Mohon tunggu...
Hasto Suprayogo
Hasto Suprayogo Mohon Tunggu... Konsultan - Hasto Suprayogo

Indonesian creative designer & digital marketing consultant | astayoga@gmail.com | http://www.hastosuprayogo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Karena Dunia Bukan Panggung Sandiwara

12 Januari 2018   19:54 Diperbarui: 12 Januari 2018   19:58 1434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rahwana (IndonesiaKaya.com)

'Dunia ini panggung sandiwara, cerita yang mudah berubah'

Mungkin Anda ingat potongan syair ini. Jika tidak, ini adalah bagian  lagu Panggung Sandiwara, yang diciptakan musisi Ian Antono, sementara liriknya digubah penyair Taufiq Ismail. 

Satu bagian yang  belakangan membuat saya berpikir adalah, 'setiap kita dapat satu  peranan, yang harus kita mainkan'. Jika direnungkan, adalah benar  adanya, setiap orang dalam hidup menjalani peran. Namun, benarkah hanya  satu peran saja? 

Banyak dari kita saat memandang orang lain  melihatnya hanya sebagai satu sosok dengan atribut peran tertentu. Entah  dia baik, atau jahat. Entah kita suka atau benci. Entah dia kawan atau  lawan. Sebagaimana lirik di atas, setiap orang punya satu peranan.

Terhadap tokoh yang disuka, kita cenderung memujanya. Sebaliknya,  dengan mereka yang tak disuka, kita condong mencacinya. Seakan, semua  hal tentang dia selalu baik atau selalu buruk. 

Sementara, jika  kita mau kembali renungkan, tak pernah yang namanya seseorang memainkan  satu peran saja. Coba bayangkan kita sendiri. Saat di rumah, bersama  keluarga, Anda mungkin memainkan peran sebagai seorang ayah, ibu atau  anak. Seorang anggota keluarga yang baik, penyayang, peduli dan  bertanggungjawab.

Ketika keluar rumah, di jalan berkendara,  terjebak macet, Anda mungkin berganti peran jadi pejalan yang  menjengkelkan. Tak sabaran mengklakson kanan kiri, menerobos lampu  merah, menyerobot trotoar sembari mungkin melempar sampah dari samping  jendela.

Di kantor, dalam pekerjaan, Anda mungkin jadi atasan  yang menekan. Memaksa anak buah menyelesaikan pekerjaan, memberi  deadline, mengawasi bahkan kadang memarahi. Tak sedikit pula kita yang  menginjak mereka di bawah demi menaikkan posisi diri lebih tinggi.

Ada kala kita korupsi, mengambil  uang, waktu, atau kesempatan untuk  keuntungan sendiri. Di saat lain kita mengulurkan bantuan kepada kawan  yang kesusahan. Di lain tempat kita mengutip firman tuhan, namun di  kesempatan beda kita mengumbar kosa kata kebun binatang.

Adakah  manusia pernah benar-benar baik, atau benar-benar buruk. Adakah manusia  hanya memainkan satu peranan. Adakah manusia hanya berwajah satu ataukah  kita sebenarnya jamak mukanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun