Mohon tunggu...
Yulianto
Yulianto Mohon Tunggu... Penerjemah - Menulis saja

Menulis saja

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Magi Bulan Ramadan yang Akan Membuat Rindu

12 Juni 2018   22:54 Diperbarui: 12 Juni 2018   23:11 654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: madisonmuslim.org

Bulan ramadan tinggal menghitung hari. Tak cukup seminggu lagi bulan yang penuh rahmat dan berkah ini akan meninggalkan seluruh manusia. Untuk dapat bertemu kembali dengannya di masa yang akan datang, tak ada yang bisa memastikannya.

Tentang bulan ramadan sendiri, seluruh umat muslim sudah pasti tahu keistimewaan dari bulan yang satu ini. Tak seperti bulan-bulan lainnya dalam kalender Islam, Ramadan memiliki kedudukan dan keutamaannya sendiri. Ramadan sering disebut sebagai pemimpinnya bulan yang lain. Ada satu malam di dalam bulan ramadan yang  kedudukannya lebih baik daripada seribu bulan, Lailatul Qadr dan beruntunglah seorang hamba yang mendapat kemuliaan dari malam itu. 

Ramadan juga dikenal sebagai bulan pengampunan dan bulan pelipatgandakannya kebaikan. Apapun kebaikan yang dikerjakan di bulan ini, nilainya akan berlipat ganda di hadapan Allah Swt. Di bulan ini juga Al Quran sebagai petunjuk bagi umat manusia kepada jalan yang benar diturunkan. Dengan semua kelebihan itu niscaya tiada seorang pun yang akan meragukan keistimewaan dari bulan ini.

Di luar dari seluruh keistimewaan yang ada di bulan Ramadan. Bagi saya sendiri, ramadan memiliki sesuatu yang magi di dalamnya yang membuat saya selalu rindu dengan kehadiran bulan ini. Kemagian ramadan itu menjelma seperti kekuatan yang mampu mempengaruhi alam di sekitarnya termasuk kepada manusia. Kekuatan ini tentu saja tak muncul sendiri dari bulan ini. Kekuatan ini saya yakini dititipkan oleh Allah Swt ke dalam bulan Ramadan.

Bayangkan saja, hanya di bulan ramadan seluruh umat muslim yang di dalam hatinya terdapat keimanan kepada ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw, seperti mendapat sebuah kekuatan yang mendorong mereka melakukan berbagai bentuk kebaikan. Tak hanya kebaikan personal berupa penegakan ibadah praktis seperti shalat, puasa, mengaji tetapi juga ibadah sosial pun turut dilakukan.

Hanya di bulan ramadan, masjid-masjid ramai disesaki orang-orang yang ingin menghadap kepada sang Ilahi setiap lima kali sehari. Di luar bulan ramadan, tempat ini biasanya sunyi dan hanya dihuni oleh manusia-manusia berusia senja yang sudah siap dipanggil Sang Maha Kuasa. Bahkan meskipun para pendakwah telah berbusa-busa mulutnya mengingatkan setiap muslim tentang betapa pentingnya meramaikan rumah Allah Swt itu, bangunan itu masih tetap saja sunyi, sepi dari pengunjung.

Kemagian bulan ramadan tak hanya terjadi di tempat suci it. Di pasar sekalipun, tempat yang paling buruk di muka bumi, baik yang besar maupun yang kecil. Ketika tiba datangnya seruan untuk menghadap Allah Swt, orang-orang berduyun-duyun segera datang ke tempat ibadah terdekat untuk menjawab panggilan itu. 

Pernah suatu kali di sebuah mall pada bulan ramadan, saya terpaksa harus mengantri cukup lama ketika ingin mendirikan shalat karena mushalla kecil di tempat itu penuh sesak oleh pengunjung yang ingin mendirikan shalat. Di luar bulan ramadan, seruan itu biasa hanya menjadi penghias hiruk pikuk transaksi jual beli.

Tak hanya itu, juga di bulan ramadan saja ramai orang-orang peduli untuk memberi makan sesama manusia setidaknya ketika tiba dua waktu utama, sahur dan berbuka. Di luar bulan ramadan, jangan terlalu berharap bisa melihat pemandangan itu sebab orang-orang sibuk mengenyangkan perutnya masing-masing sampai lupa ada orang di sebelahnya yang kelaparan akibat kerakusannya. 

Di bulan ramadan juga, orang-orang yang tak cukup beruntung yang tak dapat memilih ingin makan apa bisa setidaknya berbahagia untuk menikmati sajian beraneka rupa. Mereka cukup datang ke masjid atau pinggir jalan raya ketika darang waktu berbuka, ramai orang berbagi makanan disana.

Di bulan ramadan juga, orang-orang menjadi tak pelit berbagi bahkan berlomba-lomba mengeluarkan uangnya. Dan di bulan ramadan juga,  tayangan televisi tiba-tiba berlomba-lomba memberikan sajian penuh edukasi. Lantas ketika bulan ramadan akan pergi, yang paling membuat sedih adalah kebaikan-kebagian yang terjadi di bulan ramadan juga akan ikut serta  pergi bersamaan dengan kepergian bulan ramadan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun