Mohon tunggu...
Yulianto
Yulianto Mohon Tunggu... Penerjemah - Menulis saja

Menulis saja

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Meneladani Sikap Kepedulian Khalifah Umar bin Khattab terhadap Rakyatnya

27 Mei 2019   23:49 Diperbarui: 27 Mei 2019   23:58 6155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Khalifah (nu.or.id)

Ulasan tokoh Islam favorit

Saat pertama kali membaca tema samberthr Kompasiana tersebut, nama Umar bin Khattab segera terlintas di kepalaku. Bukannya tidak memfavoritkan tokoh Islam lainnya, nyatanya memang ada banyak sekali tokoh Islam yang patut untuk difavoritkan. Tetapi karena kisah Umar bin Khattab sudah terlebih dahulu membekas di hati dan ingatan maka pada tulisan kali saya memilih beliau sebagai tokoh Islam yang difavoritkan.

Umar bin Khattab, semua pasti tahu bahwa Umar awalnya merupakan tokoh antagonis saat Nabi Muhammad Saw menyebarkan Islam di Mekah. Sebelum memeluk Islam, beliau adalah salah satu penentang terkeras atas ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Tetapi Qadarallah, beliau akhirnya memeluk Islam dan bahkan menjadi khalifah kedua pengganti Abu Bakar Ash-Shidiq sepeninggal Nabi Muhammad Saw.

Sebenarnya ada banyak sekali hikmah yang bisa dipetik dari kisah hidup Umar bin Khattab. Tetapi pada kesempatan kali ini, saya ingin lebih banyak bercerita tentang gaya kepemimpinan Umar saat menjadi khalifah yang membuat saya terkagum-kagum kepada beliau.

Umar bin Khattab dikenal sebagai pemimpin yang sederhana dan sangat memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Salah satu gambaran betapa besarnya perhatian Umar terhadap rakyatnya dapat dirasakan melalui kisah yang sangat sohor dan mungkin sudah banyak orang mengetahuinya.

Kisah itu adalah saat Umar bin Khattab yang tak lain seorang pemimpin rela memikul karung gandum untuk diantarkan kepada seorang janda dan anaknya yang tak berhenti menangis lantaran kelaparan. Umar saat itu terkejut ketika melihat seorang ibu sampai harus menanak batu hanya agar anak-anaknya yang menangis kelaparan merasa tenang dengan menyangka bahwa sang ibu sedang memasak sesuatu untuk dimakan.

Hati Umar saat itu remuk, sebagai seorang pemimpin, ia merasa sangat bersalah lantaran ternyata di wilayah yang dipimpinnya masih ada seorang ibu dan anak yang sampai menangis karena kelaparan. Beliau pun kemudian memikul sendiri karung gandum dan makanan melewati padang pasir yang jauh untuk dibawakan kepada ibu dan anak tersebut.

Tak hanya itu, dalam sejarah diceritakan bahwa Umar Bin Khattab juga merupakan pemimpin yang hidupnya sederhana bahkan amat sederhana untuk seseorang yang memegang jabatan Khalifah. Bahkan untuk menjamin bahwa kebutuhan rakyatnya terpenuhi, dikisahkan Umar sampai pernah melarang dirinya sendiri untuk memakan daging, minyak samin, dan susu.

Saat itu tanah Arab sedang mengalami paceklik, Umar pun membatasi dirinya untuk memakan makanan yang enak sebab ia khawatir jika makanan yang ia makan akan mengurangi jatah makanan untuk rakyatnya. Beliau sampai rela kelaparan dengan hanya menyantap sepotong roti dengan celupan minyak zaitun. Makanan yang beliau makan pun tak membuat perutnya menjadi kenyang melainkan masih kelaparan..Dalam laparnya itu, beliau berkata

"Berkeronconglah sesukamu, dan kau akan tetap menjumpai minyak, sampai rakyatku bisa kenyang dan hidup dengan wajar."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun