Mohon tunggu...
Asti Sundari
Asti Sundari Mohon Tunggu... Lainnya - Berfikir adalah salah satu cara bersyukur telah diberi akal. Sebab keunggulan manusia dari akalnya.

Nikmatilah proses yang ada, karena setiap proses yang dilalui mengajarkan banyak hal.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Berawal dari Sebuah Pertanyaan

18 Agustus 2021   14:00 Diperbarui: 18 Agustus 2021   14:02 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah kamu hidup dimana banyak sekali pertanyaan pertanyaan di dalam dirimu hingga kamu sendiri sudah lelah dengan pertanyaan yang tidak bisa kamu jawab sendiri. Sebenarnya sejak kecil kita sudah mulai bertanya tentang berbagai hal yang kita tidak tahu, sejak kecil kita sudah diajarkan berfikir kritis, pertanyaan sederhana namun terkadang sulit untuk menjawabnya sebuah pertanyaan yang tidak akan pernah terpikirkan oleh kita sebagai orang dewasa.

Seperti seorang anak kecil yang terus bertanya tanpa ada lelahnya, memaksa sang ibu untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang ia lontarkan dan sesekali ia menangis ketika tidak mendapat jawaban, tetapi anehnya setelah diberikan jawaban maka ia akan membuat pertanyaan baru. Ajaib bukan, mungkinkah sejak dalam kandungan kita sudah mulai bertanya-bertanya seperti bertanya Berada di mana aku? atau Mengapa di sini ada banyak air?

Entahlah akupun tidak ingat apa yang terjadi saat aku di dalam perut dan apakah aku sudah mulai bertanya-tanya pada saat itu. Tapi, kita sadar betul saat kita masih kecil kita selalu banyak bertanya kepada ayah dan ibu kita atau bahkan mencoba sesuatu yang berbahaya dan dilarang oleh orangtua kita anehnya kita melakukannya berulang-ulang walaupun setelahnya kita menangis karena jatuh kesakitan.

 Setelah dewasa apakah kita terus bertanya-tanya tentang semua hal yang ada di sekeliling kita atau sekedar bertanya kepada orangtua kita tentang hal yang kita tidak ketahui sampai orangtua kita pusing dengan pertanyaan-pertanyaan yang kita lontarkan karena tidak puas dengan jawabannya. Sepertinya tidak, sebab setelah dewasa kita sudah merasa tahu segalanya mungkin itu juga yang dialami orangtua kita, atau mungkin mereka sudah merasa lelah dan hanya menikmati rutinitasnya seperti biasa.

Apakah kita akan sama seperti mereka suatu saat nanti?. Aku sering sekali bertanya-tanya dalam diriku bertanya Mengapa aku hidup ke dunia ini? dan Mengapa aku hidup? Adakah alasan tertentu hingga aku dipilih menjadi manusia yang hidup di dunia ini ?. Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang sering aku pikirkan mengenai kehidupan ini, bagaimana posisi diri kita di sekitar manusia lain, apa sebenarnya tujuan manusia dihidupkan atau tujuan kita hidup sebagai manusia.

Sebenarnya pertanyaan ini sungguh menganggu hingga akhirnya akupun harus mencari tahu jawaban dari segala pertanyaan yang ingin aku tahu. Aku selalu membiarkan diriku yang penuh dengan rasa ingin tahu ini mencari jawaban, memenuhi dahaga penasaranku sebagai manusia. Aku teringat pada salah seorang Filsuf yang bertanya tentang alam, yaitu Thales Filuf pertama dan ia bertanya "Apa bahan dasar kehidupan ini?" dan ia sendiri yang menjawab "bahwa sumber dari segala sesuatu adalah air" sebuah pertanyaan yang membawa kita pada ilmu pengetahuan menorehkan sejarah panjang filsafat yang membahas semua hal yang terjadi di muka bumi ini.

Ya, kita manusia yang diberikan akal untuk berfikir sehingga hal itu memungkin kita menjadi manusia yang sangat penasaran, kalo bahasa gaulnya Kepo. Kita sebagai manusia seringkali memikirkan oranglain atau hal-hal yang ada di sekelilingmu padahal mungkin saja kita sendiri belum tentu sudah memikirkan diri kita sendiri dengan baik, tapi itulah keistimewaan yang dimiliki manusia. Hanya saja kita tidak boleh melupakan diri kita sendiri sebagai manusia karena terlalu sibuk memikirkan oranglain. Melakukan hal yang kamu sukai juga merupakan sebuah contoh untuk memanjakan diri sendiri, seperti menikmati sinar matahari pagi yang hangat, disertai suara air sungai yang mengalir dan di ujung sana terdengar suara ayam jago berkokok bahkan sesekali mendengar suara burung berkicau dan serangga serangga yang berisik, sesuatu hal yang sangat menenangkan sambil jari jemari itu bergerak kesana kemari dengan suara keyboard yang indah.

Banyak hal sederhana yang mampu kita lakukan untuk memanjakan diri kita sendiri, bisa saja kita lakukan setiap detik bahkan setiap hari. Kata siapa bahagia itu sulit? Karena yang mempersulit dan memewahkannya adalah diri kita sendiri, sehingga merasa tidak bahagia di masa hidupnya. Pernahkah kamu merasakan bahagia ketika kamu berbagi kebahagiaan kepada oranglain yang membutuhkan walaupun itu sangat kecil, jika "Ya" maka itu adalah bagian kecil dari kebahagiaan yang kamu lupakan.

Banyak pertanyaan maka banyak hal yang harus kamu jawab, agar kamu tahu makna hidup yang sebenarnya, jangan pernah menganganggap pertanyaanmu benar namun kita juga perlu mendengarkan pemikiran oranglain sebagai bahan pertimbangan. Seperti sebuah ungkapan yang seseorang berikan kepadaku " Kita itu seperti arus listrik dimana untuk menciptakan arus listrik tersebut memerlukan kutub positif dan kutub negatif yang akhirnya menjadi arus listrik yang dapat menerangi dunia".

Pertentangan tidak selamanya menjadi hal yang buruk, lewat pertentangan kita dapat mempelajari banyak hal yang selama ini kita sendiri tidak tahu, pertanyaan hadir dari pertentangan dimana teori tidak sesuai dengan kenyataan akhirnya menciptakan sebuah masalah dan setiap masalah harus di pecahkan dan ditemukan jawabannya yang terbaik bukan selalu harus sempurna. Jika diri kamu pernah berbeda pendapat dengan oranglain atau diri kamu merasa berbeda dengan oranglain itu tidak salah karena manusia diciptakan berbeda-beda baik kelebihan dan kerkurangannya karena kita diciptakan istimewa. Jangan pernah takut untuk bersuara walaupun kita berbeda pendapat dari kebanyakan orang, karena perbedaan kitalah kita menjadi indah, kamu hanya perlu menjadi diri sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun