Mohon tunggu...
Asti Annisa Rachma
Asti Annisa Rachma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mari saling berbagi...

Belajar Bersama, Berbagi Info, dan Stop Hoax

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Sedikit Cerita tentang Yogyakarta

22 Juni 2021   22:24 Diperbarui: 22 Juni 2021   22:53 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Daerah Istimewa Yogyakarta atau dalam bahasa Jawa sering disebut Nagari Ngayokarta berdiri pada 7 Oktober 1756 (256 tahun) Merupakan salah satu provinsi yang terdapat di Indonesia atau lebih tepatnya di Pulau Jawa memiliki luas hanya sekitar 3.186 km. Walaupun Yogyakarta memiliki wilayah yang kecil provinsi ini memiliki 5 bagian wilayah yaitu; Sleman, Kulon Progo, Bantul, Gunung Kidul, dan Pusat kota atau warga sering menyebutnya dengan sebutan Kota Madya  dan Yogyakarta memiliki jumlah penduduk sekitar 422.732 jiwa. Dulunya Kota Yogyakarta bukan merupakan bagian dari NKRI dan memiliki pemerintahan sendiri yang saat itu merupakan kerajaan atau bernama Keraton Ngayogyakarta. Dan dengandi turunkannya maklumat 5 September 1945 yang disusun oleh Sri Sultan HB IX dan Sri Pakualaman, menyatakan bahwa Yogyakarta bergabung dengan NKRI. Saat Yogyakarta bergabung dengan NKRI, Yogyakarta merupakan wilayah pertama yang bergabung dengan NKRI sebelum kerajaan-kerajaan lainnya. Di masa revolusi, Yogyakarta pernah dijadikan sebagai Ibu Kota Indonesia pada tahun  1946-1950 sebelum dipindahkan ke Batavia kala itu atau Daerah Khusus Ibukota Jakarta kini.

Tak hanya Istimewa, Yogyakarta memiliki julukan lain seperti kota pelajar. Mengapa kota pelajar? Karena di Yogyakarta ini memiliki banyak sekali kampus dan dengan kualitas yang terhitung baik. Namun tak hanya kampus yang banyak, tapi biaya hidup yang sangat amat terjangkau di kota inilah yang menjadikan pilihan orang-orang untuk hidup di Yogyakarta dan memutuskan untuk meneruskan pendidikannya di kota pelajar ini. Selain kota pelajar, Yogyakarta juga disebut dengan kota budaya. Seperti yang kita ketahui Yogyakarta masih memegang teguh budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu, budaya tersebut dapat lestari hingga saat ini juga tak lepas dari peran serta masyarakat sekitar yang mau untuk mempelajari budaya-budaya tersebut.

Keunikan Yogyakarta dari yang lain mungkin sudah banyak diketahui oleh khalayak luas yaitu pemimpin di provinsi Daerah Istimewa Yogykarta berbeda dari provinsi lain karena gubernur di Yogyakarta ini tak pernah berganti, selalu turun-temurun sedaridulu. Tidak pernah diganti dikarenakan gubernur di provinsi ini dijabat oleh Sultan Yogyakarta dan wakil gubernur adalah Pangeran Pakualam yang bertahta. Kesepakatan ini ada sesuai dengan tradisi UU 13/2012 tentang keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Masa jabatan gubernur  hanya diperpanjang dan berlaku seumur hidup.

Di Yogyakararta memiliki bahasa daerah yaitu Bahasa Jawa. Bahasa Jawa sendiri terbagi menjadi berbagai macam tingkatan. Tingkatan tersebut digunakan ketika berbicara dengan seseorang yang berbeda usia, jabatan, dan lain sebagainya. Tingkatan tersebut ada 3 yaitu: ngoko (kasar) biasanya digunakan untuk berbicara dengan orang yang usianya sama dengan kita / teman, madya (biasa) digunakan saat berbicara dengan orang yang lebih muda / orang yang usianya sama dengan kita / teman dan atau maupun teman yang lebih tua, dan yang terakhir ada kromo (halus) biasanya digunakan ketika berbicara dengan orang tua / orang yang jabatannya diatas kita. Dari ketiga tingkatan tersebut, masih ada tingkatan yang terbagi lagi di dalamnya.

Yogyakarta yang merupakan kota istimewa ini banyak memiliki pariwisata di sekitaran provinsi tersebut. Seperti Keraton yang merupakan tempat tinggal Kesultanan Yogyakarta, Gunung Merapi, berbagai macam wisata air, wisata sejarah, kebun binatang, maupun wisata hiburan modern pun ada juga di Yogyakarta. Semua pariwisata yang tersebar di seluruh bagian wilayah provinsi tersebut itu dikelola sendiri oleh warga sekitar wisata tersebut. Bahkan warga sekitar setiap tahun ada saja ditemukan tempat wisata baru di berbagai daerah tertentu.

Pariwisata di Yogyakarta tidak hanya destinasi wisata yang selalu menarik para wisatawan. Namun juga makanan khas Yogyakarta yang juga sering menarik minat para wisatawan. Gudeg, merupakan makanan khas Yogyakarta yang terkenal dengan citarasanya yang manis. Tak hanya gudeg masih banyak makanan khas dari berbagai daerah di Yogyakarta. Ada gaplek, gethuk,  salak pondoh, dan lain sebagainya yang banyak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Pesona Yogyakarta mungkin tidak akan pernah ada habisnya selalu saja ada saja yang baru tercipta. Ide-ide baru masyarakat dalam mengembangkan sektor pariwisata di daerah mereka masing-masing selalu ada dan hadir baru mengikuti perkembangan zaman yang semakin maju. Yogyakarta maju karena peran penting masyarakat di dalamnya dan peran pemerintah yang turut serta mendampingi masyarakat supaya bergerak maju dan mengikuti zaman. Walau mungkin ada bagian pelosok yang belum menikmati sepenuhnya perkembangan daerah-daerah lain di Yogyakarta yang kini telah maju. Semakin bertambah umur Yogyakarta semakin berkembang pula segala fasilitas dan sektor-sektor yang telah kita kembangkan bersama ini. Tanpa rakyat mungkin Yogyakarta tidak akan seperti sekarang, jadi sebagai rakyat marilah kita dukung pemerintah dengan aturan dan program yang telah ada dan segala sistemnya namun selama itu benar dan tak melanggar hukum atasnya / hukum negara. Untuk wisatawan dan pendatang marilah kita sama-sama menjaga dan menghargai budaya satu sama sama lain supaya selalu tercipta kedamaian diantara kita semua. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun