus beberapa orang.

Finansial

Finansial sangatlah krusial dalam kehidupan kita, tanpa pengaturan uang yang baik maka keseharian kita akan kacau. Sebelum menikah kita harus tahu terlebih dahulu kesiapan finansialnya berapa, apakah cukup atau masih kurang. Apalagi mempunyai anak, kita tahu bahwa tidak ada yang gratis di dunia ini,bahkan ada beberapa orang nafas saja harus membeli dengan uang. Ketika ingin mempunyai anak maka harus memperhitungkan dari sejak hamil hingga ia dewasa. Sebab harus beli susu untuk asupan gizi, melahirkan juga perlu biaya, belum beli baju, alat mandi dan seperangkat keperluan bayi. Jika sudah besar nambah biaya pendidikan anak dari sekolah TK hingga sarjana. Uang jajan dan segenap kebutuhan yang diperlukan anak. Maka finansial yang baik adalah kunci ketenangan ketika memiliki anak. Mungkin beberapa orang memang memilih tidak memiliki anak karena finansial yang belum memadai. Tidak apa-apa itu adalah pilihan, dan setiap pilihan yang diambil tidak akan bisa menyenangkan semua orang.

Termasuk ketika secara alami tidak bisa memiliki anak, mereka akan disalahkan dituduh dengan berbagai tuduhan penyakit dan dianggap tidak sempurna. Tapi oranglain tidak akan pernah merasakan apa yang dirasakannya. Yang mengalami  adalah diri merka sendiri dan yang tahu rasanya adalah mereka sendiri. Kita tidak boleh men-Judge sesuatu hanya dari cover atau yang nampak di permukaan. Pahamilah bahwa hati setiap manusia mempunyai rahasianya masing-masing. Dan buat kalian yang memilih mempunyai anak, maka tidak perlu merasa tersinggung atau merasa ter-distract karena kebahagiaan yang merasakan hanya diri sendiri, begitupun yang memilih untuk tidak memiliki anak tetap semangat karena hidup memang sebuah pilihan maka kita hormati setiap pilihan oranglain. Jika kita bahas dengan kacamata kerusakan lingkungan terstruktur mungkin akan lebih panjang. Hanya saja setiap insan merdeka berpendapat dan merdeka atas dirinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun