Mohon tunggu...
Nur M N Assufi
Nur M N Assufi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Meredam Perspektif Kolotisme Santri

15 November 2018   15:43 Diperbarui: 15 November 2018   19:21 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika banyak masalalu masyarakat melihat para santri yang bermukim di sebuah pesantren, maka banyak spekulasi umum tentang kolotisme santri yang tergambar di fikiran khalayak umum. 

Ada pandangan bahwa santri yang berada di pesantren tidak dapat hidup mandiri serta tidak dapat memberikan harapan kepada bangsa. Santri hanya bisa ngaji, santri hanya tau kapan waktu tidur, santri hanya tau kapan waktu makan, santri gaptek di segala bidang keilmuan umum. Itulah gambaran spekulasi yang ada dalam masalalu khalayak umum. 

Seiring dengan berkembangnya dunia menuju modernisasi besar-besaran, banyak yang beranggapan bahwa tidak akan bisa seorang santri berkompetisi dengan dunia luar. dan masih banyak lagi gambaran pesimisme yang muncul dari khalayak umum.

Sudah saatnya spekulasi tersebut harus dihilangkan dengan cara melihat aktualisasi seorang santri di masyarakat. Dengan munculnya slogan "Santri Milenial". Banyak para santri yang sudah ikut berkompetisi di dunia luar.

 Mereka tidak kalah menariknya dengan pesaing lainnya. Mereka yang dianggap hanya bisa ngaji, menunjukkan aktualisasi dirinya sebagai orang yang paling berpengaruh di dunia. Mereka yang dianggap hanya tau waktu makan, menunjukkan aktualisasi dirinya sebagai pemilik Owner ternama rumah makan di berbagai Negara. Mereka yang dianggap gaptek, menunjukkan aktualisasi dirinya sebagai pemenang modernisasi di bidang teknologi dunia. 

Itulah sedikit contoh aktualisasi dari santri yang berpedoman kepada kaidah "memelihara tradisi lama yang baik dan mengambil tradisi baru yang lebih baik". Masih banyak lagi kehebatan santri lulusan pesantren yang dapat menjadi pengaruh dalam Negeri maupun manca Negara. Dimulai dari dorongan yang kuat dari pesantren, dan do'a dari para 'alim pesantren, santri mampu mendedikasikan mimpinya kepada negri.

Di era ini banyak kalangan pesantren yang membantu perekonomian negeri dengan dengan membentuk koperasi santri dan wirausaha santri. Betapa hebatnya jika semua santri mempunyai perekonomian yang mandiri. Dapat dipastikan akan terjadi perkembangan ekonomi yang luar biasa hebat. Sudah saatnya santri berani menggebrak ekonomi dunia, dengan diikuti nilai-nilai luhur lama pesantren yang begitu indah. 

Dunia luar sudah banyak melirik kalangan santri dan menginginkan para santri sebagai partner mereka. Walaupun tidak bermodal cukup banyak, akan tetapi santri punya modal iqtishadiyah yang berdasar kepada shidiq, amanah, fathanah dan tabligh yang sulit bahkan tidak dapat dimiliki oleh orang lain. Itulah yang memunculkan ketertarikan mereka terhadap para santri.

Di zaman yang akan datang, diharapkan ada generasi santri sebagai penerus ibn Rusyd, generasi santri sebagai penerus B.J Habibi dan banyak sekali tokoh yang membutuhkan generasi penerus santri milenial. Santri bukanlah objek ekonomi, ataupun objek politik yang seakan tiada hentinya bergelut. Santri akan menjadi subjek pertama dalam membangun ekonomi Negeri maupun dunia dengan kejujuran, kepercayaan dan kecerdasan.

Dunia ini banyak orang-orang makmur tapi kekurangan orang jujur. Sukses sendiri itu sudah biasa, tapi sukses bersama adalah hal yang luar biasa. Dari santri untuk negeri dan peradaban dunia. (Assufi)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun