Selepas SMA, ada dorongan kuat dalam diri saya untuk keluar rumah.  Bahkan meski saat kuliah saya tetap di kota kelahiran, namun intensitas  tinggal di rumah orang tua sangat berkurang. Lebih banyak saya habiskan  waktu di kampus, basecamp organisasi mahasiswa atau rental  komputer  plus warnet milik kawan di mana saya turut kerja sambilan di sana.
Semua demi mencari tempat  untuk diri saya sendiri. Sebuah tempat di mana saya diakui. Sebuah  pelepasan dari semua aturan, target pendidikan dan tuntutan yang dulu  saya anggap mengekang.
Ada  fase itu dalam hidup saya. Mungkin fase serupa pun Anda alami. Bisa pula  kita semua melewatinya. Saya menganggapnya sebagai masa pencarian jati  diri.
Perjalanan hidup membawa saya bekerja di Jakarta. Jauh dari  orang tua dan keluarga. Tak ada rasa khawatir, seringnya tak pula  terbersit rindu. Karena saya temukan begitu banyak hal menarik, berbagai  macam kawan baru, beraneka ragam kesempatan dan peluang mengembangkan  diri. Dan saya menyukainya.
Hingga saat ayah saya meninggal dunia. Dan saya tak ada di sampingnya.
Momen itu merubah pikiran saya tentang arti penting keluarga. Sesuatu  yang sebelumnya saya pandang taken for granted. Sesuatu yang ada dan akan selalu ada.Â
Ada rasa hampa yang menusuk jika mengingatnya.  Ada rasa kelu dan pahit di lidah setiap menyadari terlewatnya kesempatan  itu. Kesempatan untuk menghabiskan lebih banyak waktu, bicara dan  belajar dari beliau.Â
Saya merasa, begitu banyak hal yang ingin  saya tanyakan. Saya merasa, begitu sedikit yang saya tahu tentangnya.  Saya merasa, belum ada yang sempat saya lakukan untuknya sementara  kesempatan itu sudah punah.Â
Apa yang lebih berharga selain keluarga?Â
 Jika pertanyaan itu disampaikan ke saya jaman dulu, mungkin jawabnyak  bisa panjang. Namun sekarang, saya bilang, tidak ada yang lebih berharga dari keluarga.
Jika Anda sekarang resah, jika hati Anda gundah,  jika berbagai hal menyesaki pikiran dan perasaan, ingatlah bahwa Anda  punya keluarga yang akan selalu sayang dan peduli, meski seringkali kita  tak menyadari.
Karena tak ada yang lebih berharga selain keluarga. Please, cherish your family.