Mohon tunggu...
Assyifa Kurnianda S P
Assyifa Kurnianda S P Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Jurusan Teknik Pertambangan Di Universitas Khairun

Hi , Perkenalkan nama saya Assyifa Kurnianda S.P 20 tahun . Mahasiswa Teknik Pertambangan , Fakultas Teknik . Universitas Khairun , Ternate .

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Be A Smart Miners

20 Oktober 2019   19:35 Diperbarui: 20 Oktober 2019   19:38 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Didalam endapan Nikel dapat ditemukan Cobalt (Co) , yang mempunyai harga jual yang tinggi juga . Cobalt biasanya dapat digunakan didalam pembuatan batu betterai . Ada dua jenis baterai listrik yang banyak digunakan saat ini, yaitu Lithium-ion (Li-ion) dan Nickel Metal Hydride (NiMH). 

Baterei Li-ion menggunakan unsur logam litium dan kobal sebagai elektroda, sedangkan NiMH memanfaatkan nikel sulfat sebagai komponen utamanya. Itulah mengapa produk nikel sulfat dan cobalt sulfat kini jadi primadona . Di Indonesia memang belum ditemukan cebakan bijih litium meskipun ada indikasi .

Mineralisasinya yang berasosiasi dengan batuan granit pegmatit. Namun untuk nikel dan kobalt, Indonesia adalah salah satu negara dengan cadangan terbesar di dunia. Penyebarannya cukup merata di Kalimantan, Sulawesi, Halmahera, dan Papua.

Endapan nikel dan kobalt di Indonesia merupakan endapan tipe laterit yang terkandung dalam bijih limonit dan bijih saprolit dengan kadar bervariasi. Rata-rata bijih laterit dan saprolite memiliki kandungan nikel 0,6%--2,23% dan kobal sebesar 0,07% -- 0,18%. Berdasarkan data Kementerian ESDM 2017, sumber daya bijih nikel Indonesia sebesar 6,3 miliar ton dengan total cadangan sekitar 3,1 miliar ton (6% dari cadangan dunia). 

Dari bijih tipe laterite tersebut, diperkirakan kandungan total sumber daya dan cadangan nikel masing-masing sebesar 95 juta ton dan 68,7 juta ton. Adapun total sumber daya kobalt diperkirakan sebesar 7,2 juta ton dengan total cadangan 1,2 juta ton.

Masalah dan tantangannya adalah, kendati Indonesia mempunyai cadangan dan sumber daya nikel dan kobalt cukup besar, selama ini bijih nikel di dalam negeri sebagian besar diolah dengan teknologi peleburan (smelter) yang menghasilkan produk akhir berupa feronikel, bahan baku untuk pembuatan stainless steel.S

ementara untuk memenuhi pasar baterai listrik yang membutuhkan nikel sulfida dan kobalt sulfida tersebut, Indonesia baru memiliki satu pabrik pengolahan yang menghasilkan nikel matte yang mengadung nikel sebanyak 78%, kobalt 1%, dan sulfur 20%. 

Untuk memproduksi nikel sulfat dan kobalt sulfida, bijih nikel (limonit dan saprolit) harus diolah dengan sistem hydro-metallurgy. Membangun pabrik pengolahannya sangat mahal seperti yang beroperasi di Goro, Kaledonia Baru (Perancis) dengan investasi sekitar US$5,5 miliar . 

Tidak ada maksud untuk mengkucilkan usaha pemerintah yang telah membangun 27 smelter yang berdiri dan beroperasi . tetapi seyogyanya pemerintah juga perlu menyusun Road Map pertambangan yang terintegrasi dengan Road Map di sektor perindustrian dan sektor hilir lainnya. Diperlukan juga kemudahan dan insentif untuk menarik minat investor global ke Indonesia. 

Selaih itu perlu kepastian dalam hal mendapatkan tenaga listrik untuk menggerakkan mesin-mesin dan peralatan yang akan digunakan oleh industri tersebut.  

Meski telah 10 tahun UU No. 4/2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara disahkan, di mana salah satu ketentuannya adalah kewajiban hilirasi mineral di dalam negeri tetapi kenyataannya industri pertambangan nasional belum cukup responsif dalam menyikapi kebutuhan pasar yang berkembang begitu cepat . 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun