Mohon tunggu...
Hasto Suprayogo
Hasto Suprayogo Mohon Tunggu... Konsultan - Hasto Suprayogo

Indonesian creative designer & digital marketing consultant | astayoga@gmail.com | http://www.hastosuprayogo.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Rahasia Hidup Bahagia ala Marie Kondo

23 Januari 2019   01:37 Diperbarui: 23 Januari 2019   18:08 791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Marie Kondo. Sumber foto: Vox.com

Jika ada satu penulis sekaligus motivator yang belakangan menghebohkan publik Amerika dan Eropa, Marie Kondo namanya. Bukan, dia bukan penulis novel cinta atau petualangan. Dia adalah penulis sekaligus motivator tentang beberes alias tidying up.

Perempuan Jepang kelahiran 1984 ini menulis 4 buku tentang beberes dan mengatur barang, dan luar biasanya bukunya terjual jutaan eksemplar. Bukunya yang paling fenomenal, The Life-Changing Magic of Tidying Up yang terbit 2011 di Jepang dan Eropa jadi best seller. Begitu juga saat diterbitkan di Amerika Serikat pada 2014, buku ini laris manis di pasaran, bahkan masuk daftar buku terlaris menurut The New York Times.

Demam Marie Kondo pun melanda Eropa dan Amerika Serikat. Apalagi saat Netflix meluncurkan serie televisi Tidying Up with Marie Kondo. Majalah Time memasukkannya ke dalam daftar 100 Orang Paling Berpengaruh di tahun 2015. Sebuah pencapaian luar biasa dari perempuan yang pernah menghabiskan 5 tahun masa mudanya sebagai miko atau pendeta cadangan di kuil Shinto ini.

Sekarang mungkin Anda bertanya, apa istimewanya Marie Kondo sampai segitunya heboh di luar sana?

Well, Marie Kondo tidak hanya bicara tentang beberes sebagai beberes semata. Dia merumuskan metode yang disebut KonMari, di mana beberes dan mengorganisir barang yang dimiliki adalah salah satu cara membenahi energi kehidupan kita.

Ide ini didapatnya saat masih duduk di sekolah menengah pertama. Sejak kecil Marie memang terobsesi dengan beberes dan lebih memilih merapikan buku dan barang di kelas dibanding bermain bersama kawannya.

Suatu hari saat SMP, dia mengalami mental breakdown akibat obsesinya dan sempat tak sadarkan diri beberapa waktu. Saat siuman, dia mengaku mendapatkan inspirasi filosofis atas hobinya beberes tadi. Lahirlah kemudian apa yang disebut KonMari.

Disebut juga, Shinto dengan ajarannya memberi napas kuat dalam metode KonMari ini. Di mana menurut Marie Kondo, dalam beberes, kita jangan fokus menyingkirkan barang-barang semata, namun lebih ke menyimpan barang-barang yang saat disentuh memercikkan kebahagiaan (tokimeku) di hati.

Marie Kondo percaya, dengan menyimpan hanya barang-barang yang membahagiakan, hidup kita pun akan lebih bahagia. Kita tak terbebani dengan semua obyek yang beraura negatif. Terdengar sederhana bukan? Namun kalau dirasa-rasa, ada benarnya juga.

Yang tak kalah menarik adalah efek demam Marie Kondo ini, khususnya paska diluncurkannya tv serienya di Netflix. Berbagai organisasi yang biasa menerima donasi barang warga Inggris, seperti Age UK, Barnado's dan the British Heart Foundation, menyebut terjadinya peningkatan drastis jumlah barang yang mereka terima.

Tak hanya dalam segitu jumlah, namun juga ragam barang. Tak hanya barang murah yang disumbangkan, namun tercatat barang mewah pun mereka terima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun