Mohon tunggu...
Yulianto
Yulianto Mohon Tunggu... Penerjemah - Menulis saja

Menulis saja

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Jelang Lebaran, Ibadah Jangan Dikendorkan tapi Ditingkatkan

13 Juni 2018   22:52 Diperbarui: 13 Juni 2018   23:14 915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: hidayatullah.com

Dua hari sebelum datangnya hari lebaran. Gegap gempita menyongsong hari raya Idul Fitri telah terasa dimana-mana. Di televisi, ucapan selamat Idul Fitri mulai menghiasi tayangan iklan di televisi. Di media sosial, ramai instansi baik pemerintah maupun swasta juga turut mengunggap ucapan selamatnya. Di rumah-rumah, ibu-ibu sudah sibuk mempersiapkan kue dan ketupat yang akan disajikan di hari lebaran. Ayah sibuk membantu ibu membereskanrumah. Anak-anak gembira mencoba pakaian barunya. Seluruh orang menyambut datangnya hari lebaran dengan penuh keceriaan.

Tapi tunggu dulu, redam sejenak keceriaan itu. Meskipun hari raya Idul Fitri tinggal sehari lagi. Ramadan belum sepenuhnya meninggalkan kita semua. Masih ada kesempatan sehari lagi untuk memanfaatkan kemuliaan bulan penuh rahmat dan pengampunan ini. 

Tak ada yang salah dengan keceriaan menjelang hari raya lebaran. Memang seharusnya semua orang bergembira menjelang hari yang Fitri. Namun, mari simpan keceriaan itu belakangan. Untuk satu hari terakhir, mari kita bakar semangat dan jangan biarkan kita terlena/ Apalagi sampai membuat kita lalai.

Tak ada yang bisa memastikan apakah kita akan bertemu dengan bulan ramadan yang akan datang. Anggaplah ramadan tahun ini sebagai ramadan terakhir kita. Hanya ini kesempatan terakhir kita dapat bertemu bulan pelipatgandaan pahala. Hanya tinggal sehari lagi kesempatan kita untuk meminta ampun kepada Allah Swt agar dosa-dosa di masa lampau diperkenankan untuk diampunkan. 

Supaya ketika Idul Fitri tiba, kita dapat benar-benar bahagia sebab kita termasuk golongan hamba yang memperoleh kemuliaan ramadan. Kemuliaan untuk menjadi seorang hamba yang seperti terlahir kembali, seperti bayi yang suci

Sebelum ramadan benar-benar pergi. Mari jangan biarkan ibadah kita kendorkan. Mari khatamkan Al-Quran segera. Shalat di masjid jangan biarkan kita ketinggalan. Shalat Tahajjud mari kita tegakkan. Sedekah mari semakin kita gencarkan. Lantunan dzikir jangan kita hentikan. Berdoa memohon ampun jangan kita lupakan. Ini ramadan terakhir kita, anggaplah seperti itu.

Setelah segala upaya dan usaha kebaikan telah dilaksanakan semaksimal mungkin. Sepenggal doa mari kita panjatkan di setiap akhir sujud dalam shalat kita. Doa agar jika diperkenankan oleh Allah Swt, izinkalah hamba beserta keluarga dapat bertemu lagi dengan bulan penuh rahmatmu di masa yang akan datang. Tapi jika ramadan kali ini menjadi yang terakhir bagi hamba, ampunkanlah dosa yang pernah hamba lakukan dan mohon terimalah puasa dan kebaikan yang hamba kerjakan di bulan rahmatmu ini.

Semoga kita tidak termasuk golongan hamba yang merugi seperti dalam doa malaikat Jibril yang diaminkan oleh Rsulullah Saw

Sesungguhnya Nabi mengucapkan amn sebanyak tiga kali tatkala Jibril berdoa. Para Sahabat bertanya: "Wahai Rasulullah! Engkau telah mengucapkan amn". Beliau menjawab: "Jibril telah mendatangiku, kemudian ia berkata: "Celakalah orang yang menjumpai Ramadhan lalu tidak diampuni". Maka aku menjawab: "Amn". Ketika aku menaiki tangga mimbar kedua maka ia berkata: "Celakalah orang yang disebutkan namamu di hadapannya lalu tidak mengucapkan salawat kepadamu". Maka aku menjawab: "Amn". Ketika aku menaiki anak tangga mimbar ketiga, ia berkata: "Celakalah orang yang kedua orang tuanya mencapai usia tua berada di sisinya, lalu mereka tidak memasukkannya ke dalam surga". Maka aku jawab: "Amn".***

Selamat menanti hari raya Idul Fitri, salam.

*** Hadits ini dikeluarkan al-Hkim dalam Al-Mustadrak (4/154) dan berkata: hadits ini shahh sanadnya, namun imam al-Bukhri dan Muslim tidak mengeluarkannya. Imam adz-Dzahabi menyetujui hal ini. (Dishahhkan al-Albni dalam Shahh at-Targhb wat-Tarhb).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun